AS Bantu Israel dengan Intelijen dalam Serangan terhadap Hizbullah
Selasa, 27 Agustus 2024 - 16:15 WIB
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) memberikan bantuan intelijen kepada Israel untuk "serangan pendahuluan" terhadap Hizbullah, menurut laporan otoritas penyiaran milik pemerintah Israel pada Minggu (25/8/2024).
Laporan itu mengutip seorang pejabat Amerika. Pejabat tersebut, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Washington "memberikan bantuan intelijen kepada Israel dalam serangan pendahuluan (hari Minggu) terhadap Hizbullah di Lebanon," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Israel mengenai pernyataan pejabat Amerika tersebut.
Namun, Gedung Putih sebelumnya menyatakan Presiden AS Joe Biden "memantau dengan saksama berbagai peristiwa di Israel dan Lebanon."
Pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan pada hari Minggu dini hari, serangan paling parah sejak serangan lintas perbatasan dengan Hizbullah dimulai Oktober lalu.
Tentara Israel mengklaim serangan tersebut bertujuan mencegah serangan Hizbullah yang akan datang.
Sementara itu, kelompok Lebanon mengatakan telah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel dalam "tahap pertama" tanggapannya terhadap pembunuhan komandannya Fouad Shukr di Beirut bulan lalu.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak harian dengan tentara Israel di sepanjang Garis Biru, yang mengakibatkan ratusan korban, sebagian besar di pihak Lebanon.
Eskalasi terjadi dengan latar belakang perang di Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 40.400 warga Palestina sejak serangan Hamas pada Oktober 2023.
Kampanye militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan membuat sebagian besar orang kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.
Laporan itu mengutip seorang pejabat Amerika. Pejabat tersebut, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Washington "memberikan bantuan intelijen kepada Israel dalam serangan pendahuluan (hari Minggu) terhadap Hizbullah di Lebanon," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Israel mengenai pernyataan pejabat Amerika tersebut.
Namun, Gedung Putih sebelumnya menyatakan Presiden AS Joe Biden "memantau dengan saksama berbagai peristiwa di Israel dan Lebanon."
Pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan pada hari Minggu dini hari, serangan paling parah sejak serangan lintas perbatasan dengan Hizbullah dimulai Oktober lalu.
Tentara Israel mengklaim serangan tersebut bertujuan mencegah serangan Hizbullah yang akan datang.
Sementara itu, kelompok Lebanon mengatakan telah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel dalam "tahap pertama" tanggapannya terhadap pembunuhan komandannya Fouad Shukr di Beirut bulan lalu.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak harian dengan tentara Israel di sepanjang Garis Biru, yang mengakibatkan ratusan korban, sebagian besar di pihak Lebanon.
Eskalasi terjadi dengan latar belakang perang di Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 40.400 warga Palestina sejak serangan Hamas pada Oktober 2023.
Kampanye militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan membuat sebagian besar orang kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda