3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan

Selasa, 26 November 2024 - 01:01 WIB
Hamas ingin menghentikan perang di Gaza. Foto/Press TV
GAZA - Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas , mengatakan bahwa menghentikan perang Israel di Gaza adalah prioritas utamanya. Namun, mereka menolak perjanjian apa pun yang tidak mengakhiri serangan rezim pendudukan.

3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan

1. Ingin Membangun Kembali Gaza

“Kami tidak akan menyetujui kesepahaman apa pun yang tidak mengakhiri penderitaan rakyat kami, memastikan mereka kembali ke rumah mereka, dan memungkinkan pembangunan kembali Jalur Gaza secara menyeluruh,” tegas pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri, dilansir Middle East Monitor.

Gerakan tersebut menyerukan kepada massa Palestina untuk meningkatkan segala bentuk perlawanan terhadap pendudukan.



2. Posisi Negara Arab dan Islam yang Lemah dan Mengecewakan

“Selama 415 hari ini, negara pendudukan melanjutkan perang genosida terhadap rakyat kami di Gaza, di tengah posisi Arab dan Islam yang lemah dan mengecewakan,” kata Abu Zuhri. “Darah murni dan pengorbanan yang besar tidak akan sia-sia; itu akan memicu perlawanan sampai tanah kami dibebaskan.”

Pejabat tersebut menunjukkan bahwa Hamas sedang melakukan kampanye besar-besaran dengan organisasi internasional dan negara-negara sahabat untuk mempercepat pengiriman bantuan ke Gaza. Ia menekankan bahwa rezim pendudukan itu berkhayal jika percaya bahwa mereka dapat mencapai tujuannya. “Gaza selalu dan akan tetap menjadi milik Palestina.”



3. Eskalasi Kekerasan Israel di Yerusalem

Abu Zuhri kemudian mengkritik eskalasi kebijakan permukiman oleh pemerintah pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat. “Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hak-hak rakyat kami. Selain itu, proyek-proyek permukiman dan kejahatan Zionis tidak akan berhasil mengubah kebenaran sejarah, dan Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Palestina.”

Semua permukiman dan pemukim Israel ilegal menurut hukum internasional, sebuah fakta yang ditegaskan kembali oleh Mahkamah Internasional pada bulan Juli. Awal bulan ini, pemerintah Inggris menerima putusan pengadilan tersebut.

Hamas meminta Organisasi Kerja Sama Islam dan PBB untuk menghadapi proyek-proyek permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem. Gerakan itu juga mendesak pemerintahan Biden di Washington “untuk menebus dosanya dengan menekan pendudukan agar menghentikan kejahatannya terhadap rakyat kami.”
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More