Perang Azerbaijan dengan Armenia Berlanjut, Senjata Berat Dikerahkan
Senin, 28 September 2020 - 15:03 WIB
Permusuhan yang berkepanjangan pecah sebelumnya pada Minggu pagi. Yerevan menuduh Baku menggunakan pesawat tempur dan artileri berat untuk membom sasaran di Nagorno-Karabakh.
Baku, pada gilirannya, mengatakan telah melakukan serangan balik sebagai tanggapan atas provokasi Armenia. Kedua belah pihak—yang telah bertempur dalam banyak kesempatan sejak runtuhnya Uni Soviet—mengirim bala bantuan ke garis depan dan saling menyalahkan karena menargetkan warga sipil. (Baca juga: PM Armenia Peringatkan Turki Tidak Terlibat dalam Konflik Nagorno-Karabakh )
Nagorno-Karabakh dan sekutu lama sekaligus pendukungnya; Armenia, mengumumkan darurat militer dan memobilisasi para penduduk pria usia wajib militer pada hari Minggu.
Langkah serupa dilakukan Azerbaijan pada hari ini. Otoritas Azerbaijan juga memutus layanan internet, dengan alasan persyaratan masa perang; media sosial dan messenger termasuk Facebook, Twitter, Telegram, dan WhatsApp juga dilaporkan tidak dapat digunakan di negara Kaukasus Selatan itu.
Pertempuran itu memicu kesibukan diplomasi, di mana Amerika Serikat, Prancis, dan Uni Eropa menyerukan penghentian permusuhan segera. Rusia, yang secara tradisional memiliki hubungan hangat dengan Armenia dan Azerbaijan, menawarkan peran mediasi, juga membahas krisis dengan Turki—negara yang segera menawarkan dukungan penuh kepada Baku.
Baku, pada gilirannya, mengatakan telah melakukan serangan balik sebagai tanggapan atas provokasi Armenia. Kedua belah pihak—yang telah bertempur dalam banyak kesempatan sejak runtuhnya Uni Soviet—mengirim bala bantuan ke garis depan dan saling menyalahkan karena menargetkan warga sipil. (Baca juga: PM Armenia Peringatkan Turki Tidak Terlibat dalam Konflik Nagorno-Karabakh )
Nagorno-Karabakh dan sekutu lama sekaligus pendukungnya; Armenia, mengumumkan darurat militer dan memobilisasi para penduduk pria usia wajib militer pada hari Minggu.
Langkah serupa dilakukan Azerbaijan pada hari ini. Otoritas Azerbaijan juga memutus layanan internet, dengan alasan persyaratan masa perang; media sosial dan messenger termasuk Facebook, Twitter, Telegram, dan WhatsApp juga dilaporkan tidak dapat digunakan di negara Kaukasus Selatan itu.
Pertempuran itu memicu kesibukan diplomasi, di mana Amerika Serikat, Prancis, dan Uni Eropa menyerukan penghentian permusuhan segera. Rusia, yang secara tradisional memiliki hubungan hangat dengan Armenia dan Azerbaijan, menawarkan peran mediasi, juga membahas krisis dengan Turki—negara yang segera menawarkan dukungan penuh kepada Baku.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda