China Diduga Berupaya Bungkam Kritik atas Kerusakan Lingkungan di Tibet

Sabtu, 02 November 2024 - 09:14 WIB
China diduga berupaya membungkam kritik atas kerusakan lingkungan di Tibet. Foto/Free Tibet
LHASA - Pemerintah China diduga berupaya mencegah orang-orang melihat unggahan yang menuduh adanya kerusakan lingkungan parah di Tibet yang disebabkan penambangan pasir.

Seorang pemuda Tibet bernama Tsowo Tsering belum lama ini telah memulai diskusi daring dengan unggahan video yang disampaikan dalam bahasa Mandarin. Dalam unggahan itu, dia mengatakan bahwa dia berbicara dari Prefektur Otonomi Tibet Ngawa, di Provinsi Sichuan, China barat daya.

Dia membagikan rekaman video yang menurutnya membuktikan dampak parah dari aktivitas perusahaan tambang China terhadap komunitasnya.

Tsowo Tsering mengeklaim bahwa "sejumlah besar pasir telah ditambang secara gegabah, yang menyebabkan erosi tanah yang serius di daerah sekitarnya. Hal ini membahayakan fondasi rumah penduduk."





Tsering menuduh bahwa Perusahaan Teknik Konstruksi Anhui Xianhe telah melakukan ekstraksi pasir skala besar di wilayah tersebut sejak Mei 2023, dengan dalih pembangunan jalan.

Tsering menyatakan bahwa Biro Perlindungan Ekologi setempat mengakui ilegalitas operasi penambangan itu, tetapi hanya menjatuhkan hukuman simbolis, yang memungkinkan kegiatan merusak terus berlanjut.

Video tersebut kini telah dihapus dari platform China, tetapi telah diterjemahkan dan ditranskripsi di website Free Tibet. Video tersebut berfokus pada Sungai Tsaruma, anak sungai dari sumber Sungai Yangtze dan Sungai Kuning.

“Kami telah hidup dan berkembang di tanah ini selama beberapa generasi. Kualitas lingkungan ekologis menyangkut kesehatan dan keselamatan hidup keturunan kami,” ucap Tsering, seperti dikutip dari The Diplomat, Sabtu (2/11/2024).
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More