Menanti Donald Trump Bersih-bersih Pentagon dan Pecat Para Jenderal AS
Senin, 11 November 2024 - 09:02 WIB
WASHINGTON - Selama kampanye Pemilu Amerika Serikat (AS) 2024, Donald Trump berjanji untuk membersihkan militer dari para jenderal yang disebut "woke".
Sekarang setelah dia terpilih sebagai presiden, pertanyaan di aula Pentagon adalah apakah dia akan bertindak lebih jauh.
Trump diperkirakan akan memiliki pandangan yang jauh lebih gelap terhadap para pemimpin militernya dalam masa jabatan keduanya, setelah menghadapi penolakan Pentagon atas segala hal mulai dari skeptisismenya terhadap NATO hingga kesiapannya untuk mengerahkan pasukan guna meredakan protes di jalan-jalan AS.
Mantan jenderal dan menteri pertahanan AS era periode pertama Trump berkuasa termasuk di antara para pengkritiknya yang paling keras, beberapa mencapnya sebagai seorang fasis dan menyatakannya tidak layak untuk menjabat.
Marah, Trump telah menyatakan mantan Ketua Kepala Staf Gabungan-nya, Jenderal (Purn) Mark Milley, dapat dieksekusi karena pengkhianatan.
Pejabat AS saat ini dan mantan pejabat mengatakan Trump akan memprioritaskan kesetiaan dalam masa jabatan keduanya dan menyingkirkan perwira militer dan pegawai negeri sipil karier yang dianggapnya tidak setia.
"Terus terang, dia akan menghancurkan Departemen Pertahanan. Dia akan masuk dan memecat jenderal yang membela Konstitusi," kata Jack Reed, politisi Partai Demokrat yang memimpin Komite Angkatan Bersenjata Senat, seperti dikutip Reuters, Senin (11/11/2024).
Isu perang budaya bisa menjadi salah satu pemicu pemecatan. Trump ditanya oleh Fox News pada bulan Juni apakah dia akan memecat jenderal yang digambarkan sebagai "woke", istilah bagi mereka yang berfokus pada keadilan rasial dan sosial tetapi digunakan oleh kaum konservatif untuk meremehkan kebijakan progresif.
Sekarang setelah dia terpilih sebagai presiden, pertanyaan di aula Pentagon adalah apakah dia akan bertindak lebih jauh.
Trump diperkirakan akan memiliki pandangan yang jauh lebih gelap terhadap para pemimpin militernya dalam masa jabatan keduanya, setelah menghadapi penolakan Pentagon atas segala hal mulai dari skeptisismenya terhadap NATO hingga kesiapannya untuk mengerahkan pasukan guna meredakan protes di jalan-jalan AS.
Mantan jenderal dan menteri pertahanan AS era periode pertama Trump berkuasa termasuk di antara para pengkritiknya yang paling keras, beberapa mencapnya sebagai seorang fasis dan menyatakannya tidak layak untuk menjabat.
Baca Juga
Marah, Trump telah menyatakan mantan Ketua Kepala Staf Gabungan-nya, Jenderal (Purn) Mark Milley, dapat dieksekusi karena pengkhianatan.
Pejabat AS saat ini dan mantan pejabat mengatakan Trump akan memprioritaskan kesetiaan dalam masa jabatan keduanya dan menyingkirkan perwira militer dan pegawai negeri sipil karier yang dianggapnya tidak setia.
"Terus terang, dia akan menghancurkan Departemen Pertahanan. Dia akan masuk dan memecat jenderal yang membela Konstitusi," kata Jack Reed, politisi Partai Demokrat yang memimpin Komite Angkatan Bersenjata Senat, seperti dikutip Reuters, Senin (11/11/2024).
Isu perang budaya bisa menjadi salah satu pemicu pemecatan. Trump ditanya oleh Fox News pada bulan Juni apakah dia akan memecat jenderal yang digambarkan sebagai "woke", istilah bagi mereka yang berfokus pada keadilan rasial dan sosial tetapi digunakan oleh kaum konservatif untuk meremehkan kebijakan progresif.
Lihat Juga :
tulis komentar anda