Iran Sangkal Wilayah Udaranya Diterobos Jet Tempur Israel
Kamis, 31 Oktober 2024 - 10:13 WIB
TEHERAN - Iran menyangkal laporan sejumlah media yang menyebut wilayah udaranya diterobos jet-jet tempur Israel selama serangan udara 26 Oktober lalu.
Bantahan ini disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh di sela-sela rapat kabinet pada hari Rabu.
Dia mengatakan laporan pelanggaran wilayah udara Iran oleh jet tempur Zionis hanyalah "kehebohan media".
“Menurut Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap kali wilayah udara suatu negara dilanggar, negara tersebut berhak untuk menanggapi pelanggaran dan tindakan agresi,” imbuh Menhan Nasirzadeh, seperti dikutip dari Tasnim News, Kamis (31/10/2024).
Dia juga membantah laporan media yang mengeklaim bahwa sebuah situs militer di kota Shahrud di utara Iran telah rusak dalam serangan terbaru rezim Zionis Israel.
Menurut Nasirzadeh, musuh mencoba merusak sistem penyerangan dan pertahanan Iran, tetapi tidak dapat menimbulkan kerusakan serius karena Iran telah membuat pengaturan pertahanan sipil sebelumnya.
Dia mencatat bahwa salah satu sistem pertahanan udara Iran diganti sehari setelah serangan Israel. "Tidak ada gangguan pada proses produksi sistem penyerangan kami, seperti rudal," katanya.
Nasirzadeh menggarisbawahi bahwa Iran akan menanggapi bahkan satu peluru yang ditembakkan ke gurunnya, apalagi terhadap tindakan agresi Israel terbaru.
"Kami menganggapnya tidak dapat dimaafkan dan akan ada tanggapan terhadapnya," paparnya.
Menurut militer Iran, empat tentaranya meninggal selama konfrontasi dengan proyektil yang ditembakkan oleh rezim Zionis Israel pada dini hari tanggal 26 Oktober.
Sebelumnya, CNN, media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), melaporkan beberapa jet tempur Israel memasuki langit atau wilayah udara Iran dalam serangan udara 26 Oktober.
Laporan CNN muncul sehari setelah Iran International melaporkan jet tempur siluman F-35 Israel telah memasuki wilayah udara Iran untuk pertama kalinya dan mengebom target di dekat Teheran.
Laporan media Amerika itu mengutip seorang mantan dan seorang pejabat Israel saat ini. Tidak disebutkan jenis jet tempur Zionis yang menerobos wilayah udara Iran.
"Sementara sekitar 100 jet terlibat dalam misi tersebut, hanya beberapa yang memasuki wilayah udara Iran," tulis CNN dalam laporannya.
Beberapa jam setelah serangan udara Israel, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengatakan bahwa pesawat Israel menggunakan wilayah udara Irak yang dikendalikan oleh militer AS untuk meluncurkan beberapa rudal jarak jauh yang diluncurkan dari udara.
Pernyataan militer Iran menambahkan bahwa serangan Zionis mengakibatkan "kerusakan terbatas dan minimal".
"Berkat kinerja pertahanan udara negara yang tepat waktu," kata Staf Umum tersebut.
"Beberapa sistem radar rusak, beberapa di antaranya segera diperbaiki, sementara yang lain saat ini sedang diperbaiki," lanjut pernyataan tersebut.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Bantahan ini disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh di sela-sela rapat kabinet pada hari Rabu.
Dia mengatakan laporan pelanggaran wilayah udara Iran oleh jet tempur Zionis hanyalah "kehebohan media".
“Menurut Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap kali wilayah udara suatu negara dilanggar, negara tersebut berhak untuk menanggapi pelanggaran dan tindakan agresi,” imbuh Menhan Nasirzadeh, seperti dikutip dari Tasnim News, Kamis (31/10/2024).
Dia juga membantah laporan media yang mengeklaim bahwa sebuah situs militer di kota Shahrud di utara Iran telah rusak dalam serangan terbaru rezim Zionis Israel.
Menurut Nasirzadeh, musuh mencoba merusak sistem penyerangan dan pertahanan Iran, tetapi tidak dapat menimbulkan kerusakan serius karena Iran telah membuat pengaturan pertahanan sipil sebelumnya.
Dia mencatat bahwa salah satu sistem pertahanan udara Iran diganti sehari setelah serangan Israel. "Tidak ada gangguan pada proses produksi sistem penyerangan kami, seperti rudal," katanya.
Nasirzadeh menggarisbawahi bahwa Iran akan menanggapi bahkan satu peluru yang ditembakkan ke gurunnya, apalagi terhadap tindakan agresi Israel terbaru.
"Kami menganggapnya tidak dapat dimaafkan dan akan ada tanggapan terhadapnya," paparnya.
Menurut militer Iran, empat tentaranya meninggal selama konfrontasi dengan proyektil yang ditembakkan oleh rezim Zionis Israel pada dini hari tanggal 26 Oktober.
Sebelumnya, CNN, media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), melaporkan beberapa jet tempur Israel memasuki langit atau wilayah udara Iran dalam serangan udara 26 Oktober.
Laporan CNN muncul sehari setelah Iran International melaporkan jet tempur siluman F-35 Israel telah memasuki wilayah udara Iran untuk pertama kalinya dan mengebom target di dekat Teheran.
Laporan media Amerika itu mengutip seorang mantan dan seorang pejabat Israel saat ini. Tidak disebutkan jenis jet tempur Zionis yang menerobos wilayah udara Iran.
"Sementara sekitar 100 jet terlibat dalam misi tersebut, hanya beberapa yang memasuki wilayah udara Iran," tulis CNN dalam laporannya.
Beberapa jam setelah serangan udara Israel, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengatakan bahwa pesawat Israel menggunakan wilayah udara Irak yang dikendalikan oleh militer AS untuk meluncurkan beberapa rudal jarak jauh yang diluncurkan dari udara.
Pernyataan militer Iran menambahkan bahwa serangan Zionis mengakibatkan "kerusakan terbatas dan minimal".
"Berkat kinerja pertahanan udara negara yang tepat waktu," kata Staf Umum tersebut.
"Beberapa sistem radar rusak, beberapa di antaranya segera diperbaiki, sementara yang lain saat ini sedang diperbaiki," lanjut pernyataan tersebut.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(mas)
tulis komentar anda