Kematian Gadis India yang Diperkosa Beramai-ramai Berbuntut Kerusuhan
Kamis, 01 Oktober 2020 - 15:35 WIB
HATHRAS - Kematian gadis 19 tahun di India korban pemerkosaan geng pria memicu demo yang berujung kerusuhan di Hathras, Uttar Pradesh. Massa mengamuk setelah jasad gadis itu dikremasi pihak berwenang tanpa seizin keluarganya.
Korban pemerkosaan itu merupakan gadis dari komunitas Dalit, sebuah kasta terendah di negara tersebut.
Pada 14 September, korban diperkosa beramai-ramai hingga mengalami luka parah termasuk di bagian lidah lantaran melakukan perlawanan. Dia diserang di sebuah lahan di dekat arumahnya di Hathras, sekitar 100 km dari New Delhi. (Baca: Gadis India Meninggal di Rumah Sakit setelah Diperkosa Beramai-ramai )
Korban berjuang untuk hidup di rumah sakit selama dua minggu sebelum akhirnya menyerah pada Selasa (29/9/2020).
Tak hanya di Hathras, massa yang menuntut keadilan untuk korban juga turun ke jalan-jalan di berbagai wilayah di India. Beberapa dari mereka termasuk para akivis dan politisi.
Saudara laki-laki korban mengatakan baik polisi maupun pejabat pemerintah tidak meminta izin keluarga untuk melakukan upacara kremasi terhadap jasad korban.
Namun, Praveen Kumar Laxar; seorang hakim distrik setempat, membantah bahwa kremasi dilakukan tanpa izin keluarga. (Baca: Nenek 86 Tahun Diperkosa Pemuda India: 'Saya seperti Nenekmu...' )
Korban dan saudara laki-lakinya tidak diidentifikasi karena undang-undang India melarang menyebutkan nama korban kekerasan seksuala dan kerabatnya.
Polisi dan pejabat pemerintah di distrik asal gadis itu tidak menanggapi permintaan komentar yang diajukan media.
Keluarga korban mengatakan kepada media lokal bahwa mereka menemukan korban dalam kondisi telanjang, berdarah dan lumpuh, dengan lidah terbelah dan tulang belakang patah di sebuah lahan terbuka di dekat rumah mereka. Dia meninggal dua minggu kemudian di sebuah rumah sakit di New Delhi.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Korban pemerkosaan itu merupakan gadis dari komunitas Dalit, sebuah kasta terendah di negara tersebut.
Pada 14 September, korban diperkosa beramai-ramai hingga mengalami luka parah termasuk di bagian lidah lantaran melakukan perlawanan. Dia diserang di sebuah lahan di dekat arumahnya di Hathras, sekitar 100 km dari New Delhi. (Baca: Gadis India Meninggal di Rumah Sakit setelah Diperkosa Beramai-ramai )
Korban berjuang untuk hidup di rumah sakit selama dua minggu sebelum akhirnya menyerah pada Selasa (29/9/2020).
Tak hanya di Hathras, massa yang menuntut keadilan untuk korban juga turun ke jalan-jalan di berbagai wilayah di India. Beberapa dari mereka termasuk para akivis dan politisi.
Saudara laki-laki korban mengatakan baik polisi maupun pejabat pemerintah tidak meminta izin keluarga untuk melakukan upacara kremasi terhadap jasad korban.
Namun, Praveen Kumar Laxar; seorang hakim distrik setempat, membantah bahwa kremasi dilakukan tanpa izin keluarga. (Baca: Nenek 86 Tahun Diperkosa Pemuda India: 'Saya seperti Nenekmu...' )
Korban dan saudara laki-lakinya tidak diidentifikasi karena undang-undang India melarang menyebutkan nama korban kekerasan seksuala dan kerabatnya.
Polisi dan pejabat pemerintah di distrik asal gadis itu tidak menanggapi permintaan komentar yang diajukan media.
Keluarga korban mengatakan kepada media lokal bahwa mereka menemukan korban dalam kondisi telanjang, berdarah dan lumpuh, dengan lidah terbelah dan tulang belakang patah di sebuah lahan terbuka di dekat rumah mereka. Dia meninggal dua minggu kemudian di sebuah rumah sakit di New Delhi.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda