Jenderal AS: Kemampuan Senjata Nuklir Korea Utara Maju Pesat
Kamis, 19 September 2024 - 12:18 WIB
"Saya menyadari ancaman yang dihadapi Korea Selatan dan sepenuhnya memahami bahwa peran saya, jika dikonfirmasi, adalah memastikan keadaan kesiapan yang konstan untuk semua pasukan di semenanjung," papar jenderal Amerika tersebut.
Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan awal tahun ini bahwa Korea Utara telah mengembangkan sekitar 50 hulu ledak nuklir sejak mengumumkan uji coba senjata nuklir pertamanya 18 tahun lalu.
Negara tersebut telah mengabadikan kemampuan nuklir dalam konstitusinya melalui amandemen, dan rezim Kim Jong-un terus melakukan uji coba rudal balistik yang sering, yang selanjutnya mengobarkan ketegangan dengan Korea Selatan.
Minggu lalu, media pemerintah Korea Utara; KCNA, merilis foto-foto yang tampaknya menunjukkan, untuk pertama kalinya, situs pengayaan uranium kedua.
Senator Deb Fischer, seorang politisi Partai Republik asal Nebraska, bertanya bagaimana Brunson akan meyakinkan Korea Selatan bahwa "payung nuklir" AS atas sekutunya tetap kuat di tengah tindakan destabilisasi Korea Utara.
Brunson menanggapi bahwa dia akan memulai dengan membuat penilaian yang cermat untuk menghindari kesalahan perhitungan dan dengan melibatkan sekutu AS secara erat untuk menjelaskan apa yang pihaknya lihat.
"Pada intinya, ini tentang meyakinkan mitra kami bahwa kami mendukung mereka, dan bahwa mereka dilindungi di bawah payung konvensional dan nuklir di semenanjung," paparnya.
Dalam jajak pendapat Korea Selatan yang dirilis awal tahun ini, sekitar dua pertiga responden menyatakan keyakinannya pada jaminan Washington untuk memperluas kemampuan nuklirnya guna melindungi negara tersebut.
Dua pertiga warga Korea Selatan sekarang mendukung pengembangan senjata nuklir mereka sendiri, menurut survei tersebut.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengatakan pada bulan Juli bahwa upaya semacam itu akan memerlukan "pertimbangan lebih lanjut".
Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan awal tahun ini bahwa Korea Utara telah mengembangkan sekitar 50 hulu ledak nuklir sejak mengumumkan uji coba senjata nuklir pertamanya 18 tahun lalu.
Negara tersebut telah mengabadikan kemampuan nuklir dalam konstitusinya melalui amandemen, dan rezim Kim Jong-un terus melakukan uji coba rudal balistik yang sering, yang selanjutnya mengobarkan ketegangan dengan Korea Selatan.
Minggu lalu, media pemerintah Korea Utara; KCNA, merilis foto-foto yang tampaknya menunjukkan, untuk pertama kalinya, situs pengayaan uranium kedua.
Senator Deb Fischer, seorang politisi Partai Republik asal Nebraska, bertanya bagaimana Brunson akan meyakinkan Korea Selatan bahwa "payung nuklir" AS atas sekutunya tetap kuat di tengah tindakan destabilisasi Korea Utara.
Brunson menanggapi bahwa dia akan memulai dengan membuat penilaian yang cermat untuk menghindari kesalahan perhitungan dan dengan melibatkan sekutu AS secara erat untuk menjelaskan apa yang pihaknya lihat.
"Pada intinya, ini tentang meyakinkan mitra kami bahwa kami mendukung mereka, dan bahwa mereka dilindungi di bawah payung konvensional dan nuklir di semenanjung," paparnya.
Dalam jajak pendapat Korea Selatan yang dirilis awal tahun ini, sekitar dua pertiga responden menyatakan keyakinannya pada jaminan Washington untuk memperluas kemampuan nuklirnya guna melindungi negara tersebut.
Dua pertiga warga Korea Selatan sekarang mendukung pengembangan senjata nuklir mereka sendiri, menurut survei tersebut.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengatakan pada bulan Juli bahwa upaya semacam itu akan memerlukan "pertimbangan lebih lanjut".
tulis komentar anda