Rusia Rancang 'Bom Kiamat' Terbesar di Dunia, Diaktifkan via Remote
Sabtu, 02 Mei 2020 - 11:48 WIB
MOSKOW - Rusia telah merancang senjata tidur di dasar laut yang diaktifkan dari jarak jauh atau via remote control. Media barat menjuluki senjata rezim Vladimir Putin ini sebagai "bom kiamat" terbesar di dunia.
Senjata itu dikenal sebagai rudal Skif yang mematikan dan berkekuatan nuklir. Rudal Skif siap digunakan sebagai upaya terakhir jika perang pecah antara Timur dan Barat.
Jika diaktifkan, "bom kiamat" tersebut memiliki jangkauan ledakan hingga 6.000 mil, bergerak dengan kecepatan 60 mph dan ledakanya akan mencemari area luas laut dan pantai dengan elemen radioaktif sintetis Cobalt-60.
Senjata nuklir beracun itu sangat besar sehingga harus diturunkan ke laut dari kapal yang diadaptasi secara khusus dan akan menciptakan kerusakan yang menghancurkan dan tahan lama.
Menurut laporan Mirror, Jumat (1/5/2020), ketika tidak aktif, senjata monster sepanjang 25 meter dan berat 100 ton itu dapat menunggu selama bertahun-tahun, berbaring di dasar laut sedalam 3.000 kaki.
Pada bulan Februari, para ahli melihat benda besar yang mereka yakini pertama kali sebagai versi terbaru dari drone Poseidon "pembuat tsunami" di Moskow, tetapi sekarang diyakini sebagai rudal Skif.
Poseidon sudah muncul pada 2015 sebagai drone nuklir, dengan kekuatan untuk memicu tsunami yang menghancurkan kota pantai.
Tetapi para ahli sekarang percaya bahwa penampakan senjata pada tahun ini sebenarnya adalah rudal Skif. Rudal itu terlihat di atas kapal Rusia; Akademik Aleksandrov, selama uji coba laut.
Kapal dipindahkan dengan tenang ke basis Angkatan Laut Rusia pada 12 April di pelabuhan Arktik Severomorsk, Murmansk.
Senjata itu dikenal sebagai rudal Skif yang mematikan dan berkekuatan nuklir. Rudal Skif siap digunakan sebagai upaya terakhir jika perang pecah antara Timur dan Barat.
Jika diaktifkan, "bom kiamat" tersebut memiliki jangkauan ledakan hingga 6.000 mil, bergerak dengan kecepatan 60 mph dan ledakanya akan mencemari area luas laut dan pantai dengan elemen radioaktif sintetis Cobalt-60.
Senjata nuklir beracun itu sangat besar sehingga harus diturunkan ke laut dari kapal yang diadaptasi secara khusus dan akan menciptakan kerusakan yang menghancurkan dan tahan lama.
Menurut laporan Mirror, Jumat (1/5/2020), ketika tidak aktif, senjata monster sepanjang 25 meter dan berat 100 ton itu dapat menunggu selama bertahun-tahun, berbaring di dasar laut sedalam 3.000 kaki.
Pada bulan Februari, para ahli melihat benda besar yang mereka yakini pertama kali sebagai versi terbaru dari drone Poseidon "pembuat tsunami" di Moskow, tetapi sekarang diyakini sebagai rudal Skif.
Poseidon sudah muncul pada 2015 sebagai drone nuklir, dengan kekuatan untuk memicu tsunami yang menghancurkan kota pantai.
Tetapi para ahli sekarang percaya bahwa penampakan senjata pada tahun ini sebenarnya adalah rudal Skif. Rudal itu terlihat di atas kapal Rusia; Akademik Aleksandrov, selama uji coba laut.
Kapal dipindahkan dengan tenang ke basis Angkatan Laut Rusia pada 12 April di pelabuhan Arktik Severomorsk, Murmansk.
tulis komentar anda