Eks Panglima Militer AS: Dunia Sekarang Memiliki 3 Negara Adidaya!
Kamis, 31 Oktober 2024 - 11:13 WIB
Menurut Milley, Rusia juga tetap menjadi ancaman akut, mengingat negara itu memiliki banyak senjata nuklir dan terlibat dalam perang darat terbesar di Eropa sejak 1945.
Dia yakin dunia telah menjadi “jauh lebih rumit” dan menekankan bahwa mengingat tantangan-tantangan ini, AS harus berupaya untuk mempertahankan apa yang disebut “tatanan berbasis aturan".
Jika tatanan ini dibiarkan gagal, kata Milley, dunia dapat terlempar kembali ke mentalitas di mana hanya yang kuat yang bertahan hidup.
Sementara itu, Rusia telah berulang kali menuduh AS mengeksploitasi apa yang disebut “tatanan berbasis aturan” untuk mempertahankan hegemoni globalnya dengan menegakkan aturannya pada negara lain sementara tidak pernah mematuhinya sendiri.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah berulang kali menunjukkan bahwa tidak ada aturan dalam apa yang disebut “tatanan berbasis aturan” yang pernah didefinisikan dengan jelas atau disetujui oleh siapa pun, dan telah menuduh Barat terus-menerus mengubahnya “tergantung pada situasi politik saat ini."
Moskow malah mempromosikan tatanan dunia berdasarkan hukum internasional di mana negara-negara memperlakukan satu sama lain atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan.
Berbicara di KTT BRICS di Kazan awal bulan ini, Putin menyerukan terciptanya “tatanan dunia yang lebih demokratis, inklusif, dan multipolar berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB.”
Dia yakin dunia telah menjadi “jauh lebih rumit” dan menekankan bahwa mengingat tantangan-tantangan ini, AS harus berupaya untuk mempertahankan apa yang disebut “tatanan berbasis aturan".
Jika tatanan ini dibiarkan gagal, kata Milley, dunia dapat terlempar kembali ke mentalitas di mana hanya yang kuat yang bertahan hidup.
Sementara itu, Rusia telah berulang kali menuduh AS mengeksploitasi apa yang disebut “tatanan berbasis aturan” untuk mempertahankan hegemoni globalnya dengan menegakkan aturannya pada negara lain sementara tidak pernah mematuhinya sendiri.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah berulang kali menunjukkan bahwa tidak ada aturan dalam apa yang disebut “tatanan berbasis aturan” yang pernah didefinisikan dengan jelas atau disetujui oleh siapa pun, dan telah menuduh Barat terus-menerus mengubahnya “tergantung pada situasi politik saat ini."
Moskow malah mempromosikan tatanan dunia berdasarkan hukum internasional di mana negara-negara memperlakukan satu sama lain atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan.
Berbicara di KTT BRICS di Kazan awal bulan ini, Putin menyerukan terciptanya “tatanan dunia yang lebih demokratis, inklusif, dan multipolar berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB.”
(mas)
tulis komentar anda