Presiden Abkhazia Mundur, Desak Demonstran Tinggalkan Gedung Pemerintah
Selasa, 19 November 2024 - 18:15 WIB
Pihak oposisi mengklaim kesepakatan tersebut akan memberikan keuntungan yang signifikan bagi bisnis-bisnis Rusia.
Pada hari Jumat, para demonstran menyerbu gedung-gedung pemerintah, menuntut pengunduran diri Bzhania.
Beberapa orang terluka dalam bentrokan dengan polisi. Para pengunjuk rasa menolak usulan pemilihan umum lebih awal dan menolak meninggalkan kompleks pemerintah hingga Bzhania mengundurkan diri.
Bzhania awalnya menolak mengundurkan diri, dan menganggap kerusuhan itu sebagai "percobaan kudeta."
Dia menuduh lawan-lawannya menggunakan retorika yang menghasut terhadap Rusia dan terlibat dalam "pertempuran politik yang kotor" yang bertujuan merusak proses pemilihan umum.
"Mereka ingin memaksakan pilihan yang kuat kepada para pemilih kami," ujar dia dalam wawancara eksklusif dengan RT yang disiarkan pada hari Minggu. “Apakah ini upaya kudeta? Ini adalah upaya. Ini belum berakhir.”
Oposisi kemudian menuduh Bzhania berupaya menggunakan hubungan dengan Moskow untuk keuntungan pribadinya, dan menegaskan protes tersebut tidak ditujukan merusak hubungan dengan Rusia, melainkan melindungi kepentingan nasional dan sumber daya alam Abkhazia.
Republik Abkhazia di Kaukasus Selatan, yang berpenduduk sekitar 244.000 orang, memisahkan diri dari Georgia setelah perang pada awal 1990-an, dan diakui sebagai negara merdeka oleh Rusia dan beberapa negara lain pada 2008.
Georgia terus memandang Abkhazia sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
Pada hari Jumat, para demonstran menyerbu gedung-gedung pemerintah, menuntut pengunduran diri Bzhania.
Beberapa orang terluka dalam bentrokan dengan polisi. Para pengunjuk rasa menolak usulan pemilihan umum lebih awal dan menolak meninggalkan kompleks pemerintah hingga Bzhania mengundurkan diri.
Bzhania awalnya menolak mengundurkan diri, dan menganggap kerusuhan itu sebagai "percobaan kudeta."
Dia menuduh lawan-lawannya menggunakan retorika yang menghasut terhadap Rusia dan terlibat dalam "pertempuran politik yang kotor" yang bertujuan merusak proses pemilihan umum.
"Mereka ingin memaksakan pilihan yang kuat kepada para pemilih kami," ujar dia dalam wawancara eksklusif dengan RT yang disiarkan pada hari Minggu. “Apakah ini upaya kudeta? Ini adalah upaya. Ini belum berakhir.”
Oposisi kemudian menuduh Bzhania berupaya menggunakan hubungan dengan Moskow untuk keuntungan pribadinya, dan menegaskan protes tersebut tidak ditujukan merusak hubungan dengan Rusia, melainkan melindungi kepentingan nasional dan sumber daya alam Abkhazia.
Republik Abkhazia di Kaukasus Selatan, yang berpenduduk sekitar 244.000 orang, memisahkan diri dari Georgia setelah perang pada awal 1990-an, dan diakui sebagai negara merdeka oleh Rusia dan beberapa negara lain pada 2008.
Georgia terus memandang Abkhazia sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
tulis komentar anda