Militer China Latihan Perang Besar-besaran di Empat Laut
Selasa, 29 September 2020 - 08:59 WIB
BEIJING - Militer China , untuk kedua kalinya dalam dua bulan, mengadakan latihan perang besar-besaran di empat laut di perbatasan timurnya. Manuver tersebut dimulai awal pekan ini.
Setidaknya ada lima latihan perang yang dijalani Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yakni dua di Laut China Selatan , satu di Laut China Timur dan dua di Laut Kuning, yang salah satunya di Laut Bohai, jalur perairan terdalam.
Menurut laporan Reuters, Selasa (29/9/2020), banyak latihan akan menampilkan manuver tembakan langsung. (Baca: Partai Komunis China Nyatakan Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS )
Bulan lalu, PLA mengadakan latihan perang besar-besaran yang serupa, yang menurut Kementerian Pertahanan China tidak menargetkan negara tertentu. Namun, pesawat mata-mata U-2 "Dragon Lady" Amerika Serikat (AS) terbang langsung melalui salah satu latihan perang China di Laut Kuning, meskipun zona larangan terbang ditetapkan oleh Beijing sebagai tindakan pencegahan keamanan. Kementerian Pertahanan China mengecam langkah tersebut sebagai "provokasi murni", dan mencatat insiden tersebut sebagai gangguan yang dapat dengan mudah menyebabkan kesalahpahaman.
Latihan bulan ini, yang akan diperpanjang hingga awal Oktober, dilakukan di tengah peningkatan aktivitas militer AS di Pasifik, terutama di perairan dekat China. Sputniknews telah mendokumentasikan bagaimana beberapa pesawat mata-mata Amerika melakukan penerbangan zigzag melintasi Laut China Selatan dan Laut Kuning setiap hari, yang terkadang menyamar sebagai pesawat sipil dalam upaya untuk menipu penonton. AS juga memimpin latihan peran besar-besaran Angkatan Laut "Rim of the Pacific (Rimpac) di lepas pantai Hawaii dan latihan Valiant Shield di Laut Filipina dekat Guam. (Baca: China Tembakkan Rudal Pembunuh Kapal Induk, Peringatan untuk AS )
Collin Koh, seorang peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, mengatakan kepada South China Morning Post bahwa latihan China bertujuan untuk mendemonstrasikan tekad dalam mengikuti persiapan pertempuran masa damai di mata publik domestik dan audiens eksternal.
"Tindakan itu terutama ditujukan pada serentetan aktivitas militer AS dan sekutu baru-baru ini di daerah itu,” kata Koh. “Secara operasional, ini untuk menunjukkan kemampuan PLA untuk melakukan mobilisasi besar pasukan untuk pelatihan di beberapa wilayah laut—yang juga menyoroti bahwa PLA tidak terpengaruh oleh pandemi dengan cara apa pun," papar Koh.
Angkatan Laut PLA semakin gencar mengoperasikan kapal induk pertamanya; Liaoning, dan kapal induk baru yang dirancang secara lokal, Shandong, bersama-sama di Laut Kuning. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Sementara itu, kapal induk ketiganya, yang hanya dikenal sebagai Type 002, sedang dibangun di Shanghai, bersama dengan kapal induk lain dan kapal pembawa helikopter Type 075 di berbagai wilayah.
Setidaknya ada lima latihan perang yang dijalani Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yakni dua di Laut China Selatan , satu di Laut China Timur dan dua di Laut Kuning, yang salah satunya di Laut Bohai, jalur perairan terdalam.
Menurut laporan Reuters, Selasa (29/9/2020), banyak latihan akan menampilkan manuver tembakan langsung. (Baca: Partai Komunis China Nyatakan Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS )
Bulan lalu, PLA mengadakan latihan perang besar-besaran yang serupa, yang menurut Kementerian Pertahanan China tidak menargetkan negara tertentu. Namun, pesawat mata-mata U-2 "Dragon Lady" Amerika Serikat (AS) terbang langsung melalui salah satu latihan perang China di Laut Kuning, meskipun zona larangan terbang ditetapkan oleh Beijing sebagai tindakan pencegahan keamanan. Kementerian Pertahanan China mengecam langkah tersebut sebagai "provokasi murni", dan mencatat insiden tersebut sebagai gangguan yang dapat dengan mudah menyebabkan kesalahpahaman.
Latihan bulan ini, yang akan diperpanjang hingga awal Oktober, dilakukan di tengah peningkatan aktivitas militer AS di Pasifik, terutama di perairan dekat China. Sputniknews telah mendokumentasikan bagaimana beberapa pesawat mata-mata Amerika melakukan penerbangan zigzag melintasi Laut China Selatan dan Laut Kuning setiap hari, yang terkadang menyamar sebagai pesawat sipil dalam upaya untuk menipu penonton. AS juga memimpin latihan peran besar-besaran Angkatan Laut "Rim of the Pacific (Rimpac) di lepas pantai Hawaii dan latihan Valiant Shield di Laut Filipina dekat Guam. (Baca: China Tembakkan Rudal Pembunuh Kapal Induk, Peringatan untuk AS )
Collin Koh, seorang peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, mengatakan kepada South China Morning Post bahwa latihan China bertujuan untuk mendemonstrasikan tekad dalam mengikuti persiapan pertempuran masa damai di mata publik domestik dan audiens eksternal.
"Tindakan itu terutama ditujukan pada serentetan aktivitas militer AS dan sekutu baru-baru ini di daerah itu,” kata Koh. “Secara operasional, ini untuk menunjukkan kemampuan PLA untuk melakukan mobilisasi besar pasukan untuk pelatihan di beberapa wilayah laut—yang juga menyoroti bahwa PLA tidak terpengaruh oleh pandemi dengan cara apa pun," papar Koh.
Angkatan Laut PLA semakin gencar mengoperasikan kapal induk pertamanya; Liaoning, dan kapal induk baru yang dirancang secara lokal, Shandong, bersama-sama di Laut Kuning. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Sementara itu, kapal induk ketiganya, yang hanya dikenal sebagai Type 002, sedang dibangun di Shanghai, bersama dengan kapal induk lain dan kapal pembawa helikopter Type 075 di berbagai wilayah.
(min)
tulis komentar anda