Balas Dendam, Jet-jet Tempur Suriah dan Rusia Bombardir Pemberontak
Senin, 02 Desember 2024 - 09:51 WIB
ALEPPO - Jet-jet tempur Suriah dan Rusia telah membombardir basis-basis pemberontak di kota Idlib pada hari Minggu.
Itu sebagai pembalasan ketika Presiden Suriah Bashar al-Assad bersumpah untuk menghancurkan kelompok yang telah menyerbu dan merebut sebagian besar kota Aleppo.
Penduduk setempat mengatakan salah satu serangan udara menghantam daerah pemukiman padat di pusat Idlib, kota terbesar di daerah kantong oposisi atau pemberontak di dekat perbatasan Turki—tempat sekitar 4 juta orang tinggal di tenda dan tempat tinggal sementara.
Setidaknya tujuh orang tewas dan puluhan lainnya terluka, menurut tim penyelamat di tempat kejadian.
Tentara Suriah dan sekutunya; Rusia, mengatakan mereka menargetkan tempat persembunyian kelompok pemberontak dan membantah menyerang warga sipil.
Pada hari Sabtu, jet-jet tempur Rusia dan Suriah mengebom kota-kota lain di provinsi Idlib, yang dilaporkan telah sepenuhnya berada di bawah kendali pasukabn pemberontak dalam serangan paling berani sejak pertempuran dibekukan pada 2020.
Pasukan pemberontak menyerbu kota Aleppo, sebelah timur provinsi Idlib, sejak Kamis dan memaksa tentara Suriah mundur.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di media pemerintah, Presiden Assad mengatakan: "Teroris hanya tahu bahasa kekerasan dan dengan bahasa itulah kami akan menghancurkan mereka."
Militer Suriah mengatakan puluhan tentaranya tewas dalam serangan di Aleppo.
Pada hari Minggu, militer mengatakan mereka telah merebut kembali beberapa kota yang dikuasai pasukan pemberontak dalam beberapa hari terakhir.
Kelompok pemberontak tersebut adalah koalisi kelompok bersenjata sekuler arus utama yang didukung Turki bersama dengan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan kekuatan pemberontak paling kuat.
HTS telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS, Rusia, Turki, dan negara-negara lain.
Perang di Suriah, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi, telah berlangsung sejak 2011 tanpa akhir yang resmi.
Namun, sebagian besar pertempuran besar terhenti beberapa tahun yang lalu setelah Iran dan Rusia membantu pemerintah Assad memenangkan kendali atas sebagian besar wilayah dan semua kota besar.
Di dalam kota Aleppo, sebagian besar jalan kosong dan banyak toko tutup pada hari Minggu karena penduduk yang ketakutan tetap tinggal di rumah.
Masih ada banyak warga sipil yang meninggalkan kota, kata saksi mata dan penduduk.
Pasukan pemberontak bersenjata yang mengibarkan bendera oposisi melaju melewati kota, kata Yusuf Khatib, seorang penduduk, kepada Reuters melalui telepon, Senin (2/12/2024).
Beberapa pemberontak mengambil posisi di persimpangan jalan, imbuh dia.
Ahmad Tutenji, seorang pedagang di lingkungan New Aleppo yang makmur, mengatakan dia terkejut betapa cepatnya tentara Suriah pergi.
"Saya terkejut melihat bagaimana mereka melarikan diri dan meninggalkan kami," ujarnya.
Abdullah al-Halabi, seorang pensiunan yang lingkungannya dibom di dekat daerah pusat Qasr al-Baladi, mengatakan orang-orang takut mereka akan melihat terulangnya pengeboman yang dipimpin Rusia yang menewaskan ribuan orang sebelum mengusir pasukan pemberontak satu dekade lalu.
Pasukan Suriah yang telah ditarik dari kota sekarang berkumpul kembali dan bala bantuan juga dikirim untuk membantu dalam serangan balik, kata sumber-sumber militer Suriah.
Aleppo telah dikuasai dengan kuat oleh pemerintah Assad sejak kemenangan di sana pada tahun 2016, salah satu titik balik utama perang, ketika pasukan Suriah yang didukung Rusia mengepung dan menghancurkan wilayah timur yang dikuasai oposisi di kota terbesar negara itu.
Pasukan pemberontak mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah maju lebih jauh ke selatan kota Aleppo dan merebut kota Khansir dalam upaya untuk memotong rute pasokan utama tentara rezim Suriah ke kota Aleppo.
Sumber oposisi mengatakan mereka juga telah merebut kawasan Sheikh Najjar, salah satu kawasan industri utama negara itu.
Iran mengirim ribuan milisi Syiah ke Suriah selama perang Suriah dan, bersama Rusia dengan kekuatan udaranya, memungkinkan Assad untuk menghancurkan pemberontakan dan mendapatkan kembali sebagian besar wilayahnya.
Kurangnya personel untuk membantu menggagalkan serangan pemberontak dalam beberapa hari terakhir berkontribusi pada mundurnya pasukan tentara Suriah dengan cepat, menurut dua sumber militer.
Milisi yang bersekutu dengan Iran, yang dipimpin oleh Hizbullah, memiliki kehadiran yang kuat di wilayah Aleppo.
Dalam beberapa bulan terakhir, Israel juga meningkatkan serangannya terhadap pangkalan-pangkalan Iran di Suriah, sementara juga melancarkan serangan di Lebanon yang menurutnya telah melemahkan Hizbullah dan kemampuan militernya.
Itu sebagai pembalasan ketika Presiden Suriah Bashar al-Assad bersumpah untuk menghancurkan kelompok yang telah menyerbu dan merebut sebagian besar kota Aleppo.
Penduduk setempat mengatakan salah satu serangan udara menghantam daerah pemukiman padat di pusat Idlib, kota terbesar di daerah kantong oposisi atau pemberontak di dekat perbatasan Turki—tempat sekitar 4 juta orang tinggal di tenda dan tempat tinggal sementara.
Setidaknya tujuh orang tewas dan puluhan lainnya terluka, menurut tim penyelamat di tempat kejadian.
Tentara Suriah dan sekutunya; Rusia, mengatakan mereka menargetkan tempat persembunyian kelompok pemberontak dan membantah menyerang warga sipil.
Pada hari Sabtu, jet-jet tempur Rusia dan Suriah mengebom kota-kota lain di provinsi Idlib, yang dilaporkan telah sepenuhnya berada di bawah kendali pasukabn pemberontak dalam serangan paling berani sejak pertempuran dibekukan pada 2020.
Pasukan pemberontak menyerbu kota Aleppo, sebelah timur provinsi Idlib, sejak Kamis dan memaksa tentara Suriah mundur.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di media pemerintah, Presiden Assad mengatakan: "Teroris hanya tahu bahasa kekerasan dan dengan bahasa itulah kami akan menghancurkan mereka."
Militer Suriah mengatakan puluhan tentaranya tewas dalam serangan di Aleppo.
Pada hari Minggu, militer mengatakan mereka telah merebut kembali beberapa kota yang dikuasai pasukan pemberontak dalam beberapa hari terakhir.
Kelompok pemberontak tersebut adalah koalisi kelompok bersenjata sekuler arus utama yang didukung Turki bersama dengan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan kekuatan pemberontak paling kuat.
HTS telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS, Rusia, Turki, dan negara-negara lain.
Perang di Suriah, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi, telah berlangsung sejak 2011 tanpa akhir yang resmi.
Namun, sebagian besar pertempuran besar terhenti beberapa tahun yang lalu setelah Iran dan Rusia membantu pemerintah Assad memenangkan kendali atas sebagian besar wilayah dan semua kota besar.
Warga Sipil Tinggalkan Aleppo
Di dalam kota Aleppo, sebagian besar jalan kosong dan banyak toko tutup pada hari Minggu karena penduduk yang ketakutan tetap tinggal di rumah.
Masih ada banyak warga sipil yang meninggalkan kota, kata saksi mata dan penduduk.
Pasukan pemberontak bersenjata yang mengibarkan bendera oposisi melaju melewati kota, kata Yusuf Khatib, seorang penduduk, kepada Reuters melalui telepon, Senin (2/12/2024).
Beberapa pemberontak mengambil posisi di persimpangan jalan, imbuh dia.
Ahmad Tutenji, seorang pedagang di lingkungan New Aleppo yang makmur, mengatakan dia terkejut betapa cepatnya tentara Suriah pergi.
"Saya terkejut melihat bagaimana mereka melarikan diri dan meninggalkan kami," ujarnya.
Abdullah al-Halabi, seorang pensiunan yang lingkungannya dibom di dekat daerah pusat Qasr al-Baladi, mengatakan orang-orang takut mereka akan melihat terulangnya pengeboman yang dipimpin Rusia yang menewaskan ribuan orang sebelum mengusir pasukan pemberontak satu dekade lalu.
Pasukan Suriah yang telah ditarik dari kota sekarang berkumpul kembali dan bala bantuan juga dikirim untuk membantu dalam serangan balik, kata sumber-sumber militer Suriah.
Aleppo telah dikuasai dengan kuat oleh pemerintah Assad sejak kemenangan di sana pada tahun 2016, salah satu titik balik utama perang, ketika pasukan Suriah yang didukung Rusia mengepung dan menghancurkan wilayah timur yang dikuasai oposisi di kota terbesar negara itu.
Pasukan pemberontak mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah maju lebih jauh ke selatan kota Aleppo dan merebut kota Khansir dalam upaya untuk memotong rute pasokan utama tentara rezim Suriah ke kota Aleppo.
Sumber oposisi mengatakan mereka juga telah merebut kawasan Sheikh Najjar, salah satu kawasan industri utama negara itu.
Iran mengirim ribuan milisi Syiah ke Suriah selama perang Suriah dan, bersama Rusia dengan kekuatan udaranya, memungkinkan Assad untuk menghancurkan pemberontakan dan mendapatkan kembali sebagian besar wilayahnya.
Kurangnya personel untuk membantu menggagalkan serangan pemberontak dalam beberapa hari terakhir berkontribusi pada mundurnya pasukan tentara Suriah dengan cepat, menurut dua sumber militer.
Milisi yang bersekutu dengan Iran, yang dipimpin oleh Hizbullah, memiliki kehadiran yang kuat di wilayah Aleppo.
Dalam beberapa bulan terakhir, Israel juga meningkatkan serangannya terhadap pangkalan-pangkalan Iran di Suriah, sementara juga melancarkan serangan di Lebanon yang menurutnya telah melemahkan Hizbullah dan kemampuan militernya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda