Abu Ubaidah kepada Israel: Harus Memilih Sandera Dipulangkan Hidup atau Mati!
Selasa, 03 September 2024 - 09:15 WIB
GAZA - Abu Ubaidah, juru bicara militer Hamas Brigade al-Qassam, mengatakan rezim Zionis Israel harus memilih para sandera dipulangkan dalam keadaan hidup atau mati.
Opsi itu disampaikan ketika dia memperingatkan rezim Zionis pada hari Senin tentang harga mahal yang harus dibayar atas upaya membebaskan para sandera dengan tindakan militer.
Pernyataan Abu Ubaidah muncul setelah kematian enam sandera Israel, yang jasadnya ditemukan oleh militer Zionis di dalam terowongan di kota Rafah, Gaza selatan, pada hari Minggu.
“Setelah insiden Nuseirat, instruksi baru dikeluarkan kepada para pejuang yang ditugaskan untuk menjaga sandera mengenai cara menangani mereka jika tentara pendudukan [Israel] mendekati lokasi penahanan mereka,” kata Abu Ubaidah.
Insiden Nuseirat yang dimaksud adalah pembebasan empat sandera oleh militer Israel, dengan bantuan intelijen Amerika Serikat, pada 8 Juni 2024.
Operasi tersebut, yang juga menyebabkan terbunuhnya beberapa sandera, mengakibatkan pembantaian di kamp pengungsi Nuseirat, di Gaza tengah, tempat sedikitnya 274 warga Palestina tewas dan lebih dari 700 lainnya terluka.
“[Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan tentara pendudukan sendiri bertanggung jawab penuh atas kematian para sandera, karena mereka dengan sengaja menghalangi setiap kesepakatan pertukaran tawanan untuk kepentingan sempit, selain dengan sengaja membunuh puluhan dari mereka melalui serangan udara langsung,” kata Abu Ubaidah.
“Kegigihan Netanyahu untuk membebaskan para sandera melalui tekanan militer alih-alih membuat kesepakatan akan berarti mereka akan dikembalikan ke keluarga mereka dalam peti mati. Keluarga mereka harus memilih: hidup atau mati,” pungkasnya, seperti dikutip dari Palestine Chronicle, Selasa (3/9/2024).
Netanyahu mengatakan dalam konferensi pers pada hari Senin bahwa para sandera telah ditembak di bagian belakang kepala, dan bersumpah bahwa Hamas akan membayar harga yang mahal.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan tuduhan Netanyahu terhadap Hamas merupakan upaya untuk melarikan diri dari tanggung jawab atas kematian para sandera, seraya menambahkan bahwa ancamannya kepada para pemimpin Hamas tidak membuat mereka takut.
"Netanyahu membunuh enam tahanan dan dia bertekad untuk membunuh yang tersisa. Israel harus memilih antara Netanyahu atau kesepakatan itu," kata Abu Zuhri.
Lihat Juga: Pejabat Israel Murka ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Pakar Hukum Memujinya
Opsi itu disampaikan ketika dia memperingatkan rezim Zionis pada hari Senin tentang harga mahal yang harus dibayar atas upaya membebaskan para sandera dengan tindakan militer.
Pernyataan Abu Ubaidah muncul setelah kematian enam sandera Israel, yang jasadnya ditemukan oleh militer Zionis di dalam terowongan di kota Rafah, Gaza selatan, pada hari Minggu.
Baca Juga
“Setelah insiden Nuseirat, instruksi baru dikeluarkan kepada para pejuang yang ditugaskan untuk menjaga sandera mengenai cara menangani mereka jika tentara pendudukan [Israel] mendekati lokasi penahanan mereka,” kata Abu Ubaidah.
Insiden Nuseirat yang dimaksud adalah pembebasan empat sandera oleh militer Israel, dengan bantuan intelijen Amerika Serikat, pada 8 Juni 2024.
Operasi tersebut, yang juga menyebabkan terbunuhnya beberapa sandera, mengakibatkan pembantaian di kamp pengungsi Nuseirat, di Gaza tengah, tempat sedikitnya 274 warga Palestina tewas dan lebih dari 700 lainnya terluka.
“[Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan tentara pendudukan sendiri bertanggung jawab penuh atas kematian para sandera, karena mereka dengan sengaja menghalangi setiap kesepakatan pertukaran tawanan untuk kepentingan sempit, selain dengan sengaja membunuh puluhan dari mereka melalui serangan udara langsung,” kata Abu Ubaidah.
“Kegigihan Netanyahu untuk membebaskan para sandera melalui tekanan militer alih-alih membuat kesepakatan akan berarti mereka akan dikembalikan ke keluarga mereka dalam peti mati. Keluarga mereka harus memilih: hidup atau mati,” pungkasnya, seperti dikutip dari Palestine Chronicle, Selasa (3/9/2024).
Netanyahu mengatakan dalam konferensi pers pada hari Senin bahwa para sandera telah ditembak di bagian belakang kepala, dan bersumpah bahwa Hamas akan membayar harga yang mahal.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan tuduhan Netanyahu terhadap Hamas merupakan upaya untuk melarikan diri dari tanggung jawab atas kematian para sandera, seraya menambahkan bahwa ancamannya kepada para pemimpin Hamas tidak membuat mereka takut.
"Netanyahu membunuh enam tahanan dan dia bertekad untuk membunuh yang tersisa. Israel harus memilih antara Netanyahu atau kesepakatan itu," kata Abu Zuhri.
Lihat Juga: Pejabat Israel Murka ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Pakar Hukum Memujinya
(mas)
tulis komentar anda