Hizbullah Hujani Israel dengan Roket setelah Komandan Pasukan Khususnya Dibunuh Zionis
Minggu, 22 September 2024 - 06:51 WIB
TEL AVIV - Kelompok Hizbullah Lebanon telah menembakkan rentetan roket yang menghujani sejumlah wilayah Israel, Minggu (22/9/2024) dini hari.
Itu sebagai respons atas serangan udara militer Zionis yang menewaskan Ibrahim Aqil, komandan Pasukan Radwan—pasukan khusus Hizbullah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sistem pertahanan rudal telah diaktifkan di Israel utara.
Mengutip laporan Jerusalem Post, sirene serangan udara meraung-raung sekitar pukul 01.10 dini hari di Haifa, Nazareth, Afula, dan Galilea bagian bawah.
Dalam sebuah posting di X, IDF mengatakan bahwa sekitar 10 peluncuran roket terdeteksi dari wilayah Lebanon. “Sebagian besar proyektil dicegat,” kata IDF.
Salah satu roket dilaporkan jatuh di wilayah Nazareth. Belum ada laporan perihal kemungkinan adanya korban jiwa dalam serangan roket tersebut.
Pada Sabtu, IDF mengumumkan bahwa serangan udara mereka telah membunuh Ibrahim Aqil, yang mereka gambarkan sebagai kepala operasi Hizbullah.
“Pesawat melakukan serangan yang ditargetkan berdasarkan intelijen di wilayah Beirut, dan melenyapkan Ibrahim Aqil, kepala Unit Operasi Hizbullah dan komandan Pasukan Radwan elite Hizbullah,” bunyi pernyataan IDF.
“Selama serangan itu, sejumlah operator senior di staf operasi Hizbullah dan komandan dari Unit Radwan dieliminasi bersama Aqil,” imbuh pernyataan tersebut.
“Ibrahim Aqil dan para komandan Radwan yang dieliminasi hari ini tengah merencanakan serangan Hizbullah; ‘Taklukkan Galilea’, di mana Hizbullah bermaksud menyusup ke komunitas Israel dan membunuh warga sipil.”
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan dalam sebuah pernyataan bahwa 12 orang tewas dan 66 lainnya terluka, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis, dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.
National News Agency (NNA) Lebanon melaporkan serangan udara Zionis Israel menghantam sebuah apartemen di salah satu bangunan tempat tinggal di daerah Jamous.
Ambulans dan tim pertahanan sipil bergegas ke daerah itu dan membawa beberapa korban luka ke rumah sakit.
Pada hari Selasa dan Rabu, 37 orang tewas dan lebih dari 3.250 lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, terluka dalam serangkaian ledakan yang melibatkan perangkat komunikasi nirkabel, termasuk pager dan radio dua arah.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menganggap Israel bertanggung jawab atas ledakan perangkat tersebut dan mengancamnya dengan "konsekuensi yang berat".
Belum ada komentar dari Israel mengenai ledakan tersebut, yang terjadi di tengah meningkatnya perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.300 orang sejak 7 Oktober 2023.
Itu sebagai respons atas serangan udara militer Zionis yang menewaskan Ibrahim Aqil, komandan Pasukan Radwan—pasukan khusus Hizbullah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sistem pertahanan rudal telah diaktifkan di Israel utara.
Mengutip laporan Jerusalem Post, sirene serangan udara meraung-raung sekitar pukul 01.10 dini hari di Haifa, Nazareth, Afula, dan Galilea bagian bawah.
Dalam sebuah posting di X, IDF mengatakan bahwa sekitar 10 peluncuran roket terdeteksi dari wilayah Lebanon. “Sebagian besar proyektil dicegat,” kata IDF.
Salah satu roket dilaporkan jatuh di wilayah Nazareth. Belum ada laporan perihal kemungkinan adanya korban jiwa dalam serangan roket tersebut.
Pada Sabtu, IDF mengumumkan bahwa serangan udara mereka telah membunuh Ibrahim Aqil, yang mereka gambarkan sebagai kepala operasi Hizbullah.
“Pesawat melakukan serangan yang ditargetkan berdasarkan intelijen di wilayah Beirut, dan melenyapkan Ibrahim Aqil, kepala Unit Operasi Hizbullah dan komandan Pasukan Radwan elite Hizbullah,” bunyi pernyataan IDF.
“Selama serangan itu, sejumlah operator senior di staf operasi Hizbullah dan komandan dari Unit Radwan dieliminasi bersama Aqil,” imbuh pernyataan tersebut.
“Ibrahim Aqil dan para komandan Radwan yang dieliminasi hari ini tengah merencanakan serangan Hizbullah; ‘Taklukkan Galilea’, di mana Hizbullah bermaksud menyusup ke komunitas Israel dan membunuh warga sipil.”
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan dalam sebuah pernyataan bahwa 12 orang tewas dan 66 lainnya terluka, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis, dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.
National News Agency (NNA) Lebanon melaporkan serangan udara Zionis Israel menghantam sebuah apartemen di salah satu bangunan tempat tinggal di daerah Jamous.
Ambulans dan tim pertahanan sipil bergegas ke daerah itu dan membawa beberapa korban luka ke rumah sakit.
Pada hari Selasa dan Rabu, 37 orang tewas dan lebih dari 3.250 lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, terluka dalam serangkaian ledakan yang melibatkan perangkat komunikasi nirkabel, termasuk pager dan radio dua arah.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menganggap Israel bertanggung jawab atas ledakan perangkat tersebut dan mengancamnya dengan "konsekuensi yang berat".
Belum ada komentar dari Israel mengenai ledakan tersebut, yang terjadi di tengah meningkatnya perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.300 orang sejak 7 Oktober 2023.
(mas)
tulis komentar anda