Rusia Ungkap 6 Nama dan Foto Diplomat Inggris yang Diusir
Sabtu, 14 September 2024 - 06:15 WIB
MOSKOW - Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) merilis foto enam diplomat Inggris yang dinyatakan persona non grata oleh Moskow atas apa yang diklaimnya sebagai "kegiatan subversif" dan spionase Inggris.
Pada Jumat (13/9/2024), FSB mengklaim telah memperoleh bukti upaya Inggris untuk memicu ketegangan global dan merusak stabilitas Rusia, dengan menuduh Inggris terlibat dalam "kebijakan subversif" di negara itu untuk menimbulkan "kekalahan strategis" bagi Moskow.
Sehubungan dengan hal ini, Rusia menghentikan akreditasi enam pegawai departemen politik Kedutaan Besar Inggris di Moskow, dengan alasan tindakan mereka "menunjukkan tanda-tanda intelijen dan pekerjaan subversif."
Beberapa jam kemudian, FSB membagikan foto-foto para diplomat tersebut. Mereka diidentifikasi sebagai Jessica Davenport, Grace Elvin, Andrew Duff, Katharine McDonnell, Thomas John Hickson Stevenette, dan Blake Patel.
Sebagian besar diplomat memegang posisi tingkat menengah di kedutaan, menurut daftar Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dalam komentarnya kepada media Rusia, seorang agen FSB yang tidak disebutkan namanya mengatakan Inggris memulai kegiatannya yang mengganggu pada tahun 2014 setelah dimulainya krisis Ukraina.
Setelah dimulainya operasi militer Rusia pada Februari 2022, London menjadi "sangat kurang ajar" sehingga merombak total Direktorat Eropa Timur dan Asia Tengah (EECAD) Kantor Luar Negeri untuk memastikan krisis terus memburuk, menurut agen FSB itu.
London mengirim pasangan yang sudah menikah sebagai mata-mata ke Rusia dan menggunakan anak di bawah umur sebagai kedok untuk operasi intelijennya, agen tersebut mengklaim.
FSB menambahkan, "Etika diplomatik apa pun tidak mungkin dilakukan."
"Lucu melihat spionase Inggris klasik ini, tetapi ini harus dihentikan. Inggris tidak mengindahkan peringatan tentang perlunya menghentikan praktik ini, jadi kami telah memutuskan untuk mengusir keenam orang ini terlebih dahulu," papar agen FSB itu, sambil bersumpah untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika Inggris tidak mengubah arah.
Kantor Luar Negeri Inggris telah menepis tuduhan tersebut, dengan menyebutnya "sama sekali tidak berdasar."
Kantor tersebut juga menyatakan langkah terbaru Moskow merupakan respons balasan atas keputusan Inggris mencabut surat kepercayaan atase di Kedutaan Besar rusia di London.
Hubungan antara Rusia dan Inggris telah merosot ke titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah konflik Ukraina, dengan Moskow mengecam Inggris dan negara-negara Barat lainnya atas pengiriman senjata ke Kiev.
Pada saat yang sama, terlepas dari kontroversi terbaru, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengisyaratkan Moskow dan London tidak akan benar-benar memutuskan hubungan diplomatik dalam waktu dekat.
Pada Jumat (13/9/2024), FSB mengklaim telah memperoleh bukti upaya Inggris untuk memicu ketegangan global dan merusak stabilitas Rusia, dengan menuduh Inggris terlibat dalam "kebijakan subversif" di negara itu untuk menimbulkan "kekalahan strategis" bagi Moskow.
Sehubungan dengan hal ini, Rusia menghentikan akreditasi enam pegawai departemen politik Kedutaan Besar Inggris di Moskow, dengan alasan tindakan mereka "menunjukkan tanda-tanda intelijen dan pekerjaan subversif."
Beberapa jam kemudian, FSB membagikan foto-foto para diplomat tersebut. Mereka diidentifikasi sebagai Jessica Davenport, Grace Elvin, Andrew Duff, Katharine McDonnell, Thomas John Hickson Stevenette, dan Blake Patel.
Sebagian besar diplomat memegang posisi tingkat menengah di kedutaan, menurut daftar Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dalam komentarnya kepada media Rusia, seorang agen FSB yang tidak disebutkan namanya mengatakan Inggris memulai kegiatannya yang mengganggu pada tahun 2014 setelah dimulainya krisis Ukraina.
Setelah dimulainya operasi militer Rusia pada Februari 2022, London menjadi "sangat kurang ajar" sehingga merombak total Direktorat Eropa Timur dan Asia Tengah (EECAD) Kantor Luar Negeri untuk memastikan krisis terus memburuk, menurut agen FSB itu.
London mengirim pasangan yang sudah menikah sebagai mata-mata ke Rusia dan menggunakan anak di bawah umur sebagai kedok untuk operasi intelijennya, agen tersebut mengklaim.
FSB menambahkan, "Etika diplomatik apa pun tidak mungkin dilakukan."
"Lucu melihat spionase Inggris klasik ini, tetapi ini harus dihentikan. Inggris tidak mengindahkan peringatan tentang perlunya menghentikan praktik ini, jadi kami telah memutuskan untuk mengusir keenam orang ini terlebih dahulu," papar agen FSB itu, sambil bersumpah untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika Inggris tidak mengubah arah.
Kantor Luar Negeri Inggris telah menepis tuduhan tersebut, dengan menyebutnya "sama sekali tidak berdasar."
Kantor tersebut juga menyatakan langkah terbaru Moskow merupakan respons balasan atas keputusan Inggris mencabut surat kepercayaan atase di Kedutaan Besar rusia di London.
Hubungan antara Rusia dan Inggris telah merosot ke titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah konflik Ukraina, dengan Moskow mengecam Inggris dan negara-negara Barat lainnya atas pengiriman senjata ke Kiev.
Pada saat yang sama, terlepas dari kontroversi terbaru, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengisyaratkan Moskow dan London tidak akan benar-benar memutuskan hubungan diplomatik dalam waktu dekat.
(sya)
tulis komentar anda