Uni Eropa Frustrasi Tidak Bisa Menekan Israel dan Redam Perang Timur Tengah
Sabtu, 05 Oktober 2024 - 13:01 WIB
BRUSSEL - Uni Eropa (UE) frustrasi tidak memiliki kendali atas situasi di Timur Tengah dan tidak dapat memengaruhi keputusan Israel untuk menyerang Iran.
Financial Times melaporkan hal itu pada hari Jumat (4/10/2024), mengutip beberapa diplomat UE.
Awal pekan ini, Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan Negara Zionis itu ke Lebanon dan pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah serta seorang jenderal Iran yang berada di negara itu.
Israel sejak itu bersumpah membalas sebagai tanggapan atas serangan itu "di mana pun, kapan pun, dan dengan cara apa pun" yang dipilihnya, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim Iran membuat "kesalahan besar" dan "akan membayarnya."
Pejabat Amerika Serikat (AS) dan UE telah meminta kedua belah pihak yang berkonflik untuk menahan diri, tetapi kekhawatiran telah berkembang bahwa Washington dan Brussels memiliki sedikit pengaruh atas pemerintah Israel.
Seorang diplomat Eropa mengatakan kepada Financial Times bahwa Israel telah diminta berhenti menyerang infrastruktur minyak atau nuklir Iran tetapi tidak diberi jaminan Israel akan memenuhi permintaan itu.
Diplomat senior Uni Eropa lainnya juga mengatakan kepada media tersebut bahwa "sangat menyedihkan melihat betapa kecilnya pengaruh kita terhadap peristiwa ini" dan hal itu "menyuntikkan sedikit pesimisme, sedikit fatalisme ke dalam diskusi kita tentang hal itu."
Pada Kamis, Politico juga melaporkan, mengutip dua pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya, bahwa Presiden AS Joe Biden semakin frustrasi karena dia tidak dapat memengaruhi perilaku militer Israel dan percakapan teleponnya dengan Netanyahu "semakin berubah menjadi adu mulut."
Majalah tersebut mengklaim mengingat ketidakmampuan Biden untuk mencegah "perang regional" di Timur Tengah, Washington terpaksa puas dengan "membatasi respons Israel" daripada mencegahnya sepenuhnya.
Menurut seorang diplomat Amerika yang berbicara kepada Financial Times, pejabat AS dan Israel sudah membahas potensi serangan terhadap target militer dan infrastruktur energi Iran, tetapi Washington tidak berharap berpartisipasi dalam serangan ini.
Pejabat itu menambahkan Israel bermaksud mengirim "sinyal kuat ke Iran" dan mengakhiri konflik tetapi mencatat belum ada keputusan akhir yang dibuat pemerintah Israel.
Sementara itu, Korps Garda Revolusi Islam telah memperingatkan jika Israel memutuskan menanggapi serangan hari Selasa maka serangan Teheran berikutnya akan “lebih merusak.”
Financial Times melaporkan hal itu pada hari Jumat (4/10/2024), mengutip beberapa diplomat UE.
Awal pekan ini, Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan Negara Zionis itu ke Lebanon dan pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah serta seorang jenderal Iran yang berada di negara itu.
Israel sejak itu bersumpah membalas sebagai tanggapan atas serangan itu "di mana pun, kapan pun, dan dengan cara apa pun" yang dipilihnya, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim Iran membuat "kesalahan besar" dan "akan membayarnya."
Pejabat Amerika Serikat (AS) dan UE telah meminta kedua belah pihak yang berkonflik untuk menahan diri, tetapi kekhawatiran telah berkembang bahwa Washington dan Brussels memiliki sedikit pengaruh atas pemerintah Israel.
Seorang diplomat Eropa mengatakan kepada Financial Times bahwa Israel telah diminta berhenti menyerang infrastruktur minyak atau nuklir Iran tetapi tidak diberi jaminan Israel akan memenuhi permintaan itu.
Diplomat senior Uni Eropa lainnya juga mengatakan kepada media tersebut bahwa "sangat menyedihkan melihat betapa kecilnya pengaruh kita terhadap peristiwa ini" dan hal itu "menyuntikkan sedikit pesimisme, sedikit fatalisme ke dalam diskusi kita tentang hal itu."
Pada Kamis, Politico juga melaporkan, mengutip dua pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya, bahwa Presiden AS Joe Biden semakin frustrasi karena dia tidak dapat memengaruhi perilaku militer Israel dan percakapan teleponnya dengan Netanyahu "semakin berubah menjadi adu mulut."
Majalah tersebut mengklaim mengingat ketidakmampuan Biden untuk mencegah "perang regional" di Timur Tengah, Washington terpaksa puas dengan "membatasi respons Israel" daripada mencegahnya sepenuhnya.
Menurut seorang diplomat Amerika yang berbicara kepada Financial Times, pejabat AS dan Israel sudah membahas potensi serangan terhadap target militer dan infrastruktur energi Iran, tetapi Washington tidak berharap berpartisipasi dalam serangan ini.
Pejabat itu menambahkan Israel bermaksud mengirim "sinyal kuat ke Iran" dan mengakhiri konflik tetapi mencatat belum ada keputusan akhir yang dibuat pemerintah Israel.
Sementara itu, Korps Garda Revolusi Islam telah memperingatkan jika Israel memutuskan menanggapi serangan hari Selasa maka serangan Teheran berikutnya akan “lebih merusak.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda