Aktivis Turki - AS Ditembak Sniper Israel, Negara-negara Arab Marah Besar!
Sabtu, 07 September 2024 - 15:15 WIB
GAZA - Negara-negara Arab marah besar dengan pembunuhan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi oleh sniper Israel di Tepi Barat, Palestina .
Qatar dan Mesir mengutuk pembunuhan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi pada hari Jumat oleh pasukan Israel di Tepi Barat.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan "kejahatan keji" terhadap Eygi sejalan dengan "serangkaian kejahatan pendudukan brutal Israel yang berulang terhadap perjuangan Palestina dan hak asasi manusia."
Kementerian itu memperingatkan bahwa "diamnya komunitas internasional dalam menghadapi pelanggaran mengerikan ini adalah insentif baru bagi pendudukan untuk melakukan lebih banyak kekejaman."
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pembunuhan itu adalah "contoh baru pelanggaran harian Israel terhadap warga sipil Palestina dan aktivis solidaritas."
Kementerian itu menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki atas meninggalnya Eygi.
Pernyataan itu mengecam bahwa masyarakat internasional tengah menghadapi "dilema moral yang belum pernah terjadi sebelumnya" akibat kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di wilayah Palestina yang diduduki.
PBB telah menuntut "investigasi penuh" dan akuntabilitas atas pembunuhan itu sebagai protes terhadap permukiman ilegal Israel di kota Beita.
Fouad Nafaa, direktur Rumah Sakit Rafidia di Nablus, mengatakan kepada Anadolu bahwa Eygi tiba di fasilitas itu dengan luka tembak di kepala. Ia meninggal meskipun ada upaya dari tim medis untuk menyadarkannya, menurut Nafaa.
Para saksi melaporkan bahwa tentara Israel menembaki sekelompok warga Palestina yang berpartisipasi dalam demonstrasi yang mengecam permukiman ilegal di Gunung Sbeih di Beita, yang terletak di selatan Nablus.
Kantor berita resmi Palestina Wafa mengonfirmasi bahwa korban adalah relawan kampanye Fazaa -- sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mendukung dan melindungi petani Palestina dari pelanggaran oleh pemukim ilegal Israel dan militer.
Warga Beita menggelar protes setelah salat Jumat berjamaah untuk menentang pemukiman ilegal Israel di Avitar, yang berada di puncak Gunung Sbeih. Masyarakat menuntut agar pemukiman tersebut dihapus karena melanggar hak atas tanah mereka.
Eygi lahir di kota Antalya, Turki, pada tahun 1998.
Qatar dan Mesir mengutuk pembunuhan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi pada hari Jumat oleh pasukan Israel di Tepi Barat.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan "kejahatan keji" terhadap Eygi sejalan dengan "serangkaian kejahatan pendudukan brutal Israel yang berulang terhadap perjuangan Palestina dan hak asasi manusia."
Kementerian itu memperingatkan bahwa "diamnya komunitas internasional dalam menghadapi pelanggaran mengerikan ini adalah insentif baru bagi pendudukan untuk melakukan lebih banyak kekejaman."
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pembunuhan itu adalah "contoh baru pelanggaran harian Israel terhadap warga sipil Palestina dan aktivis solidaritas."
Kementerian itu menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki atas meninggalnya Eygi.
Pernyataan itu mengecam bahwa masyarakat internasional tengah menghadapi "dilema moral yang belum pernah terjadi sebelumnya" akibat kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di wilayah Palestina yang diduduki.
PBB telah menuntut "investigasi penuh" dan akuntabilitas atas pembunuhan itu sebagai protes terhadap permukiman ilegal Israel di kota Beita.
Fouad Nafaa, direktur Rumah Sakit Rafidia di Nablus, mengatakan kepada Anadolu bahwa Eygi tiba di fasilitas itu dengan luka tembak di kepala. Ia meninggal meskipun ada upaya dari tim medis untuk menyadarkannya, menurut Nafaa.
Para saksi melaporkan bahwa tentara Israel menembaki sekelompok warga Palestina yang berpartisipasi dalam demonstrasi yang mengecam permukiman ilegal di Gunung Sbeih di Beita, yang terletak di selatan Nablus.
Kantor berita resmi Palestina Wafa mengonfirmasi bahwa korban adalah relawan kampanye Fazaa -- sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mendukung dan melindungi petani Palestina dari pelanggaran oleh pemukim ilegal Israel dan militer.
Warga Beita menggelar protes setelah salat Jumat berjamaah untuk menentang pemukiman ilegal Israel di Avitar, yang berada di puncak Gunung Sbeih. Masyarakat menuntut agar pemukiman tersebut dihapus karena melanggar hak atas tanah mereka.
Eygi lahir di kota Antalya, Turki, pada tahun 1998.
(ahm)
tulis komentar anda