Menteri Zionis Anggap Lebanon Bukan Negara lalu Dibombardir Israel

Selasa, 24 September 2024 - 14:55 WIB
Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli anggap Lebanon bukan lagi sebuah negara, sehari sebelum militer Israel membombardir Lebanon. Foto/AP Photo/Hussein Malla
TEL AVIV - Seorang menteri Zionis pada Minggu berkomentar provokatif dengan menganggap Lebanon bukan lagi sebuah negara. Sehari kemudian, pada Senin, militer Israel membombardir Lebanon secara dramatis.

Militer Israel resmi memulai operasi militer terhadap Lebanon dengan nama "Northern Arrows" pada hari Senin, meluncurkan serangan udara secara dramatis yang menyebabkan 492 orang meninggal dan ribuan lainnya terluka.

Operasi militer itu diklaim menargetkan kelompok Hizbullah meski faktanya 35 anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam pengeboman udara Israel.





Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli secara terbuka mengatakan Lebanon bukan lagi sebuah negara.

"Meskipun memiliki bendera dan meskipun memiliki lembaga politik, Lebanon tidak memenuhi definisi negara," tulis menteri Zionis tersebut di X, yang dikutip Middle East Eye, Selasa (24/9/2024).

Dia juga mengunggah gambar peta yang mempertanyakan batas wilayah Suriah dan Lebanon saat ini, merujuk pada perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 yang membagi Levent menjadi wilayah pengaruh Inggris dan Prancis.

Lebih lanjut, Chikli menyerukan agar apa yang dia sebut sebagai "populasi musuh" Lebanon dijauhkan dari perbatasan Israel.

Chikli mengatakan zona penyangga harus dibuat di Lebanon selatan.

"Zona penyangga baru, bebas dari populasi musuh adalah perintah saat ini dan itu adalah hal yang benar dan paling adil untuk dilakukan baik dari sudut pandang keamanan, baik dari sudut pandang politik maupun moral," imbuh dia.

Chikli telah menimbulkan kontroversi sebelumnya, termasuk melalui hubungannya yang dipublikasikan secara luas dengan para pemimpin sayap kanan Eropa, termasuk Marine Le Pen.

Selama tiga hari terakhir pada pekan lalu, Israel telah mengebom Lebanon selatan dan timur secara besar-besaran.

Sementara itu, Hizbullah mengatakan telah menargetkan pangkalan udara militer Ramat David milik Israel dan pabrik senjata Rafael di dekat Haifa dalam gelombang serangan roket.

Konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah, sebuah gerakan yang lahir dari perlawanan terhadap pendudukan Israel tahun 1982 di Lebanon selatan, dimulai sehari setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

Chikli bukan satu-satunya menteri Israel yang semakin vokal dalam seruan mereka untuk mengambil tindakan militer langsung terhadap Lebanon.

Berbicara di televisi Israel pekan lalu, Menteri Pendidikan Zionis Yoav Kisch menyerukan agar Lebanon dihancurkan secara keseluruhan.

"Tidak ada perbedaan antara Hizbullah dan Lebanon. Lebanon akan dimusnahkan. Lebanon tidak akan ada lagi," kata Kisch.

Puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan telah mengungsi. Di Gaza, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina.

Beberapa negara, termasuk Rusia, Yordania, dan Mesir, semuanya mengatakan bahwa serangan Israel di Lebanon dalam beberapa hari terakhir merupakan upaya untuk menyeret Timur Tengah ke dalam perang regional yang lebih luas.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More