Apakah Perang Dunia III Bakal Gunakan Nuklir? Ini Jawabannya
Jum'at, 18 Oktober 2024 - 14:48 WIB
JAKARTA - Apakah Perang Dunia III, jika benar-benar pecah, akan melibatkan senjata nuklir? Jawabannya: iya.
Setidaknya, Amerika Serikat (AS) dan Rusia sebagai dua kekuatan nuklir utama dunia telah memberikan jawaban seperti itu.
Rusia memandang Perang Dunia III, jika melibatkan Moskow, berarti perang untuk mempertahankan eksistensi sebagai negara.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Maret lalu mengatakan Moskow siap menggunakan senjata nuklir jika kedaulatannya terancam. Putin sekali lagi memperingatkan Amerika bahwa mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang besar.
Putin menggambarkan Presiden AS Joe Biden sebagai politisi veteran, yang berarti paham akan bahaya perang nuklir.
"Siap menggunakan senjata nuklir jika ada ancaman terhadap keberadaan negara Rusia, kedaulatan dan kemerdekaannya," kata Putin.
“Semua itu tertulis dalam strategi kami, kami belum mengubahnya,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga pernah mengatakan, jika Perang Dunia III terjadi, hal itu akan melibatkan senjata nuklir dan bisa sangat destruktif.
Lavrov menuduh Ukraina sedang berusaha mencari senjata nuklir. “Ukraina masih memiliki teknologi nuklir (Uni) Soviet dan sarana pengiriman senjata semacam itu,” ujarnya.
Lavrov mengatakan tidak seorang pun menginginkan perang nuklir, termasuk Rusia. Namun, dia memperingatkan bahwa senjata nuklir negaranya sudah berada dalam "kesiapan tempur penuh”.
"Kami berbicara tentang garis merah, berharap bahwa penilaian dan pernyataan kami akan didengar oleh orang-orang yang cerdas dan pembuat keputusan. Tidaklah serius untuk mengatakan bahwa jika besok Anda tidak melakukan apa yang saya minta dari Anda, kami akan menekan 'tombol merah'," kata Lavrov.
“Saya yakin bahwa dalam situasi seperti itu, para pembuat keputusan memiliki gagasan tentang apa yang sedang kami bicarakan. Tidak seorang pun menginginkan perang nuklir,” katanya lagi.
“Rusia memiliki senjata yang akan memiliki implikasi serius bagi para pengendali rezim Ukraina,” imbuh dia.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Maret 2022 menekankan bahwa sekutunya dan NATO tidak akan melawan Rusia di Ukraina, menggambarkan skenario seperti itu sebagai Perang Dunia III.
“Kami akan terus berdiri bersama dengan sekutu kami di Eropa dan mengirim pesan yang tidak salah lagi. Kami akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dengan kekuatan penuh dari NATO yang bersatu dan galvanis,” kata Biden.
"Kami tidak akan berperang melawan Rusia di Ukraina. Konflik langsung antara NATO dan Rusia adalah Perang Dunia III, sesuatu yang harus kami cegah," imbuh dia.
Semasa hidup, fisikawan genius Albert Einstein telah memprediksi Perang Dunia III, jika benar-benar terjadi, maka akan menjadi perang habis-habisan yang melibatkan senjata pemusnah massal termasuk senjata nuklir.
Menurutnya, setelah Perang Dunia III, manusia akan memasuki Perang Dunia IV yang tidak lagi menggunakan senjata nuklir karena dunia akan kembali ke zaman primitif. Senjata yang digunakan, kata Einstein, antara lain pedang, tombak, dan batu.
Prediksi ilmuwan Yahudi ini telah bermunculan online sejak 2018, ketika Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis bekerja sama untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah.
Einstein memahami bahwa akar perang terletak pada kelemahan sifat manusia dan kegagalan untuk menumbuhkan empati dan pengertian di antara individu dan bangsa.
Dia percaya bahwa pengejaran kekuasaan, keserakahan, dan kepentingan nasional yang sempit merupakan faktor-faktor yang berkontribusi signifikan terhadap pecahnya perang.
Secara keseluruhan, perspektif Einstein tentang Perang Dunia dan pencarian perdamaian berakar pada pemahaman mendalam tentang kondisi manusia dan keyakinan mendalam pada kekuatan tindakan kolektif.
Wawasan Einstein tentang politik global, dipadukan dengan pengetahuannya yang luar biasa tentang sifat manusia, membuatnya menganalisis potensi konflik di masa mendatang.
Menurut penelitian The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) Rusia setidaknya memiliki 6.255 hulu ledak nukir.
Sementara hulu ledak nuklir yang dimiliki Amerika Serikat (AS) berjumlah 5.550. Sedangkan, China serta Prancis masing-masing mempunyai 350 dan 290 hulu ledak nuklir. India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel juga memiliki beberapa hulu ledak nuklir.
Setidaknya, Amerika Serikat (AS) dan Rusia sebagai dua kekuatan nuklir utama dunia telah memberikan jawaban seperti itu.
Rusia memandang Perang Dunia III, jika melibatkan Moskow, berarti perang untuk mempertahankan eksistensi sebagai negara.
Mereka Bicara Perang Dunia III Berarti Perang Nuklir
1. Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Maret lalu mengatakan Moskow siap menggunakan senjata nuklir jika kedaulatannya terancam. Putin sekali lagi memperingatkan Amerika bahwa mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang besar.
Baca Juga
Putin menggambarkan Presiden AS Joe Biden sebagai politisi veteran, yang berarti paham akan bahaya perang nuklir.
"Siap menggunakan senjata nuklir jika ada ancaman terhadap keberadaan negara Rusia, kedaulatan dan kemerdekaannya," kata Putin.
“Semua itu tertulis dalam strategi kami, kami belum mengubahnya,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga pernah mengatakan, jika Perang Dunia III terjadi, hal itu akan melibatkan senjata nuklir dan bisa sangat destruktif.
Lavrov menuduh Ukraina sedang berusaha mencari senjata nuklir. “Ukraina masih memiliki teknologi nuklir (Uni) Soviet dan sarana pengiriman senjata semacam itu,” ujarnya.
Lavrov mengatakan tidak seorang pun menginginkan perang nuklir, termasuk Rusia. Namun, dia memperingatkan bahwa senjata nuklir negaranya sudah berada dalam "kesiapan tempur penuh”.
"Kami berbicara tentang garis merah, berharap bahwa penilaian dan pernyataan kami akan didengar oleh orang-orang yang cerdas dan pembuat keputusan. Tidaklah serius untuk mengatakan bahwa jika besok Anda tidak melakukan apa yang saya minta dari Anda, kami akan menekan 'tombol merah'," kata Lavrov.
“Saya yakin bahwa dalam situasi seperti itu, para pembuat keputusan memiliki gagasan tentang apa yang sedang kami bicarakan. Tidak seorang pun menginginkan perang nuklir,” katanya lagi.
“Rusia memiliki senjata yang akan memiliki implikasi serius bagi para pengendali rezim Ukraina,” imbuh dia.
2. Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Maret 2022 menekankan bahwa sekutunya dan NATO tidak akan melawan Rusia di Ukraina, menggambarkan skenario seperti itu sebagai Perang Dunia III.
“Kami akan terus berdiri bersama dengan sekutu kami di Eropa dan mengirim pesan yang tidak salah lagi. Kami akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dengan kekuatan penuh dari NATO yang bersatu dan galvanis,” kata Biden.
"Kami tidak akan berperang melawan Rusia di Ukraina. Konflik langsung antara NATO dan Rusia adalah Perang Dunia III, sesuatu yang harus kami cegah," imbuh dia.
3. Fisikawan Albert Einstein
Semasa hidup, fisikawan genius Albert Einstein telah memprediksi Perang Dunia III, jika benar-benar terjadi, maka akan menjadi perang habis-habisan yang melibatkan senjata pemusnah massal termasuk senjata nuklir.
Menurutnya, setelah Perang Dunia III, manusia akan memasuki Perang Dunia IV yang tidak lagi menggunakan senjata nuklir karena dunia akan kembali ke zaman primitif. Senjata yang digunakan, kata Einstein, antara lain pedang, tombak, dan batu.
Prediksi ilmuwan Yahudi ini telah bermunculan online sejak 2018, ketika Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis bekerja sama untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah.
Einstein memahami bahwa akar perang terletak pada kelemahan sifat manusia dan kegagalan untuk menumbuhkan empati dan pengertian di antara individu dan bangsa.
Dia percaya bahwa pengejaran kekuasaan, keserakahan, dan kepentingan nasional yang sempit merupakan faktor-faktor yang berkontribusi signifikan terhadap pecahnya perang.
Secara keseluruhan, perspektif Einstein tentang Perang Dunia dan pencarian perdamaian berakar pada pemahaman mendalam tentang kondisi manusia dan keyakinan mendalam pada kekuatan tindakan kolektif.
Wawasan Einstein tentang politik global, dipadukan dengan pengetahuannya yang luar biasa tentang sifat manusia, membuatnya menganalisis potensi konflik di masa mendatang.
Data Senjata Nuklir
Menurut penelitian The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) Rusia setidaknya memiliki 6.255 hulu ledak nukir.
Sementara hulu ledak nuklir yang dimiliki Amerika Serikat (AS) berjumlah 5.550. Sedangkan, China serta Prancis masing-masing mempunyai 350 dan 290 hulu ledak nuklir. India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel juga memiliki beberapa hulu ledak nuklir.
(mas)
tulis komentar anda