Protes AS Dukung Israel, Aktivis Yahudi Pro-Palestina Menduduki Wall Street
Selasa, 15 Oktober 2024 - 20:45 WIB
NEW YORK - Ratusan aktivis Yahudi pro-Palestina turun ke Wall Street di New York untuk memprotes dukungan Amerika Serikat (AS) atas apa yang mereka sebut sebagai "genosida" Israel di Gaza.
Polisi mengatakan puluhan demonstran telah ditangkap.
Sekelompok pengunjuk rasa mengenakan baju merah dan memegang spanduk bertuliskan "Orang Yahudi katakan hentikan persenjataan Israel" dan "Gaza dibom, Wall Street Bangkit" berkumpul di luar Bursa Efek New York pada hari Senin (14/10/2024).
Slogan lainnya termasuk "Danai FEMA bukan genosida," mengacu pada Badan Manajemen Darurat Federal, yang telah bergulat dengan dampak dari dua badai baru-baru ini yang melanda AS bagian tenggara.
Demonstrasi, yang diselenggarakan Jewish Voices for Peace, menarik sekitar 500 orang. Departemen Kepolisian New York mengatakan telah menahan 206 orang setelah pengunjuk rasa melanggar pagar keamanan.
Klip dari media sosial menunjukkan para aktivis melakukan protes duduk, dengan petugas menyeret beberapa dari mereka, dan tidak ada tanda-tanda bentrokan atau perlawanan aktif.
Dalam tulisannya di X, kelompok tersebut mengatakan, “AS tidak mempersenjatai Israel untuk melindungi orang Yahudi. AS mempersenjatai Israel untuk keuntungannya sendiri dan mengendalikan wilayah tersebut…”
“(Presiden Joe) Biden ingin kita percaya bahwa dana gelapnya sebesar USD18 miliar tahun ini untuk pemerintah Israel adalah untuk ‘keselamatan orang Yahudi.’ Sebagai orang Yahudi, kami menolak mitos ini dengan segenap jiwa kami. Kami menolak untuk membiarkan tradisi, sejarah, dan identitas kami digunakan untuk membantai orang Palestina,” tegas kelompok Yahudi itu.
Protes itu terjadi setelah AS mengumumkan pada hari Minggu pengerahan baru aset pertahanan rudal ke Israel, serta pasukan.
Pentagon mengatakan bala bantuan itu dimaksudkan untuk melindungi Israel setelah “serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.”
Sejak dimulainya perang Hamas-Israel Oktober lalu, protes pro-Palestina telah melanda AS, dengan para demonstran mengecam apa yang mereka katakan sebagai serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di Gaza.
Israel melancarkan operasi darat di daerah kantong Palestina itu secara membabi-buta. Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan juga meningkat antara Israel dan Hizbullah, setelah rezim Zionis membunuh sejumlah pejabat tinggi organisasi itu dan memulai operasi darat di Lebanon.
Polisi mengatakan puluhan demonstran telah ditangkap.
Sekelompok pengunjuk rasa mengenakan baju merah dan memegang spanduk bertuliskan "Orang Yahudi katakan hentikan persenjataan Israel" dan "Gaza dibom, Wall Street Bangkit" berkumpul di luar Bursa Efek New York pada hari Senin (14/10/2024).
Slogan lainnya termasuk "Danai FEMA bukan genosida," mengacu pada Badan Manajemen Darurat Federal, yang telah bergulat dengan dampak dari dua badai baru-baru ini yang melanda AS bagian tenggara.
Demonstrasi, yang diselenggarakan Jewish Voices for Peace, menarik sekitar 500 orang. Departemen Kepolisian New York mengatakan telah menahan 206 orang setelah pengunjuk rasa melanggar pagar keamanan.
Klip dari media sosial menunjukkan para aktivis melakukan protes duduk, dengan petugas menyeret beberapa dari mereka, dan tidak ada tanda-tanda bentrokan atau perlawanan aktif.
Dalam tulisannya di X, kelompok tersebut mengatakan, “AS tidak mempersenjatai Israel untuk melindungi orang Yahudi. AS mempersenjatai Israel untuk keuntungannya sendiri dan mengendalikan wilayah tersebut…”
“(Presiden Joe) Biden ingin kita percaya bahwa dana gelapnya sebesar USD18 miliar tahun ini untuk pemerintah Israel adalah untuk ‘keselamatan orang Yahudi.’ Sebagai orang Yahudi, kami menolak mitos ini dengan segenap jiwa kami. Kami menolak untuk membiarkan tradisi, sejarah, dan identitas kami digunakan untuk membantai orang Palestina,” tegas kelompok Yahudi itu.
Protes itu terjadi setelah AS mengumumkan pada hari Minggu pengerahan baru aset pertahanan rudal ke Israel, serta pasukan.
Pentagon mengatakan bala bantuan itu dimaksudkan untuk melindungi Israel setelah “serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.”
Sejak dimulainya perang Hamas-Israel Oktober lalu, protes pro-Palestina telah melanda AS, dengan para demonstran mengecam apa yang mereka katakan sebagai serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di Gaza.
Israel melancarkan operasi darat di daerah kantong Palestina itu secara membabi-buta. Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan juga meningkat antara Israel dan Hizbullah, setelah rezim Zionis membunuh sejumlah pejabat tinggi organisasi itu dan memulai operasi darat di Lebanon.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda