Profil Ahmed al-Sharaa, Pemimpin De Facto Suriah yang Dulunya Komandan Al Qaeda
Rabu, 25 Desember 2024 - 13:01 WIB
Tujuan HTS yang dinyatakan waktu itu adalah untuk membebaskan Suriah dari pemerintahan otokratis Assad.
Selain itu, kelompok ini ingin mengusir milisi Iran dari negara tersebut dan mendirikan pemerintahan baru sesuai dengan interpretasi mereka sendiri tentang “hukum Islam”.
Sebagai pendiri HTS, al-Sharaa telah berusaha memisahkan diri dari pihak lain dan hanya berfokus pada pembentukan “republik Islam” di Suriah.
Sejak 2016, ia telah memposisikan dirinya dan kelompok sebagai penjaga yang kredibel bagi Suriah jika sudah terbebas dari rezim al-Assad.
Secara perlahan, HTS menghimpun kekuatan dari provinsi Idlib. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka melancarkan serangan yang mengejutkan rezim Assad di Damaskus di akhir tahun 2024.
Tak butuh waktu lama, Assad akhirnya melarikan diri ke luar negeri. Sebagai gantinya, al-Sharaa yang menjadi pemimpin HTS pun secara tidak langsung menjadi pemimpin de facto Suriah sekarang.
Tambahan informasi, sebelumnya al-Sharaa juga masuk deretan buronan Amerika Serikat dalam daftar " Teroris Global yang Ditunjuk Khusus " pada bulan Mei 2013 dengan hadiah sebesar USD10 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Namun, status tersebut dicabut pada awal Desember 2024 setelah al-Sharaa bertemu dengan delegasi AS untuk berunding mengenai kondisi di Suriah.
Demikianlah ulasan mengenai profil Ahmed al-Sharaa, pemimpin de facto Suriah yang dulunya menjadi komandan di salah satu cabang Al Qaeda.
Selain itu, kelompok ini ingin mengusir milisi Iran dari negara tersebut dan mendirikan pemerintahan baru sesuai dengan interpretasi mereka sendiri tentang “hukum Islam”.
Sebagai pendiri HTS, al-Sharaa telah berusaha memisahkan diri dari pihak lain dan hanya berfokus pada pembentukan “republik Islam” di Suriah.
Sejak 2016, ia telah memposisikan dirinya dan kelompok sebagai penjaga yang kredibel bagi Suriah jika sudah terbebas dari rezim al-Assad.
Secara perlahan, HTS menghimpun kekuatan dari provinsi Idlib. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka melancarkan serangan yang mengejutkan rezim Assad di Damaskus di akhir tahun 2024.
Tak butuh waktu lama, Assad akhirnya melarikan diri ke luar negeri. Sebagai gantinya, al-Sharaa yang menjadi pemimpin HTS pun secara tidak langsung menjadi pemimpin de facto Suriah sekarang.
Tambahan informasi, sebelumnya al-Sharaa juga masuk deretan buronan Amerika Serikat dalam daftar " Teroris Global yang Ditunjuk Khusus " pada bulan Mei 2013 dengan hadiah sebesar USD10 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Namun, status tersebut dicabut pada awal Desember 2024 setelah al-Sharaa bertemu dengan delegasi AS untuk berunding mengenai kondisi di Suriah.
Demikianlah ulasan mengenai profil Ahmed al-Sharaa, pemimpin de facto Suriah yang dulunya menjadi komandan di salah satu cabang Al Qaeda.
Lihat Juga :
tulis komentar anda