Junta Militer Ngamuk Bombardir Banyak Wilayah Myanmar, 40 Warga Sipil Tewas

Minggu, 08 September 2024 - 10:47 WIB
Junta militer bombardir banyak wilayah Myanmar, 40 warga sipil tewas. Foto/CJ via The Irrawaddy
MANDALAY - Junta militer telah mengintensifkan serangan udara brutalnya terhadap sasaran sipil di seluruh Myanmar selama enam hari terakhir. Serangan Ini sudah menewaskan 40 orang, termasuk anak-anak.

Mengutip laporan dari Irrawaddy, Minggu (8/9/2024), serangan udara mematikan itu terjadi di Negara Bagian Chin, Shan, dan Karenni, serta di Wilayah Magwe, Sagaing, dan Mandalay.

Di antara lokasi yang terkena serangan adalah sebuah sekolah, sebuah pasar, beberapa kota, dan sebuah kamp pengungsi internal (IDP).



Serangan itu terjadi tak lama setelah pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing bersumpah untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh pasukan oposisi atau pasukan perlawanan.



Kelompok perlawanan dan badan hak asasi manusia kini mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, dan ASEAN untuk segera mengambil tindakan, termasuk melarang ekspor bahan bakar penerbangan dan amunisi ke militer Myanmar.

Pada hari Jumat, pesawat junta mengebom sebuah sekolah di Desa Lat Yat Ma, Wilayah Magwe, menewaskan enam orang, termasuk seorang anak, dan melukai lebih dari sepuluh orang lainnya.

Serangan itu juga menghancurkan gedung sekolah dan rumah, serta membunuh hewan-hewan ternak. Pada hari yang sama, serangan udara dilaporkan terjadi di Natogyi, Wilayah Mandalay dan Mindat, Negara Bagian Chin.

Di Negara Bagian Shan utara, serangan mematikan terjadi pada pukul 01.35 dini hari pada hari Jumat ketika jet tempur junta menjatuhkan bom di kota Namkham, menewaskan 13 warga sipil, termasuk seorang wanita hamil dan seorang anak.

Beberapa jam sebelumnya, sebuah kamp pengungsi di Pekon, Negara Bagian Shan selatan dibom, menewaskan 10 orang, termasuk delapan anak-anak.

Hanya beberapa jam sebelumnya, sebuah jet tempur rezim militer mengebom sebuah kamp pengungsi internal (IDP) di Pekon, Negara Bagian Shan selatan, yang mengakibatkan kematian 10 warga sipil, termasuk delapan anak-anak, dan melukai 14 lainnya.

Pesawat tempur junta juga menargetkan kota Nanmekon dan desa-desa terdekat di kotapraja Loikaw, Negara Bagian Karenni (Kayah), pada hari Rabu dan Kamis. Serangan tersebut menewaskan seorang penduduk dan menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur sipil.

Selain itu, jet tempur junta juga mengebom kota Mantong dan sebuah desa di kota Nawnghkio, Negara Bagian Shan utara, tempat pasukan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) memegang kendali. Serangan itu menewaskan sedikitnya satu warga sipil dan merusak banyak rumah.

Pada hari Minggu pekan lalu, pesawat junta menyerang sebuah pasar di desa Maung Kone, yang terletak di kota Tigyaing, Wilayah Sagaing, yang dikuasai oleh Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF). Serangan udara itu menewaskan sembilan warga sipil, termasuk seorang anak, menurut Kelompok Administrasi Rakyat Kota Tigyaing.

Kelompok revolusioner sekarang menyerukan agar junta menghadapi tuntutan kejahatan perang di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) karena kematian warga sipil meningkat di tengah pengeboman udara yang tiada henti.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More