Presiden Abkhazia Mundur, Desak Demonstran Tinggalkan Gedung Pemerintah
Selasa, 19 November 2024 - 18:15 WIB
SUKHUMI - Presiden Abkhazia, Aslan Bzhania, mengajukan pengunduran dirinya di tengah gelombang kerusuhan antipemerintah di negara bekas Soviet itu.
Dia mendesak para pengunjuk rasa memenuhi bagian mereka dari kesepakatan dan mengosongkan kompleks gedung pemerintah yang diduduki di Sukhumi.
Pengumuman itu menyusul delapan jam negosiasi dengan pihak oposisi pada hari Senin (18/11/2024), di mana pemerintah Bzhania berupaya menyelesaikan krisis yang meletus pekan lalu.
“Untuk menjaga stabilitas dan ketertiban konstitusional di negara ini, sesuai dengan Pasal 65 Konstitusi Republik Abkhazia, saya mengundurkan diri dari jabatan Presiden Republik Abkhazia,” ungkap dokumen itu, yang ditandatangani Bzhania dan diedarkan kantornya pada hari Selasa pagi.
Parlemen diperkirakan akan mempertimbangkan surat pengunduran dirinya pada akhir hari Selasa.
“Namun, jika para pengunjuk rasa menolak meninggalkan gedung pemerintah, Bzhania akan mencabut pengunduran dirinya,” ungkap pernyataan kantornya.
Berdasarkan kesepakatan dengan pihak oposisi, Perdana Menteri Aleksander Ankvab juga akan mengundurkan diri dan digantikan oleh mantan PM Valeri Bganba.
Wakil Presiden Badra Gunba akan bertindak sebagai pemimpin sementara, hingga pemilihan umum baru dilaksanakan.
Kerusuhan dimulai pekan lalu ketika parlemen Abkhazia mempertimbangkan kesepakatan dengan Moskow yang akan memungkinkan perusahaan-perusahaan Rusia melaksanakan proyek-proyek investasi di wilayah tersebut.
Dia mendesak para pengunjuk rasa memenuhi bagian mereka dari kesepakatan dan mengosongkan kompleks gedung pemerintah yang diduduki di Sukhumi.
Pengumuman itu menyusul delapan jam negosiasi dengan pihak oposisi pada hari Senin (18/11/2024), di mana pemerintah Bzhania berupaya menyelesaikan krisis yang meletus pekan lalu.
“Untuk menjaga stabilitas dan ketertiban konstitusional di negara ini, sesuai dengan Pasal 65 Konstitusi Republik Abkhazia, saya mengundurkan diri dari jabatan Presiden Republik Abkhazia,” ungkap dokumen itu, yang ditandatangani Bzhania dan diedarkan kantornya pada hari Selasa pagi.
Parlemen diperkirakan akan mempertimbangkan surat pengunduran dirinya pada akhir hari Selasa.
“Namun, jika para pengunjuk rasa menolak meninggalkan gedung pemerintah, Bzhania akan mencabut pengunduran dirinya,” ungkap pernyataan kantornya.
Berdasarkan kesepakatan dengan pihak oposisi, Perdana Menteri Aleksander Ankvab juga akan mengundurkan diri dan digantikan oleh mantan PM Valeri Bganba.
Wakil Presiden Badra Gunba akan bertindak sebagai pemimpin sementara, hingga pemilihan umum baru dilaksanakan.
Kerusuhan dimulai pekan lalu ketika parlemen Abkhazia mempertimbangkan kesepakatan dengan Moskow yang akan memungkinkan perusahaan-perusahaan Rusia melaksanakan proyek-proyek investasi di wilayah tersebut.
tulis komentar anda