Serukan Ibadah Yahudi di Masjid Al-Aqsa, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Dihujat
Rabu, 14 Agustus 2024 - 10:05 WIB
“Kebijakan kami adalah mengizinkan doa,” ungkap Ben-Gvir saat dia melewati barisan pengunjung Yahudi yang bersujud di tanah, sementara yang lain bernyanyi dan bertepuk tangan untuk merayakannya.
Waqf, yayasan yang mengelola situs tersebut, mengatakan sekitar 2.250 orang Yahudi memasuki situs tersebut pada Selasa.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam kunjungan Ben-Gvir sebagai "provokasi" dan meminta Amerika Serikat (AS) untuk campur tangan "jika ingin mencegah kawasan itu meledak dengan cara yang tidak terkendali".
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington berkomitmen kuat pada pengaturan status quo di tempat-tempat suci Yerusalem dan tindakan sepihak apa pun tidak dapat diterima.
Ben-Gvir telah berulang kali berselisih dengan menteri lain atas seruannya untuk mengizinkan ibadah Yahudi di kompleks tersebut, yang telah mendorong memicu konflik berulang dengan Palestina selama bertahun-tahun, termasuk perang 10 hari dengan Hamas pada tahun 2021.
Moshe Gafni, kepala United Torah Judaism, salah satu partai agama dalam pemerintahan Israel, mengkritik kunjungan Ben-Gvir ke kompleks tersebut, yang menurut banyak orang Yahudi Ortodoks adalah tempat yang terlalu suci untuk dimasuki orang Yahudi.
"Kerusakan yang ditimbulkannya pada orang-orang Yahudi tidak tertahankan, dan itu juga menyebabkan kebencian yang tidak berdasar pada hari penghancuran Bait Suci," tegas dia.
Perselisihan dengan Ben-Gvir merupakan yang terbaru dalam serangkaian panjang yang telah mengungkap perpecahan yang telah menjadi ciri koalisi sayap kanan Netanyahu sejak pembentukannya pada akhir tahun 2022.
Dengan jajak pendapat yang menunjukkan pemilihan umum baru akan menyaksikan kekalahan partai Likud milik Netanyahu dan blok nasionalis-religius yang dipimpin Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Waqf, yayasan yang mengelola situs tersebut, mengatakan sekitar 2.250 orang Yahudi memasuki situs tersebut pada Selasa.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam kunjungan Ben-Gvir sebagai "provokasi" dan meminta Amerika Serikat (AS) untuk campur tangan "jika ingin mencegah kawasan itu meledak dengan cara yang tidak terkendali".
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington berkomitmen kuat pada pengaturan status quo di tempat-tempat suci Yerusalem dan tindakan sepihak apa pun tidak dapat diterima.
Ben-Gvir telah berulang kali berselisih dengan menteri lain atas seruannya untuk mengizinkan ibadah Yahudi di kompleks tersebut, yang telah mendorong memicu konflik berulang dengan Palestina selama bertahun-tahun, termasuk perang 10 hari dengan Hamas pada tahun 2021.
Moshe Gafni, kepala United Torah Judaism, salah satu partai agama dalam pemerintahan Israel, mengkritik kunjungan Ben-Gvir ke kompleks tersebut, yang menurut banyak orang Yahudi Ortodoks adalah tempat yang terlalu suci untuk dimasuki orang Yahudi.
"Kerusakan yang ditimbulkannya pada orang-orang Yahudi tidak tertahankan, dan itu juga menyebabkan kebencian yang tidak berdasar pada hari penghancuran Bait Suci," tegas dia.
Perpecahan Pemerintahan Israel
Perselisihan dengan Ben-Gvir merupakan yang terbaru dalam serangkaian panjang yang telah mengungkap perpecahan yang telah menjadi ciri koalisi sayap kanan Netanyahu sejak pembentukannya pada akhir tahun 2022.
Dengan jajak pendapat yang menunjukkan pemilihan umum baru akan menyaksikan kekalahan partai Likud milik Netanyahu dan blok nasionalis-religius yang dipimpin Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Lihat Juga :
tulis komentar anda