China Diduga Paksa Warga Tibet Pasang Aplikasi Pengawasan
Rabu, 13 November 2024 - 14:11 WIB
Diawasi Terus-Menerus
Menurut Greg Walton, penyelidik senior di firma konsultan keamanan Secdev Group yang berbasis di Inggris dan salah satu penulis laporan tersebut, "Aparat pemerintah China di Tibet pada dasarnya masih merupakan kotak hitam, tetapi laporan ini memberikan [dunia luar] gambaran sekilas tentang cara kerja sistem ini."
"Analisis kami menunjukkan bahwa data yang dikendalikan aplikasi NAFC dapat terhubung ke sistem yang lebih luas yang dioperasikan Biro Investigasi Kriminal, [dan] pemasangan wajib aplikasi di pos pemeriksaan polisi dapat berfungsi sebagai platform untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan populasi, khususnya dalam menekan perbedaan pendapat dan ekspresi budaya," tulis laporan tersebut.
"Ini tampak seperti aplikasi pengawasan yang tidak hanya melacak pergerakan kami, tetapi juga memiliki fungsi perekaman suara otomatis dan berbagi foto bawaan," kata seorang pria Tibet yang tidak disebutkan namanya kepada Tibet Watch pada tahun 2023.
Tindakan polisi di Tibet cenderung “lebih invasif" daripada tindakan yang digunakan di wilayah lain di China. Sistem data besar menggunakan pembelajaran mesin untuk melacak jaringan kekerabatan warga Tibet atau menganalisis jaringan sosial mereka untuk mengungkap apa yang didefinisikan oleh China sebagai kejahatan terorganisasi.
Beberapa aktivis Tibet mengatakan arsitektur pengawasan digital yang coba "disempurnakan" oleh pemerintah China di wilayah tersebut akan menciptakan dampak psikologis yang mendalam pada penduduk setempat.
Pemantauan yang meluas menciptakan perasaan diawasi terus-menerus, yang menyebabkan stres, kecemasan, dan hilangnya kebebasan pribadi, yang memaksa mereka untuk melakukan penyensoran diri. Ini adalah masalah kompleks dengan implikasi signifikan bagi kesejahteraan mental dan otonomi orang-orang yang hidup di bawah pengawasan tersebut.
(mas)
tulis komentar anda