Mengenal Kehebatan Rudal Houthi Yaman yang Baru Saja Menyerang Israel
Rabu, 09 Oktober 2024 - 06:51 WIB
SANAA - Pasukan Yaman atau Houthi menembakkan dua rudal jarak jauh ke sasaran militer di Tel Aviv pada Senin (7/10/2024) saat peringatan satu tahun perang Israel-Hamas.
Seorang juru bicara pasukan Yaman mengungkapkan salah satu rudal yang terlibat adalah Zulfiqar yang dinamai untuk menghormati pedang mistis Ali bin Abi Thalib, imam Syiah pertama sekaligus khalifah keempat umat Islam.
Berikut ini yang kita ketahui tentang serangan rudal tersebut.
Sirene berbunyi di Israel tengah tiga kali sepanjang hari Senin di tengah serangan rudal, roket, dan pesawat tak berawak oleh Hamas, Hizbullah, dan Houthi di tengah konflik regional yang berkecamuk.
Serangan rudal Houthi mendorong Bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk sementara menangguhkan semua lepas landas dan pendaratan sebagai tindakan pencegahan.
Juru bicara pasukan Yaman Yahya Saree mengatakan serangan rudal itu merupakan bagian dari operasi milisi yang sedang berlangsung untuk mendukung perlawanan Palestina dan Lebanon.
Dia mengatakan serangan "berhasil" itu menargetkan dua lokasi militer di wilayah Tel Aviv dan melibatkan rudal Palestine 2 dan Zulfiqar.
Secara terpisah pada hari Senin, pasukan Yaman meluncurkan pesawat nirawak Jaffa dan Samad 4 ke sasaran di Tel Aviv dan Eilat.
Militer Israel mengonfirmasi rudal permukaan-ke-permukaan yang diluncurkan dari Yaman telah terdeteksi, dan berhasil dicegat dan dihancurkan sebelum mencapai Israel menggunakan sistem pertahanan rudal Arrow.
Media Israel mengatakan kebakaran terjadi di Bet Shemesh, Israel tengah, yang kabarnya disebabkan oleh pecahan pencegat yang ditembakkan untuk menargetkan proyektil Yaman yang masuk.
Pejabat dan media Israel tidak menyebutkan nasib rudal kedua yang dikatakan pasukan Yaman telah mereka tembakkan.
Media regional melaporkan serangan hari Senin adalah pertama kalinya pasukan Yaman menembakkan Zulfiqar (juga dieja Zulfakar) ke Israel, setelah sebelumnya mengerahkan rudal tersebut terhadap pasukan Teluk yang didukung AS yang ditempatkan melawan mereka dalam perang saudara Yaman pada tahun 2021 dan 2022.
Namun, menurut misi PBB Israel, pasukan Yaman mulai menembakkan Zulfiqar ke Israel paling cepat pada tanggal 31 Oktober 2023.
Zulfiqar adalah rudal balistik jarak menengah berbahan bakar cair dengan jangkauan yang dilaporkan lebih dari 2.000 km.
Satu sumber militer mengatakan kepada kantor berita Al Mayadeen Lebanon pada Selasa bahwa rudal tersebut dapat bermanuver, dan memiliki kemampuan menghindari pertahanan udara musuh dan sistem deteksi berbasis satelit.
Rudal Zulfiqar milik Houthi tidak sama dengan rudal Zolfaghar milik Iran, rudal balistik jarak pendek berbahan bakar padat, satu tahap, dan dapat bergerak di jalan raya yang berasal dari rudal seri Fateh-110 yang tersebar luas, yang dilaporkan memiliki jangkauan 700 km.
Menurut sumber Al Mayadeen, Zulfiqar adalah “buatan Yaman.” Pengamat pertahanan terbagi pendapat mengenai teknologi di balik Zulfiqar, dengan beberapa pihak menyatakan Zulfiqar mungkin hanya nama lain untuk rudal balistik berbahan bakar cair milik Houthi Burkan-3 (secara harfiah berarti "Gunung Berapi-3") yang dilaporkan didasarkan pada rudal Qiam milik Iran (meskipun Burkan-3 dilaporkan memiliki jangkauan hanya 1.200 km, dan Qiam 700-800 km).
Sementara yang lain berpendapat Zulfiqar mungkin merupakan modernisasi mendalam dari rudal seri Scud milik Soviet, dengan Uni Soviet diketahui telah mengirimkan senjata tersebut ke Yaman dalam jumlah besar selama Perang Dingin, dan Houthi diketahui telah menyita persediaan Scud-B ketika mereka berkuasa dalam revolusi rakyat pada tahun 2014.
Namun, rudal seri Scud dasar adalah rudal taktis berbahan bakar cair tahap tunggal dengan jangkauan hanya antara 180 km-700 km.
Korea Utara diketahui telah menciptakan varian Scud dengan jangkauan 1.000 km yang dikenal sebagai Rodong dan Hwasong-9 (Scud-ER) pada tahun 1990-an dan 2000-an.
Suriah diketahui telah mengembangkan varian Scud-nya sendiri yang disebut Golan-1 dan Golan-2, dengan senjata ini memiliki jangkauan 700-850 km.
Varian Scud dengan jangkauan 2.000 km+ belum pernah terdengar.
Kemampuan Houthi yang semakin maju terbukti menjadi masalah yang tak terduga bagi pertahanan Israel di sepanjang sisi selatan, dengan semakin banyaknya proyektil pejuang yang terbukti mampu menembus sistem pertahanan udara dan rudal Israel yang banyak digembar-gemborkan bernilai miliaran dolar.
Pada Juli, satu pesawat nirawak Houthi yang besar dan mirip pesawat terbang melesat ke pusat kota Tel Aviv, menghantam satu gedung yang berjarak 100 meter dari cabang Kedutaan Besar AS di kota tersebut.
Pada September, satu rudal hipersonik Houthi Palestine-2 jatuh di Israel tengah. Pejuang mengatakan senjata tersebut memiliki jangkauan 2.150 km, berbahan bakar padat, dilengkapi dengan "teknologi siluman," dan dapat terbang dengan kecepatan hingga Mach 16.
Seorang juru bicara pasukan Yaman mengungkapkan salah satu rudal yang terlibat adalah Zulfiqar yang dinamai untuk menghormati pedang mistis Ali bin Abi Thalib, imam Syiah pertama sekaligus khalifah keempat umat Islam.
Berikut ini yang kita ketahui tentang serangan rudal tersebut.
Sirene berbunyi di Israel tengah tiga kali sepanjang hari Senin di tengah serangan rudal, roket, dan pesawat tak berawak oleh Hamas, Hizbullah, dan Houthi di tengah konflik regional yang berkecamuk.
Serangan rudal Houthi mendorong Bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk sementara menangguhkan semua lepas landas dan pendaratan sebagai tindakan pencegahan.
Juru bicara pasukan Yaman Yahya Saree mengatakan serangan rudal itu merupakan bagian dari operasi milisi yang sedang berlangsung untuk mendukung perlawanan Palestina dan Lebanon.
Dia mengatakan serangan "berhasil" itu menargetkan dua lokasi militer di wilayah Tel Aviv dan melibatkan rudal Palestine 2 dan Zulfiqar.
Secara terpisah pada hari Senin, pasukan Yaman meluncurkan pesawat nirawak Jaffa dan Samad 4 ke sasaran di Tel Aviv dan Eilat.
Militer Israel mengonfirmasi rudal permukaan-ke-permukaan yang diluncurkan dari Yaman telah terdeteksi, dan berhasil dicegat dan dihancurkan sebelum mencapai Israel menggunakan sistem pertahanan rudal Arrow.
Media Israel mengatakan kebakaran terjadi di Bet Shemesh, Israel tengah, yang kabarnya disebabkan oleh pecahan pencegat yang ditembakkan untuk menargetkan proyektil Yaman yang masuk.
Pejabat dan media Israel tidak menyebutkan nasib rudal kedua yang dikatakan pasukan Yaman telah mereka tembakkan.
Media regional melaporkan serangan hari Senin adalah pertama kalinya pasukan Yaman menembakkan Zulfiqar (juga dieja Zulfakar) ke Israel, setelah sebelumnya mengerahkan rudal tersebut terhadap pasukan Teluk yang didukung AS yang ditempatkan melawan mereka dalam perang saudara Yaman pada tahun 2021 dan 2022.
Namun, menurut misi PBB Israel, pasukan Yaman mulai menembakkan Zulfiqar ke Israel paling cepat pada tanggal 31 Oktober 2023.
Apa yang Kita Ketahui tentang Zulfiqar?
Zulfiqar adalah rudal balistik jarak menengah berbahan bakar cair dengan jangkauan yang dilaporkan lebih dari 2.000 km.
Satu sumber militer mengatakan kepada kantor berita Al Mayadeen Lebanon pada Selasa bahwa rudal tersebut dapat bermanuver, dan memiliki kemampuan menghindari pertahanan udara musuh dan sistem deteksi berbasis satelit.
Rudal Zulfiqar milik Houthi tidak sama dengan rudal Zolfaghar milik Iran, rudal balistik jarak pendek berbahan bakar padat, satu tahap, dan dapat bergerak di jalan raya yang berasal dari rudal seri Fateh-110 yang tersebar luas, yang dilaporkan memiliki jangkauan 700 km.
Menurut sumber Al Mayadeen, Zulfiqar adalah “buatan Yaman.” Pengamat pertahanan terbagi pendapat mengenai teknologi di balik Zulfiqar, dengan beberapa pihak menyatakan Zulfiqar mungkin hanya nama lain untuk rudal balistik berbahan bakar cair milik Houthi Burkan-3 (secara harfiah berarti "Gunung Berapi-3") yang dilaporkan didasarkan pada rudal Qiam milik Iran (meskipun Burkan-3 dilaporkan memiliki jangkauan hanya 1.200 km, dan Qiam 700-800 km).
Sementara yang lain berpendapat Zulfiqar mungkin merupakan modernisasi mendalam dari rudal seri Scud milik Soviet, dengan Uni Soviet diketahui telah mengirimkan senjata tersebut ke Yaman dalam jumlah besar selama Perang Dingin, dan Houthi diketahui telah menyita persediaan Scud-B ketika mereka berkuasa dalam revolusi rakyat pada tahun 2014.
Namun, rudal seri Scud dasar adalah rudal taktis berbahan bakar cair tahap tunggal dengan jangkauan hanya antara 180 km-700 km.
Korea Utara diketahui telah menciptakan varian Scud dengan jangkauan 1.000 km yang dikenal sebagai Rodong dan Hwasong-9 (Scud-ER) pada tahun 1990-an dan 2000-an.
Suriah diketahui telah mengembangkan varian Scud-nya sendiri yang disebut Golan-1 dan Golan-2, dengan senjata ini memiliki jangkauan 700-850 km.
Varian Scud dengan jangkauan 2.000 km+ belum pernah terdengar.
Kemampuan Houthi yang semakin maju terbukti menjadi masalah yang tak terduga bagi pertahanan Israel di sepanjang sisi selatan, dengan semakin banyaknya proyektil pejuang yang terbukti mampu menembus sistem pertahanan udara dan rudal Israel yang banyak digembar-gemborkan bernilai miliaran dolar.
Pada Juli, satu pesawat nirawak Houthi yang besar dan mirip pesawat terbang melesat ke pusat kota Tel Aviv, menghantam satu gedung yang berjarak 100 meter dari cabang Kedutaan Besar AS di kota tersebut.
Pada September, satu rudal hipersonik Houthi Palestine-2 jatuh di Israel tengah. Pejuang mengatakan senjata tersebut memiliki jangkauan 2.150 km, berbahan bakar padat, dilengkapi dengan "teknologi siluman," dan dapat terbang dengan kecepatan hingga Mach 16.
(sya)
tulis komentar anda