Anwar Ibrahim Selangkah Menuju Kursi PM

Kamis, 24 September 2020 - 11:15 WIB
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim. Foto/BCB
KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengaku siap akan membentuk pemerintahan baru karena mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen. Dia juga sedang mencari kesempatan bertemu dengan Raja Malaysia untuk memformalisasikan penunjukkan sebagai perdana menteri (PM).

Anwar harus mendapatkan restu Raja Malaysia untuk bisa menggantikan PM Muhyiddin Yassin, mngatakan dia mendapatkan dukungan dari anggota parlemen berarti “Muhyiddin akan lengser sebagai PM”. “Kita memiliki mayoritas kuat dan kokoh. Saya tidak berbicara tentang empat, lima, atau enea kursi. Saya berbicara lebih dari itu,” kata Anwar, dilansir Reuters. Dia tidak menyebutkan jumlah, tetapi itu mendekati dua pertiga atau 222 anggota parlemen. (Baca: Inilah Pemandangan Ahli Riya Pada Hari Kiamat)

Ketika didesak siapa anggota parlemen yang memberikan dukungan kepada Anwar , dia akan mengungkapkan namanya setelah bertemu dengan Raja Malaysia. “Kita membutuhkan pemerintahan yang stabil dan kuat untuk menjalankan dan menyelamatkan negara,” katanya. Dia hanya mengatakan, dirinya mendapatkan dukungan anggota parlemen dari berbagai pihak, termasuk Pakatan Nasional (PN), koalisi pendukung PM Muhyiddin.



Apakah Mahathir Mohamad akan bergabung memberikan dukungan? “Belum saat ini, dia mungkin akan memutuskan setelahnya,” jawabnya. Dia menjamin pengumuman ini bukan sebagai langkah untuk membentuk pemerintahan di belakang pintu. “Pemerintahan ini mendapatkan mandat dan dukungan. Siapa yang akan bergabung akan mendapatkan pemerintahan yang baik, anti-korupsi, penegakan hukum dan inklusif bagi seluruh ras dan agama,” katanya. Dia menjelaskan, hal itu merupakan posisi yang jelas dan tidak bisa dikompromikan. “Para pengkhianat yang meninggalkan PKR tidak masuk dalam daftar,” katanya.

Anwar menjelaskan dirinya dukungan anggota parlemen dari berbagai partai itu setelah banyak pihak mengatakan ketidakpuasan dengan kepemimpinan PM Muhyiddin. “Mereka menginginkan kepemimpinan yang stabil dan akuntabel untuk menghadapi krisis dan peduli dengan penderitaan semua rakyat yang berjuang melawan pandemi ekonomi,” katanya. (Baca juga: Proyek Sodetan Kali Ciliwung di Bidara Cina Terganjal Ganti Rugi)

Anwar juga mengungkapkan, dia seharusnya bertemu dengan raja kemarin pada pukul 11.00. Namun, pertemuan itu ditunda karena raja sedang dirawat di rumah sakit. Dia juga mengaku telah berbincang dengan raja Malaysia melalui telepon. Istana Negara mengatakan Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memang sedang beorbat ke Institut Jantung Naisonal.

Dalam kesempatan konferensi pers, Anwar juga mengkritik pemerintahan yang tidak stabil saat ini tidak mampu mengendalikan krisis yang menyebabkan resesi ekonomi dan ketegangan rasial. “Kita tidak melihat adanya upaya mobilisasi sumber daya negara dan kemampuan untuk menghadapi krisis yang ada di depan,” katanya. Justru yang terlibat, menurut dia, pemerintah membagikan berbagai posisi, penunjukkan dan kontrak.

Anwar menyatakan, publik sulit mengetahui apa yang dilakukan 70 menteri karena tidak pernah ada informasi tentang apa yang dilakukan di kabinet. “Setelah tujuh bulan berkuasa, PM tidak pernah melakukan konferensi pers setelah rapat kabinet,” kritiknya. (Baca juga: Riau Jadi Pusat Perhatian Penanganan Karhutla)

Klaim pemimpin oposisi itu setelah kurang dari tujuh bulan Muhyiddin memipin Malaysia karena kejatuhan pemerintahan Mahathir Mohamad. Kantor PM Malaysia tidak merespons tentang pernyataan Anwar. Muhyiddin dianggap merebut kekuasaan dari koalisi berkuasa memanfaatkan sejumlah anggota parlemen yang membelot. Tapi, kekuasaan PM Muhyiddin dinilai sangat rentan karena memiliki mayoritas ramping di parlemen.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More