Serangan Israel Menargetkan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Sabtu, 28 September 2024 - 08:20 WIB
Para pendukung Hizbullah mendengarkan pidato Hassan Nasrallah yang disiarkan di televisi di Beirut, Lebanon, pada 6 Agustus 2024. Foto/Global Look Press/Bilal Jawich
BEIRUT - Pemimpin gerakan Syiah Hizbullah, Hassan Nasrallah, masih hidup setelah serangan udara “besar-besaran” di markas besar kelompok itu.

Reuters melaporkan hal itu mengutip sumber yang dekat dengan gerakan itu. Israel mengonfirmasi pengeboman kompleks bawah tanah milik kelompok pejuang itu di pinggiran kota Dahiyeh, Beirut.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan markas utama pejuang Syiah, yang terletak di bawah lingkungan sipil, menjadi sasaran serangan itu.

Axios melaporkan pada Jumat (27/9/2024), mengutip sumber Israel, bahwa Nasrallah menjadi sasaran operasi dan bahwa militer Israel sedang memeriksa apakah ia terkena dampak serangan itu.



Israel tidak secara resmi mengonfirmasi informasi ini. Media Israel menyatakan pemimpin Hizbullah itu kemungkinan tewas dalam serangan itu.

Kantor berita Tasnim Iran juga melaporkan Nasrallah selamat. Kantor berita itu mengindikasikan enam bangunan hancur dalam serangan itu.

Kantor berita Lebanon Al Manar melaporkan serangan di pinggiran kota itu mengakibatkan sedikitnya enam korban tewas dan 76 orang cedera, tetapi tidak menyebutkan Nasrallah.

Militer Israel menyerang pinggiran kota selatan Beirut empat kali selama seminggu terakhir, menewaskan sedikitnya tiga komandan tinggi Hizbullah: Ibrahim Aqil, Ahmed Wahbi, dan Ibrahim Qubaisi.

Serangan-serangan ini merupakan bagian dari kampanye pengeboman Israel yang menargetkan Hizbullah dan menghantam berbagai lokasi di Lebanon.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya 1.300 orang tewas dalam serangan Israel.

Lebih dari 100.000 orang telah dievakuasi dari kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon sejak pasukan Israel mulai bertukar tembakan dengan pejuang Hizbullah pada awal perang Israel-Hamas hampir setahun yang lalu.

Gerakan yang berbasis di Lebanon itu telah mendukung perjuangan Palestina dengan peluncuran rudal sporadis terhadap instalasi militer Israel sejak Zionis melancarkan kampanye militer terhadap kelompok pejuang Hamas yang berbasis di Gaza.

Menurut otoritas kesehatan Palestina, operasi Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 orang, termasuk hampir 16.500 anak-anak.

Israel juga secara drastis meningkatkan operasinya melawan Hizbullah awal bulan ini, melukai ribuan orang dalam operasi sabotase yang menargetkan perangkat komunikasi genggam kelompok itu dan kemudian membombardir Lebanon selatan dengan serangan udara sejak minggu lalu.

(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More