4 Alasan Barat Ingin Membungkam Telegram dengan Penangkapan Pavel Durov
Minggu, 25 Agustus 2024 - 23:55 WIB
“Mungkin saja dia dijadikan alat tawar-menawar. Namun pertanyaannya, siapa yang akan menjadi alat tawar-menawar untuknya? Dia meninggalkan Rusia,” katanya, mengingat bahwa pengusaha teknologi itu meninggalkan negara itu pada tahun 2014.
“Faktanya adalah dia meninggalkan Rusia dan menerima kewarganegaraan Prancis, dan telah memilih untuk tinggal di [Uni] Emirat Arab. Jadi, dia tidak berada dalam daftar prioritas intelijen Rusia untuk mendapatkannya kembali. Dia tidak berguna bagi Rusia dalam hal itu.”
“Saya pikir orang Barat – khususnya Prancis – telah membuat kesalahan dengan menangkapnya karena mereka berpikir bahwa ini akan menciptakan pengaruh atau menciptakan masalah dengan Rusia.”
Johnson mengklaim bahwa kritik terhadap perang proksi yang didukung AS di Ukraina dan operasi militer Israel di Gaza di Telegram khususnya membuat jengkel otoritas Barat. Aplikasi media sosial TikTok juga diserang oleh legislator AS awal tahun ini ketika undang-undang disahkan untuk melarang aplikasi tersebut setelah pemilihan presiden musim gugur ini.
Kelompok pro-Israel terlibat dalam pengesahan RUU tersebut, dengan eksekutif Liga Anti-Pencemaran Nama Baik Jonathan Greenblatt menyesalkan popularitas konten pro-Palestina di platform tersebut. Pemukim Zionis telah berupaya menjajah Palestina dan menggusur penduduk pribumi sejak berdirinya Israel pada tahun 1948.
“Saya pikir isu utama yang berkaitan dengan Barat adalah liputan yang [Telegram] berikan tentang apa yang terjadi di Ukraina dan liputan yang ia izinkan sehubungan dengan genosida Israel terhadap warga Palestina di Timur Tengah dan di Gaza serta Tepi Barat,” klaim Johnson.
“Saya pikir khususnya isu terakhir telah membuat Israel sedikit kesal. Dan mereka telah berusaha untuk menutupnya. Prancis dilaporkan telah berusaha untuk menutup Telegram. Jadi kita lihat saja nanti.”
“Faktanya adalah dia meninggalkan Rusia dan menerima kewarganegaraan Prancis, dan telah memilih untuk tinggal di [Uni] Emirat Arab. Jadi, dia tidak berada dalam daftar prioritas intelijen Rusia untuk mendapatkannya kembali. Dia tidak berguna bagi Rusia dalam hal itu.”
“Saya pikir orang Barat – khususnya Prancis – telah membuat kesalahan dengan menangkapnya karena mereka berpikir bahwa ini akan menciptakan pengaruh atau menciptakan masalah dengan Rusia.”
4. Intelijen Barat Tertarik Menggunakan Telegram
Sebelumnya Durov mengklaim dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Tucker Carlson bahwa FBI telah berupaya mendorong salah satu teknisi Telegram untuk membuat pintu belakang dalam aplikasi tersebut agar dapat digunakan oleh badan intelijen Barat.Johnson mengklaim bahwa kritik terhadap perang proksi yang didukung AS di Ukraina dan operasi militer Israel di Gaza di Telegram khususnya membuat jengkel otoritas Barat. Aplikasi media sosial TikTok juga diserang oleh legislator AS awal tahun ini ketika undang-undang disahkan untuk melarang aplikasi tersebut setelah pemilihan presiden musim gugur ini.
Kelompok pro-Israel terlibat dalam pengesahan RUU tersebut, dengan eksekutif Liga Anti-Pencemaran Nama Baik Jonathan Greenblatt menyesalkan popularitas konten pro-Palestina di platform tersebut. Pemukim Zionis telah berupaya menjajah Palestina dan menggusur penduduk pribumi sejak berdirinya Israel pada tahun 1948.
“Saya pikir isu utama yang berkaitan dengan Barat adalah liputan yang [Telegram] berikan tentang apa yang terjadi di Ukraina dan liputan yang ia izinkan sehubungan dengan genosida Israel terhadap warga Palestina di Timur Tengah dan di Gaza serta Tepi Barat,” klaim Johnson.
“Saya pikir khususnya isu terakhir telah membuat Israel sedikit kesal. Dan mereka telah berusaha untuk menutupnya. Prancis dilaporkan telah berusaha untuk menutup Telegram. Jadi kita lihat saja nanti.”
(ahm)
tulis komentar anda