Profil Jassim Al Mazrouei Jenderal Tertinggi ISIS yang Berhasil Dibunuh Tentara Irak
Kamis, 24 Oktober 2024 - 16:11 WIB
Analis keamanan Irak Fadel Abu Raghif mengatakan kepada AFP bahwa Mazrouei telah "mengambil alih kendali provinsi (ISIS) Irak kurang dari setahun yang lalu."
Pernyataan tersebut mencatat bahwa operasi di Pegunungan Hamrin dilakukan "dengan dukungan teknis" dan intelijen yang disediakan oleh koalisi anti-ekstremis yang dipimpin AS.
Disebutkan juga jika "sejumlah besar senjata" disita dalam operasi tersebut, yang "masih berlangsung." Sehingga membuat posisi ISIS di Irak semakin tidak menguntungkan.
Sebelum Mazrouei dinyatakan tewas, pasukan ISIS sebenarnya telah dikalahkan di Irak pada tahun 2017 oleh pasukan Irak yang didukung oleh koalisi militer internasional.
Kemudian tahun 2019, mereka mulai kehilangan wilayah terakhir yang dikuasainya di Suriah kepada pasukan Kurdi yang didukung AS, tetapi sisa-sisa kelompok tersebut tetap aktif di Irak dan terus melancarkan serangan sporadis.
Sebuah laporan oleh para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan pada bulan Juli memperkirakan ada sekitar 1.500 hingga 3.000 ekstremis yang tersisa di Irak dan Suriah.
Untuk mengatasi itu, AS lantas menurunkan sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di Suriah sebagai bagian dari koalisi, yang diumumkan Washington dan Baghdad bulan lalu akan mengakhiri misi militernya selama satu dekade di Irak dalam waktu satu tahun.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa operasi di Pegunungan Hamrin dilakukan "dengan dukungan teknis" dan intelijen yang disediakan oleh koalisi anti-ekstremis yang dipimpin AS.
Disebutkan juga jika "sejumlah besar senjata" disita dalam operasi tersebut, yang "masih berlangsung." Sehingga membuat posisi ISIS di Irak semakin tidak menguntungkan.
Sebelum Mazrouei dinyatakan tewas, pasukan ISIS sebenarnya telah dikalahkan di Irak pada tahun 2017 oleh pasukan Irak yang didukung oleh koalisi militer internasional.
Kemudian tahun 2019, mereka mulai kehilangan wilayah terakhir yang dikuasainya di Suriah kepada pasukan Kurdi yang didukung AS, tetapi sisa-sisa kelompok tersebut tetap aktif di Irak dan terus melancarkan serangan sporadis.
Sebuah laporan oleh para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan pada bulan Juli memperkirakan ada sekitar 1.500 hingga 3.000 ekstremis yang tersisa di Irak dan Suriah.
Untuk mengatasi itu, AS lantas menurunkan sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di Suriah sebagai bagian dari koalisi, yang diumumkan Washington dan Baghdad bulan lalu akan mengakhiri misi militernya selama satu dekade di Irak dalam waktu satu tahun.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda