Profil Atheist Refugee Relief, Organisasi Ateis Jerman yang Dikaitkan Taleb Abdulmohsen

Senin, 23 Desember 2024 - 14:21 WIB
Atheist Refugee Relief melaporkan bahwa kisah pribadi pelarian Rana Ahmad dari Arab Saudi ke Jerman pada tahun 2015 telah menjadi inspirasi untuk membentuk organisasi bantuan dan jaringan dukungan yang lebih luas.

Giordano Bruno Foundation menyediakan dana awal sebesar 10.000 euro untuk pendirian organisasi tersebut.

Pada bulan November 2017, Atheist Refugee Relief didirikan dan dipersembahkan kepada publik dalam rangka peringatan 10 tahun Dewan Pusat Eks-Muslim di Cologne.

Pada tahun 2020, dewan direksi organisasi ateis tersebut terdiri dari Rana Ahmad (asal Arab Saudi), Mahmudul Haque Munshi (asal Bangladesh), dan Stefan Paintner (asal Jerman).

Para pengungsi dan aktivis lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Amed Sherwan dan Worood Zuhair asal Irak, Mina Ahadi, Mohamad Hosein Tavasolli, Farid Mahnad, dan Sina Nasiri asal Iran, Yahya Ekhou asal Mauritania, Muhammad Ajeef dan Alia Khannum asal Pakistan, Loujain Sultan asal Arab Saudi, Abdulrahman Akkad asal Suriah.

Di Jerman, organisasi ini menawarkan bantuan praktis kepada para pengungsi dalam kontak mereka dengan pihak berwenang, dokter, dan pengacara.

Organisasi tersebut juga membantu para pengungsi ateis mendapatkan akses ke kursus bahasa dan integrasi yang sesuai, atau terapi fisiologis dan psikologis setelah pelanggaran HAM.

Atheist Refugee Relief secara rutin berhubungan dengan politisi dan otoritas negara Jerman. Di negara asal para ateis, organisasi ini menyediakan bantuan kemanusiaan darurat dalam krisis akut bagi individu dan kelompok.

Organisasi tersebut menyatakan bahwa di 13 negara di seluruh dunia (Afghanistan, Iran, Yaman, Malaysia, Maladewa, Mauritania, Nigeria, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, Sudan, dan Uni Emirat Arab), HAM atas kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat dihukum mati atas tuduhan murtad atau penistaan agama.

Selain itu, kata mereka, hukuman penjara dapat dijatuhkan di lebih dari 40 negara.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!