Perang Menggila, Ukraina Siap Hadapi Pasukan Korea Utara di Kursk Rusia

Kamis, 31 Oktober 2024 - 18:15 WIB
Tentara Rusia menembakkan artileri di garis depan pertempuran melawan Ukraina. Foto/tass
KIEV - Ukraina bersiap melawan pasukan Korea Utara (Korut) di wilayah Rusia, Kursk, karena masuknya kekuatan nuklir kedua dalam perang Rusia melawan Ukraina mengancam akan meningkatkan dan memperluas konflik.

Pentagon Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa pasukan Korea Utara berada di Kursk, tempat Ukraina melancarkan invasi balasan hampir tiga bulan lalu.

Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan, “Ada sejumlah kecil (pasukan Korea Utara) di oblast Kursk, dengan beberapa ribu lagi yang hampir sampai atau akan segera tiba."



Seorang pejabat senior Korea Selatan (Korsel) mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu (30/10/2024) bahwa sekitar 3.000 tentara Korea Utara sedang dipindahkan ke dekat garis depan.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengonfirmasi pengerahan tersebut pada hari Senin. "Hari ini saya dapat mengonfirmasi pasukan Korea Utara telah dikirim ke Rusia dan unit tentara Korea Utara dikerahkan ke wilayah Kursk," ujar dia kepada wartawan.

Dia menyebutnya sebagai, "Eskalasi signifikan dalam keterlibatan berkelanjutan (Republik Rakyat Demokratik Korea) dalam perang ilegal Rusia dan ekspansi berbahaya dari perang Rusia."

Ryder mengonfirmasi Korea Utara telah mengirim total 10.000 tentara untuk pelatihan di Rusia timur. Intelijen Korea Selatan dan Ukraina pekan lalu memperkirakan jumlahnya bisa mencapai 12.000.

Sejauh mana pasukan ini dapat membantu upaya perang Rusia tidak jelas karena kebutuhan personel Rusia sangat besar.

Komandan pasukan darat Ukraina Oleksandr Pavlyuk mengatakan melalui Telegram pada hari Minggu bahwa sekitar 10.520 orang Rusia tewas atau terluka pada pekan sebelumnya.

Di Kursk saja, Rusia telah menderita 17.800 korban selama tiga bulan terakhir, panglima tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskii mengatakan di Telegram, termasuk 6.600 orang tewas.

“Korea Utara tidak dapat membuat perbedaan yang berarti,” ungkap peneliti Olena Guseinova dalam studi baru untuk Yayasan Friedrich Naumann pekan lalu.

“Rezim, dalam perspektif, berpotensi memberi Rusia tambahan 3 hingga 4 unit, yang terdiri dari 15.000 hingga 20.000 tentara dengan berbagai keterampilan,” simpul dia.

Dia menekankan, “Namun, bahkan dalam kasus seperti itu, bantuan Korea Utara tidak mungkin mengubah jalannya perang secara keseluruhan.”

“Alasannya, bersifat politis dan militer. Pengerahan sejumlah besar tentara menimbulkan tantangan dalam mengendalikan pergerakan mereka di lapangan, meningkatkan kemungkinan desersi atau pembelotan,” tulis Guseinova, yang mengharuskan, “Personel keamanan untuk mengawasi pasukan secara ketat.”

Dia juga mengatakan, “Korea Utara tidak mampu menghabiskan sumber daya manusianya yang berharga, terutama mengingat musuh utamanya, Korea Selatan, memiliki populasi dua kali lipat darinya.”

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More