Ledakan Perangkat Elektronik di Lebanon Jadi Sinyal Perang Dunia III Pakai Senjata Tradisional? Ini Penjelasannya
Jum'at, 20 September 2024 - 15:30 WIB
Pernyataan tersebut ditanggapi sebagai hal masuk akal oleh Lawrence, seorang mantan Perwira Teknis Amunisi di Angkatan Darat Inggris.
Menurutnya, pager memang bisa dimodifikasi secara khusus dan diisi dengan bahan peledak. Perancangnya sendiri cukup menambahkan sejenis alat pemicu yang dihubungkan ke sumber aktivasinya.
"Yang pasti ada bahan peledak yang dimasukkan ke dalamnya, dan semacam alat pemicu yang kemudian dihubungkan ke aktivasi pager itu sendiri," ungkap Lawrence, dikutip Jumat (20/9/2024).
Kejadian mengejutkan baru-baru ini di Lebanon secara tidak langsung akan membuat banyak pihak di dunia menjadi lebih waspada dengan teknologi.
Hal ini termasuk dalam penggunaannya di perangkat militer canggih semacam rudal hingga akses senjata nuklir.
Sejalan dengan hal tersebut, negara-negara di dunia mungkin akan mengevaluasi penggunaan teknologi canggih dalam perangkat militernya.
Alasannya karena bisa saja ketika dipakai untuk perang, senjatanya itu diretas atau disabotase dan menjadi ‘pedang bermata dua’.
Spekulasi liarnya, mereka akan beralih menuju senjata-senjata tradisional untuk menutupi kemungkinan peretasan atau sabotase terhadap perangkat militer canggihnya.
Dalam hal ini, mereka tidak akan mengambil risiko besar mengingat perangkat jadul seperti pager saja bisa disabotase, apalagi perangkat modern dan canggih seperti senjata nuklir.
Demikian ulasan mengenai dampak ledakan perangkat elektronik di Lebanon yang menjadi sinyal Perang Dunia III menggunakan senjata tradisional.
Menurutnya, pager memang bisa dimodifikasi secara khusus dan diisi dengan bahan peledak. Perancangnya sendiri cukup menambahkan sejenis alat pemicu yang dihubungkan ke sumber aktivasinya.
"Yang pasti ada bahan peledak yang dimasukkan ke dalamnya, dan semacam alat pemicu yang kemudian dihubungkan ke aktivasi pager itu sendiri," ungkap Lawrence, dikutip Jumat (20/9/2024).
Kejadian mengejutkan baru-baru ini di Lebanon secara tidak langsung akan membuat banyak pihak di dunia menjadi lebih waspada dengan teknologi.
Hal ini termasuk dalam penggunaannya di perangkat militer canggih semacam rudal hingga akses senjata nuklir.
Sejalan dengan hal tersebut, negara-negara di dunia mungkin akan mengevaluasi penggunaan teknologi canggih dalam perangkat militernya.
Alasannya karena bisa saja ketika dipakai untuk perang, senjatanya itu diretas atau disabotase dan menjadi ‘pedang bermata dua’.
Spekulasi liarnya, mereka akan beralih menuju senjata-senjata tradisional untuk menutupi kemungkinan peretasan atau sabotase terhadap perangkat militer canggihnya.
Dalam hal ini, mereka tidak akan mengambil risiko besar mengingat perangkat jadul seperti pager saja bisa disabotase, apalagi perangkat modern dan canggih seperti senjata nuklir.
Demikian ulasan mengenai dampak ledakan perangkat elektronik di Lebanon yang menjadi sinyal Perang Dunia III menggunakan senjata tradisional.
tulis komentar anda