7 Kekuatan yang Pernah Menjajah Lebanon, dari Romawi hingga Prancis
Rabu, 09 Oktober 2024 - 11:30 WIB
BEIRUT - Lebanon, negara kecil namun memiliki sejarah yang kaya dan beragam, telah mengalami berbagai penjajahan oleh kekuatan asing selama berabad-abad.
Dari Kekaisaran Romawi hingga Prancis, setiap periode penjajahan telah meninggalkan jejaknya pada budaya, politik, dan masyarakat Lebanon.
Sejarah Penjajahan di Lebanon
Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi pada abad pertama Sebelum Masehi (SM), ketika wilayah tersebut termasuk dalam provinsi Suriah.
Pengaruh Romawi terlihat jelas dalam arsitektur, jalan, dan sistem hukum yang mereka perkenalkan.
Salah satu contoh yang paling mencolok adalah kota kuno Baalbek, yang dikenal dengan kuil-kuil Romawinya yang megah, seperti Kuil Jupiter dan Kuil Bacchus.
Penjajahan Romawi berlangsung hingga abad ke-7 Masehi, ketika Kekaisaran Bizantium menggantikan kekuasaan Romawi di wilayah tersebut.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Masa ini ditandai dengan penyebaran agama Kristen, khususnya Kristen Ortodoks, yang masih menjadi salah satu agama dominan di Lebanon hingga saat ini.
Pada abad ke-7, wilayah ini ditaklukkan oleh Kekhalifahan Rashidun dan kemudian menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah.
Kekhalifahan ini membawa pengaruh Islam yang signifikan ke wilayah tersebut, termasuk bahasa, budaya, dan sistem pemerintahan.
Pada abad ke-12, Lebanon menjadi medan pertempuran penting dalam Perang Salib. Ksatria Eropa mendirikan beberapa benteng di wilayah tersebut, termasuk Benteng Beaufort di selatan Lebanon. Namun, kekuasaan mereka tidak bertahan lama.
Pada abad ke-13, Kesultanan Mamluk dari Mesir berhasil merebut kembali wilayah tersebut dan mengusir para Tentara Salib.
Di bawah pemerintahan Mamluk, Lebanon mengalami periode relatif stabilitas, meskipun sering terlibat dalam konflik dengan kekuatan lokal lainnya.
Penjajahan yang paling lama dan signifikan dalam sejarah Lebanon adalah oleh Kesultanan Utsmaniyah, yang berlangsung dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20.
Pada tahun 1516, Sultan Selim I mengalahkan Mamluk dan mengambil alih Lebanon. Di bawah pemerintahan Utsmaniyah, Lebanon dibagi menjadi beberapa distrik yang dikelola oleh gubernur lokal.
Meskipun demikian, wilayah ini menikmati otonomi yang cukup besar, terutama di bawah pemerintahan Emir Fakhr-al-Din II pada awal abad ke-17, yang mempromosikan pembangunan ekonomi dan kebudayaan.
Setelah Perang Dunia I dan runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, Lebanon ditempatkan di bawah mandat Prancis oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920.
Periode ini ditandai dengan modernisasi infrastruktur dan administrasi, serta pengenalan sistem pendidikan Barat.
Namun, kehadiran Prancis juga menimbulkan ketegangan sosial dan politik, terutama di antara berbagai kelompok agama di Lebanon.
Pada tahun 1943, Lebanon memperoleh kemerdekaannya, meskipun pasukan Prancis baru sepenuhnya ditarik pada tahun 1946.
Warisan penjajahan di Lebanon sangat kompleks. Penjajahan Romawi meninggalkan warisan arsitektur yang mengagumkan, sementara pengaruh Bizantium dan Islam membentuk aspek penting dari identitas agama dan budaya Lebanon.
Penjajahan Utsmaniyah membawa sistem administrasi dan hukum yang bertahan hingga saat ini, sedangkan mandat Prancis memperkenalkan konsep negara modern dan pendidikan Barat.
Lebanon juga dikenal dengan pluralisme agama dan etnisnya, yang merupakan hasil dari berbagai gelombang penjajahan dan migrasi.
Namun, warisan ini juga menimbulkan tantangan, termasuk ketegangan sektarian dan konflik politik yang masih mempengaruhi negara tersebut hingga hari ini.
Sejarah panjang penjajahan Lebanon mencerminkan dinamika kompleks yang membentuk negara ini.
Dari pengaruh Romawi hingga era modernisasi di bawah mandat Prancis, setiap periode penjajahan telah meninggalkan jejaknya pada budaya, masyarakat, dan politik Lebanon.
Meskipun sejarah penjajahan sering kali membawa penderitaan, juga memberikan kontribusi pada keragaman dan kekayaan budaya yang membuat Lebanon unik di kawasan Timur Tengah.
Lihat Juga: Putus Asa, Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar bagi Tiap Tawanan yang Dibebaskan dari Gaza
Dari Kekaisaran Romawi hingga Prancis, setiap periode penjajahan telah meninggalkan jejaknya pada budaya, politik, dan masyarakat Lebanon.
Sejarah Penjajahan di Lebanon
1. Penjajahan Romawi
Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi pada abad pertama Sebelum Masehi (SM), ketika wilayah tersebut termasuk dalam provinsi Suriah.
Pengaruh Romawi terlihat jelas dalam arsitektur, jalan, dan sistem hukum yang mereka perkenalkan.
Salah satu contoh yang paling mencolok adalah kota kuno Baalbek, yang dikenal dengan kuil-kuil Romawinya yang megah, seperti Kuil Jupiter dan Kuil Bacchus.
Penjajahan Romawi berlangsung hingga abad ke-7 Masehi, ketika Kekaisaran Bizantium menggantikan kekuasaan Romawi di wilayah tersebut.
2. Masa Bizantium
Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Masa ini ditandai dengan penyebaran agama Kristen, khususnya Kristen Ortodoks, yang masih menjadi salah satu agama dominan di Lebanon hingga saat ini.
3. Khalifahan Islam
Pada abad ke-7, wilayah ini ditaklukkan oleh Kekhalifahan Rashidun dan kemudian menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah.
Kekhalifahan ini membawa pengaruh Islam yang signifikan ke wilayah tersebut, termasuk bahasa, budaya, dan sistem pemerintahan.
4. Perang Salib
Pada abad ke-12, Lebanon menjadi medan pertempuran penting dalam Perang Salib. Ksatria Eropa mendirikan beberapa benteng di wilayah tersebut, termasuk Benteng Beaufort di selatan Lebanon. Namun, kekuasaan mereka tidak bertahan lama.
5. Kesultanan Mamluk
Pada abad ke-13, Kesultanan Mamluk dari Mesir berhasil merebut kembali wilayah tersebut dan mengusir para Tentara Salib.
Di bawah pemerintahan Mamluk, Lebanon mengalami periode relatif stabilitas, meskipun sering terlibat dalam konflik dengan kekuatan lokal lainnya.
6. Kesultanan Utsmaniyah
Penjajahan yang paling lama dan signifikan dalam sejarah Lebanon adalah oleh Kesultanan Utsmaniyah, yang berlangsung dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20.
Pada tahun 1516, Sultan Selim I mengalahkan Mamluk dan mengambil alih Lebanon. Di bawah pemerintahan Utsmaniyah, Lebanon dibagi menjadi beberapa distrik yang dikelola oleh gubernur lokal.
Meskipun demikian, wilayah ini menikmati otonomi yang cukup besar, terutama di bawah pemerintahan Emir Fakhr-al-Din II pada awal abad ke-17, yang mempromosikan pembangunan ekonomi dan kebudayaan.
7. Era Mandat Prancis
Setelah Perang Dunia I dan runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, Lebanon ditempatkan di bawah mandat Prancis oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920.
Periode ini ditandai dengan modernisasi infrastruktur dan administrasi, serta pengenalan sistem pendidikan Barat.
Namun, kehadiran Prancis juga menimbulkan ketegangan sosial dan politik, terutama di antara berbagai kelompok agama di Lebanon.
Pada tahun 1943, Lebanon memperoleh kemerdekaannya, meskipun pasukan Prancis baru sepenuhnya ditarik pada tahun 1946.
Warisan Penjajahan
Warisan penjajahan di Lebanon sangat kompleks. Penjajahan Romawi meninggalkan warisan arsitektur yang mengagumkan, sementara pengaruh Bizantium dan Islam membentuk aspek penting dari identitas agama dan budaya Lebanon.
Penjajahan Utsmaniyah membawa sistem administrasi dan hukum yang bertahan hingga saat ini, sedangkan mandat Prancis memperkenalkan konsep negara modern dan pendidikan Barat.
Lebanon juga dikenal dengan pluralisme agama dan etnisnya, yang merupakan hasil dari berbagai gelombang penjajahan dan migrasi.
Namun, warisan ini juga menimbulkan tantangan, termasuk ketegangan sektarian dan konflik politik yang masih mempengaruhi negara tersebut hingga hari ini.
Sejarah panjang penjajahan Lebanon mencerminkan dinamika kompleks yang membentuk negara ini.
Dari pengaruh Romawi hingga era modernisasi di bawah mandat Prancis, setiap periode penjajahan telah meninggalkan jejaknya pada budaya, masyarakat, dan politik Lebanon.
Meskipun sejarah penjajahan sering kali membawa penderitaan, juga memberikan kontribusi pada keragaman dan kekayaan budaya yang membuat Lebanon unik di kawasan Timur Tengah.
Lihat Juga: Putus Asa, Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar bagi Tiap Tawanan yang Dibebaskan dari Gaza
(sya)
tulis komentar anda