3 Alasan Rusia Setia Dukung Bashar al-Assad di Suriah
Selasa, 10 Desember 2024 - 15:46 WIB
Setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1990-an, pengaruhnya di Suriah menjadi berkurang. Lambat laun, hubungan kembali mesra pada tahun 2000 setelah Vladimir Putin menjadi presiden Rusia dan Bashar al-Assad menjadi presiden Suriah.
Mengutip Mena Research Center, faktor Perang Dingin Soviet-Amerika Serikat (AS) berperan penting dalam penguatan hubungan Moskow dan Damaskus.
Sejak itu, pengaruh Rusia di Suriah terus tumbuh dan kedua negara sepakat menjajaki aliansi yang kuat.
Rusia membuktikan dukungannya ke Suriah saat menjadi sekutu utama pemerintahan Assad yang dilanda pemberontakan. Moskow dalam hal ini bahkan rela dikutuk oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lain karena membantu rezim di sana.
Dukungan Rusia di Suriah meningkat drastis setelah gerakan Arab Spring.
Salah satu momennya saat revolusi Libya menggulingkan Muammar Khadafi pada tahun 2011 yang dianggap melemahkan pengaruh Moskow di dunia Arab.
Singkatnya, Rusia memiliki hubungan jangka panjang dengan Libya dalam hal penjualan senjata. Setelah rezim Khadafi runtuh, Vladimir Putin terpaksa mulai mencari sekutu di tempat lain di kawasan tersebut.
Akhirnya, terpilih Suriah sebagai tempat baru "bisnis" senjata Moskow. Rusia setelahnya dikenal sebagai pemasok senjata yang signifikan bagi Damaskus.
Beberapa laporan bahwa menyebut sekitar 10% penjualan senjata global Rusia diarahkan ke Suriah dengan taksiran nilai hingga USD1,5 miliar. Penjualan ini dilaporkan mencakup amunisi, pesawat latih militer, sistem pertahanan udara, dan senjata anti-tank.
Mengutip Mena Research Center, faktor Perang Dingin Soviet-Amerika Serikat (AS) berperan penting dalam penguatan hubungan Moskow dan Damaskus.
Sejak itu, pengaruh Rusia di Suriah terus tumbuh dan kedua negara sepakat menjajaki aliansi yang kuat.
Rusia membuktikan dukungannya ke Suriah saat menjadi sekutu utama pemerintahan Assad yang dilanda pemberontakan. Moskow dalam hal ini bahkan rela dikutuk oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lain karena membantu rezim di sana.
2. Kepentingan Nasional Rusia
Dukungan Rusia di Suriah meningkat drastis setelah gerakan Arab Spring.
Salah satu momennya saat revolusi Libya menggulingkan Muammar Khadafi pada tahun 2011 yang dianggap melemahkan pengaruh Moskow di dunia Arab.
Singkatnya, Rusia memiliki hubungan jangka panjang dengan Libya dalam hal penjualan senjata. Setelah rezim Khadafi runtuh, Vladimir Putin terpaksa mulai mencari sekutu di tempat lain di kawasan tersebut.
Akhirnya, terpilih Suriah sebagai tempat baru "bisnis" senjata Moskow. Rusia setelahnya dikenal sebagai pemasok senjata yang signifikan bagi Damaskus.
Beberapa laporan bahwa menyebut sekitar 10% penjualan senjata global Rusia diarahkan ke Suriah dengan taksiran nilai hingga USD1,5 miliar. Penjualan ini dilaporkan mencakup amunisi, pesawat latih militer, sistem pertahanan udara, dan senjata anti-tank.
Lihat Juga :
tulis komentar anda