Bikin Heboh, Gereja Islandia Tampilkan Gambar Yesus Berpayudara di Bawah Pelangi

Kamis, 17 September 2020 - 00:03 WIB
Iklan dari Gereja Nasional Islandia menampilkan gambar Yesus berpayudara untuk kampanye keberagaman. Foto/Nutiminn.is
REYKJAVIK - Sebuah iklan dari Gereja Nasional Islandia untuk menyambut anak-anak ke Sekolah Minggu telah menimbulkan kontroversi. Musababnya, iklan itu menampilkan gambar Yesus Kristus berpayudara besar, memakai riasan dan menari di bawah pelangi.

Direktur komunikasi Gereja Pétur Georg Markan menjelaskan bahwa ini adalah cara merayakan keberagaman. Dia mengatakan gereja percaya itu "positif dan alami" bagi Yesus untuk menarik orang-orang dalam segala bentuk yang mungkin. Dia menekankan bahwa gereja berusaha merangkul masyarakat sebagaimana adanya.

(Baca juga : Karpet Merah Terbentang untuk Kampus Asing )

(Baca: Dewan Kristen Swedia Kecam Pembakaran Al-Qur'an )

“Kami memiliki semua jenis orang dan kami perlu melatih diri kami untuk berbicara tentang Yesus sebagai 'segala macam' dalam konteks ini. Terutama karena sangat penting bahwa setiap orang melihat diri mereka sendiri di dalam Yesus dan bahwa kita tidak terlalu buntu. Itu pesan yang penting," kata Mark kepada surat kabar online Vísiryang dilansir Rabu (16/9/2020).



(Baca juga : Polda Selidiki Pelaku Mutilasi di Apartemen Kalibata Lewat CCTV )

“Setiap orang memiliki cara mereka sendiri untuk menafsirkan gambar ini,” kata Guðrún Karls-og Helgudóttir, pendeta gereja Grafarvogskirkja, kepada surat kabar Morgunblaðið.

"Beberapa orang menafsirkannya sebagai trans-Yesus, yang lain menafsirkannya sebagai wanita. Beberapa orang melihat Maria dengan janggut, dan yang lain melihat orang yang genderqueer. Pandangan di dalam gereja sama beragamnya dengan di tempat lain," kata dia menyimpulkan keberagaraman. (Baca: Paus Fransiskus: Bergosib Adalah Wabah yang Lebih Buruk daripada Covid-19 )

Gambar tersebut muncul di halaman Facebook Gereja Nasional dan memicu reaksi polarisasi, mulai dari "luar biasa", "hambar" hingga "sangat bodoh". Sementara beberapa orang memujinya sebagai langkah penting menuju inklusi, di mana banyak dari mereka menyatakan itu adalah penghinaan terhadap Yesus dan mengakui perilaku seperti itu adalah alasan mereka meninggalkan Gereja Nasional untuk bergabung dengan jemaat Kristen lainnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More