4 Negara Muslim yang Sudah Hilang, Salah Satunya Dibentuk untuk Melawan Dominasi Barat
Selasa, 17 September 2024 - 15:00 WIB
Gerakan penyatuan ini adalah sebagai bentuk nasionalisme dan solidaritas bangsa Arab melawan kolonialisme Barat. Sebab, kawasan Arab terpecah-pecah menjadi sejumlah kekuatan yang mendapat pengaruh dari negara Barat.
Namun setelah beberapa tahun berjalan, Republik Arab Bersatu hancur. Suriah memisahkan diri karena merasa hanya menjadi "kendaraan" bagi kekuasaan pemerintahan Mesir.
Republik Arab Bersatu berakhir pada 28 September 1961. Meski begitu, Mesir tetap menggunakan nama Republik Arab Bersatu hingga 2 September 1971, setelah kematian Nasser.
Yaman yang dikenal saat ini merupakan unifikasi atau penyatuan dari Yaman Utara dan Selatan pada tahun 1990. Sebelum penggabungan itu, negara tersebut telah dilanda berbagai konflik dan perang saudara.
Konflik diketahui disebabkan karena kawasan Yaman Utara diabaikan oleh rezim Sana’a dalam hal infrastruktur, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Keterbelakangan ini membuat wilayah utara mendapatkan stigma dari elite-elite politik di Sana’a (Ibu Kota Yaman) sebagai ”kampungan”, ”bodoh”, dan ”kasar” sehingga pantas untuk terus mendapatkan pengawasan.
Akibatnya, tumbuh semacam kesadaran komunal bersama di Utara, yang di kemudian hari membesar dan melampaui batas-batas desa, distrik, dan provinsi. Kondisi ini semakin menggerakkan Houthi untuk melancarkan kritik keras terhadap rezim Sana’a, terutama melalui ceramah-ceramah Hussein al-Houthi.
Meski saat ini wilayah utara dan selatan Yaman telah disatukan, konflik antara Yaman Utara dan Sana’a masih kerap terjadi.
Namun setelah beberapa tahun berjalan, Republik Arab Bersatu hancur. Suriah memisahkan diri karena merasa hanya menjadi "kendaraan" bagi kekuasaan pemerintahan Mesir.
Republik Arab Bersatu berakhir pada 28 September 1961. Meski begitu, Mesir tetap menggunakan nama Republik Arab Bersatu hingga 2 September 1971, setelah kematian Nasser.
4. Yaman Utara dan Selatan
Yaman yang dikenal saat ini merupakan unifikasi atau penyatuan dari Yaman Utara dan Selatan pada tahun 1990. Sebelum penggabungan itu, negara tersebut telah dilanda berbagai konflik dan perang saudara.
Konflik diketahui disebabkan karena kawasan Yaman Utara diabaikan oleh rezim Sana’a dalam hal infrastruktur, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Keterbelakangan ini membuat wilayah utara mendapatkan stigma dari elite-elite politik di Sana’a (Ibu Kota Yaman) sebagai ”kampungan”, ”bodoh”, dan ”kasar” sehingga pantas untuk terus mendapatkan pengawasan.
Akibatnya, tumbuh semacam kesadaran komunal bersama di Utara, yang di kemudian hari membesar dan melampaui batas-batas desa, distrik, dan provinsi. Kondisi ini semakin menggerakkan Houthi untuk melancarkan kritik keras terhadap rezim Sana’a, terutama melalui ceramah-ceramah Hussein al-Houthi.
Meski saat ini wilayah utara dan selatan Yaman telah disatukan, konflik antara Yaman Utara dan Sana’a masih kerap terjadi.
(mas)
Lihat Juga :