2 Sekutu Al Qaeda yang Sukses Kuasai Negara, Salah Satunya Baru Saja Kuasai Suriah
Selasa, 24 Desember 2024 - 18:45 WIB
DAMASKUS - Terdapat dua sekutu Al Qaeda yang berhasil menguasai negara, di mana salah satunya baru saja berhasil merebut kekuasaan dari tangan rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Nama Al Qaeda pertama kali mencuat setelah tragedi 11 September 2001 World Trade Center di Amerika Serikat (AS). Dari situ AS langsung menyerbu markas mereka yang diduga berada di Afghanistan.
Untuk melarikan diri dari perang yang dipimpin AS pasca-9/11 di Afghanistan, pimpinan utama al-Qaeda melarikan diri ke timur ke Pakistan.
Pada bulan Juli 2007, badan intelijen AS menemukan organisasi tersebut sedang menyusun kembali dan mendapatkan kembali kekuatan di daerah-daerah kesukuan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan.
Pembunuhan pemimpin utama al-Qaeda Osama bin Laden oleh pasukan AS di Pakistan pada bulan Mei 2011 merupakan pukulan telak bagi organisasi tersebut, tetapi para analis mengatakan al-Qaeda tetap mematikan dengan jaringannya yang tersebar di seluruh dunia.
2 Sekutu Al Qaeda yang Sukses Kuasai Negara
Kelompok Taliban terbentuk pada awal 1990-an oleh mujahidin Afghanistan, atau pejuang gerilya Islam yang telah melawan pendudukan Soviet (1979–89) dengan dukungan rahasia dari CIA dan mitranya dari Pakistan, Direktorat Intelijen Antar-Layanan (ISI).
Dilansir dari Council on Foreign Relation, Taliban adalah kelompok fundamentalis Islam yang sebagian besar bersuku Pashtun.
Mereka sempat digulingkan dari Afghanistan setelah AS melancarkan invasinya pada tahun 2001.
Namun pada Agustus 2021, Taliban kembali berkuasa. Serangan cepat mereka terjadi saat Amerika Serikat menarik pasukannya yang tersisa dari Afghanistan sebagaimana yang diuraikan dalam perjanjian damai tahun 2020 dengan kelompok tersebut.
Karena Taliban menjalin hubungan dekat dengan al-Qaeda, para analis khawatir Taliban dapat menyediakan tempat berlindung yang aman bagi mereka dan memungkinkan mereka melancarkan serangan teroris internasional dari wilayah Afghanistan.
Dalam laporannya di tahun 2022, tim PBB yang memantau Taliban mengatakan kelompok itu "tetap dekat" dengan al-Qaeda dan bahwa "al-Qaeda memiliki tempat berlindung yang aman di bawah Taliban dan kebebasan bertindak yang meningkat."
Ha'yat Tahrir al-Sham (HTS) merupakan pemberontak Islam Sunni di Suriah yang berhasil menggulingkan kekuasaan Bashar al-Assad setelah merebut Damaskus pada 9 Desember 2024.
Pendiri HTS Abu Mohammed al-Jawlani, tercatat pernah bertempur di bawah pimpinan al-Qaeda di Irak dan kemudian menghabiskan lima tahun di penjara Irak karena aktivitas terorisnya.
Pada tahun 2011, ia kembali ke Suriah dan mendirikan Jabhat al-Nusra, cabang al-Qaeda di negara itu.
Namun, Al-Jawlani mengklaim HTS memutuskan hubungan dengan al-Qaeda pada tahun 2016 dan tidak lagi menganut ideologi Salafi-jihadinya.
Hingga saat ini memang belum bisa dikonfirmasi secara pasti apa memang salah satu sekutu Al Qaeda ini memang telah membelot atau tidak.
Nama Al Qaeda pertama kali mencuat setelah tragedi 11 September 2001 World Trade Center di Amerika Serikat (AS). Dari situ AS langsung menyerbu markas mereka yang diduga berada di Afghanistan.
Untuk melarikan diri dari perang yang dipimpin AS pasca-9/11 di Afghanistan, pimpinan utama al-Qaeda melarikan diri ke timur ke Pakistan.
Pada bulan Juli 2007, badan intelijen AS menemukan organisasi tersebut sedang menyusun kembali dan mendapatkan kembali kekuatan di daerah-daerah kesukuan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan.
Pembunuhan pemimpin utama al-Qaeda Osama bin Laden oleh pasukan AS di Pakistan pada bulan Mei 2011 merupakan pukulan telak bagi organisasi tersebut, tetapi para analis mengatakan al-Qaeda tetap mematikan dengan jaringannya yang tersebar di seluruh dunia.
2 Sekutu Al Qaeda yang Sukses Kuasai Negara
1. Taliban Afghanistan
Kelompok Taliban terbentuk pada awal 1990-an oleh mujahidin Afghanistan, atau pejuang gerilya Islam yang telah melawan pendudukan Soviet (1979–89) dengan dukungan rahasia dari CIA dan mitranya dari Pakistan, Direktorat Intelijen Antar-Layanan (ISI).
Dilansir dari Council on Foreign Relation, Taliban adalah kelompok fundamentalis Islam yang sebagian besar bersuku Pashtun.
Mereka sempat digulingkan dari Afghanistan setelah AS melancarkan invasinya pada tahun 2001.
Namun pada Agustus 2021, Taliban kembali berkuasa. Serangan cepat mereka terjadi saat Amerika Serikat menarik pasukannya yang tersisa dari Afghanistan sebagaimana yang diuraikan dalam perjanjian damai tahun 2020 dengan kelompok tersebut.
Karena Taliban menjalin hubungan dekat dengan al-Qaeda, para analis khawatir Taliban dapat menyediakan tempat berlindung yang aman bagi mereka dan memungkinkan mereka melancarkan serangan teroris internasional dari wilayah Afghanistan.
Dalam laporannya di tahun 2022, tim PBB yang memantau Taliban mengatakan kelompok itu "tetap dekat" dengan al-Qaeda dan bahwa "al-Qaeda memiliki tempat berlindung yang aman di bawah Taliban dan kebebasan bertindak yang meningkat."
2. Ha'yat Tahrir al-Sham (HTS) Suriah
Ha'yat Tahrir al-Sham (HTS) merupakan pemberontak Islam Sunni di Suriah yang berhasil menggulingkan kekuasaan Bashar al-Assad setelah merebut Damaskus pada 9 Desember 2024.
Pendiri HTS Abu Mohammed al-Jawlani, tercatat pernah bertempur di bawah pimpinan al-Qaeda di Irak dan kemudian menghabiskan lima tahun di penjara Irak karena aktivitas terorisnya.
Pada tahun 2011, ia kembali ke Suriah dan mendirikan Jabhat al-Nusra, cabang al-Qaeda di negara itu.
Namun, Al-Jawlani mengklaim HTS memutuskan hubungan dengan al-Qaeda pada tahun 2016 dan tidak lagi menganut ideologi Salafi-jihadinya.
Hingga saat ini memang belum bisa dikonfirmasi secara pasti apa memang salah satu sekutu Al Qaeda ini memang telah membelot atau tidak.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda