Turki Gunakan Diplomasi Pintu Belakang untuk Pertemukan Erdogan dan Assad
Minggu, 18 Agustus 2024 - 14:09 WIB
ANKARA - Ankara dilaporkan berusaha menggunakan diplomasi “pintu belakang” untuk mengadakan pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Seorang jurnalis yang dekat dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di bawah pimpinan Erdogan menulis dalam sebuah artikel untuk surat kabar Hurriyet bahwa pertemuan antara kedua pemimpin itu dianggap sebagai "langkah paling penting" dalam mengamankan "pemulihan hubungan" antara kedua belah pihak.
Jurnalis tersebut mengatakan belum ada tanggal atau lokasi yang ditetapkan, tetapi ada komunikasi yang melibatkan Turki, Rusia, dan rezim Suriah.
"Dengan risiko perang Gaza meluas ke wilayah lain di kawasan tersebut, normalisasi hubungan Turki-Suriah menjadi penting," bunyi artikel tersebut, yang dikutip Reuters, Minggu (18/8/2024).
"Setiap krisis di segitiga Israel-Lebanon-Iran akan memengaruhi kedua negara [Turki dan Suriah] lebih dari yang lain."
Ankara memutuskan hubungan dengan Damaskus setelah rezim Assad menindak keras demonstrasi pro-demokrasi yang damai dan perang saudara yang brutal di negara itu dimulai tahun 2011.
Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler mengatakan Ankara akan terlibat dengan siapa pun yang berkuasa di Suriah setelah pemilihan umum bebas diadakan dan konstitusi baru ditulis.
Bulan lalu, Erdogan mengatakan akan mengundang Assad untuk membahas normalisasi hubungan.
Seorang jurnalis yang dekat dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di bawah pimpinan Erdogan menulis dalam sebuah artikel untuk surat kabar Hurriyet bahwa pertemuan antara kedua pemimpin itu dianggap sebagai "langkah paling penting" dalam mengamankan "pemulihan hubungan" antara kedua belah pihak.
Jurnalis tersebut mengatakan belum ada tanggal atau lokasi yang ditetapkan, tetapi ada komunikasi yang melibatkan Turki, Rusia, dan rezim Suriah.
"Dengan risiko perang Gaza meluas ke wilayah lain di kawasan tersebut, normalisasi hubungan Turki-Suriah menjadi penting," bunyi artikel tersebut, yang dikutip Reuters, Minggu (18/8/2024).
"Setiap krisis di segitiga Israel-Lebanon-Iran akan memengaruhi kedua negara [Turki dan Suriah] lebih dari yang lain."
Ankara memutuskan hubungan dengan Damaskus setelah rezim Assad menindak keras demonstrasi pro-demokrasi yang damai dan perang saudara yang brutal di negara itu dimulai tahun 2011.
Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler mengatakan Ankara akan terlibat dengan siapa pun yang berkuasa di Suriah setelah pemilihan umum bebas diadakan dan konstitusi baru ditulis.
Bulan lalu, Erdogan mengatakan akan mengundang Assad untuk membahas normalisasi hubungan.
tulis komentar anda