China Temukan Harta Karun Emas Lebih dari 1.000 Ton Senilai Rp1.320 Triliun
Jum'at, 22 November 2024 - 11:28 WIB
BEIJING - Deposit emas besar dengan perkiraan cadangan lebih dari 1.000 ton telah ditemukan di China selatan.
Temuan "harta karun" besar itu diumumkan biro geologi Provinsi Hunan pada Kamis, sebagaimana dilansir kantor berita Xinhua, Jumat (22/11/2024).
Menurut laporan tersebut, ahli geologi telah menggali lebih dari 40 urat emas dalam kedalaman 2.000 meter di bawah ladang emas Wangu di Pingjiang County.
Dalam kedalaman 3.000 meter, situs tersebut diperkirakan mengandung lebih dari 1.000 ton emas, senilai USD83 miliar (lebih dari Rp1.320 triliun), menurut laporan Xinhua.
"Banyak inti batuan yang dibor menunjukkan emas yang terlihat," kata pakar prospeksi bijih di biro tersebut, Chen Rulin.
Dia mencatat bahwa satu ton bijih dalam kisaran 2.000 meter mengandung hingga 138 gram emas.
Laporan tersebut juga mengutip wakil kepala biro, Liu Yongjun, yang mengatakan bahwa para pakar geologi menggunakan teknologi prospeksi bijih modern, termasuk pemodelan geologi 3D.
Liu mengatakan bahwa pengeboran uji di sekitar area periferal ladang Wangu juga menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Penemuan terbaru ini terjadi saat harga emas telah melonjak ke rekor tertinggi di tengah meningkatnya ketidakpastian global, melemahnya dolar Amerika Serikat (AS), dan permintaan yang kuat dari bank sentral.
China adalah produsen emas terkemuka di dunia, menyumbang sekitar 10% dari produksi global pada tahun 2023, menurut data dari World Gold Council.
Porsi emas dalam keseluruhan cadangan Bank Rakyat China (PBOC) mencapai 5,7% pada akhir Oktober. Kepemilikan emas batangan resmi tetap tidak berubah pada 2.264 ton pada bulan Oktober, untuk bulan ketujuh berturut-turut.
Pada tahun 2023, PBOC melampaui semua bank sentral, dengan menambahkan 225 ton emas ke cadangannya.
Negara ini berada di peringkat keenam dalam jumlah emas yang dimilikinya dalam cadangannya tahun lalu, di belakang Rusia, Prancis, Italia, Jerman, dan AS, menurut Statista.
Temuan "harta karun" besar itu diumumkan biro geologi Provinsi Hunan pada Kamis, sebagaimana dilansir kantor berita Xinhua, Jumat (22/11/2024).
Menurut laporan tersebut, ahli geologi telah menggali lebih dari 40 urat emas dalam kedalaman 2.000 meter di bawah ladang emas Wangu di Pingjiang County.
Dalam kedalaman 3.000 meter, situs tersebut diperkirakan mengandung lebih dari 1.000 ton emas, senilai USD83 miliar (lebih dari Rp1.320 triliun), menurut laporan Xinhua.
"Banyak inti batuan yang dibor menunjukkan emas yang terlihat," kata pakar prospeksi bijih di biro tersebut, Chen Rulin.
Dia mencatat bahwa satu ton bijih dalam kisaran 2.000 meter mengandung hingga 138 gram emas.
Laporan tersebut juga mengutip wakil kepala biro, Liu Yongjun, yang mengatakan bahwa para pakar geologi menggunakan teknologi prospeksi bijih modern, termasuk pemodelan geologi 3D.
Liu mengatakan bahwa pengeboran uji di sekitar area periferal ladang Wangu juga menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Penemuan terbaru ini terjadi saat harga emas telah melonjak ke rekor tertinggi di tengah meningkatnya ketidakpastian global, melemahnya dolar Amerika Serikat (AS), dan permintaan yang kuat dari bank sentral.
China adalah produsen emas terkemuka di dunia, menyumbang sekitar 10% dari produksi global pada tahun 2023, menurut data dari World Gold Council.
Porsi emas dalam keseluruhan cadangan Bank Rakyat China (PBOC) mencapai 5,7% pada akhir Oktober. Kepemilikan emas batangan resmi tetap tidak berubah pada 2.264 ton pada bulan Oktober, untuk bulan ketujuh berturut-turut.
Pada tahun 2023, PBOC melampaui semua bank sentral, dengan menambahkan 225 ton emas ke cadangannya.
Negara ini berada di peringkat keenam dalam jumlah emas yang dimilikinya dalam cadangannya tahun lalu, di belakang Rusia, Prancis, Italia, Jerman, dan AS, menurut Statista.
(mas)
tulis komentar anda