Jaringan Penjahat Curi Lebih dari 4.000 Mayat di China
Sabtu, 10 Agustus 2024 - 10:01 WIB
BEIJING - Jaksa penuntut China dilaporkan sedang menyelidiki jaringan penjahat yang diduga mencuri ribuan mayat dari krematorium dan laboratorium medis serta menggunakannya untuk memproduksi biomaterial.
Kabar itu diungkap pengacara kriminal terkenal Yi Shenghua. Dia menerbitkan rincian kasus tersebut di media sosial pada Kamis (8/8/2024).
Dia mengklaim polisi di Taiyuan, ibu kota provinsi Shanxi di utara China, telah menyelidiki tuduhan bahwa perusahaan bernama Shanxi Aorui Biomaterials telah membeli mayat secara ilegal dari beberapa provinsi dan menggunakannya untuk memproduksi cangkok tulang alogenik dan cangkok gigi.
Kasus tersebut juga dilaporkan melibatkan pemilik dan operator Shanxi Osteorad Biomaterial Co dan Sichuan Hengpu Technology Co, menurut Newsweek.
Cangkok tulang biasanya digunakan dalam industri medis untuk memperbaiki cedera seperti patah tulang parah.
Cangkok tulang alogenik, atau allograft, biasanya digunakan ketika pasien tidak memiliki kepadatan tulang yang cukup untuk apa yang disebut autograft.
Dalam kasus seperti itu, tulang yang diperlukan diambil dari pasien yang setuju, yang menjalani operasi seperti penggantian pinggul, atau dari mayat, yang juga memerlukan persetujuan donor.
Dokumen yang dibagikan Yi menunjukkan jaringan kriminal, yang diduga melibatkan beberapa perusahaan yang berafiliasi dengan negara, telah beroperasi selama lebih dari satu dekade dan telah menghasilkan sekitar USD53 juta dolar dalam pendapatan dari skema tersebut selama periode ini.
Dalam dokumen tersebut, disebutkan polisi China telah menyita lebih dari 18 metrik ton tulang dan lebih dari 34.000 produk setengah jadi atau jadi.
Dilaporkan juga, dari 75 tersangka yang ditahan dalam kasus tersebut, satu orang dengan nama keluarga Su, yang merupakan manajer umum di Shanxi Aorui Biomaterials, telah mengaku mencuri lebih dari 4.000 jasad manusia dari krematorium di provinsi Yunnan, Changqing, Guizhou, dan Sichuan.
Seorang juru bicara kejaksaan Taiyuan telah mengonfirmasi kepada South China Morning Post bahwa jaksa memang sedang menyelidiki tuduhan bahwa jaringan kejahatan "mencuri dan menjual kembali mayat untuk mendapatkan keuntungan."
Namun, dia tidak memberikan keterangan lebih rinci mengenai kasus tersebut, dan menjelaskan penyelidikan tersebut “cukup rumit” dan masih memerlukan waktu lebih lama.
Kabar itu diungkap pengacara kriminal terkenal Yi Shenghua. Dia menerbitkan rincian kasus tersebut di media sosial pada Kamis (8/8/2024).
Dia mengklaim polisi di Taiyuan, ibu kota provinsi Shanxi di utara China, telah menyelidiki tuduhan bahwa perusahaan bernama Shanxi Aorui Biomaterials telah membeli mayat secara ilegal dari beberapa provinsi dan menggunakannya untuk memproduksi cangkok tulang alogenik dan cangkok gigi.
Kasus tersebut juga dilaporkan melibatkan pemilik dan operator Shanxi Osteorad Biomaterial Co dan Sichuan Hengpu Technology Co, menurut Newsweek.
Cangkok tulang biasanya digunakan dalam industri medis untuk memperbaiki cedera seperti patah tulang parah.
Cangkok tulang alogenik, atau allograft, biasanya digunakan ketika pasien tidak memiliki kepadatan tulang yang cukup untuk apa yang disebut autograft.
Dalam kasus seperti itu, tulang yang diperlukan diambil dari pasien yang setuju, yang menjalani operasi seperti penggantian pinggul, atau dari mayat, yang juga memerlukan persetujuan donor.
Dokumen yang dibagikan Yi menunjukkan jaringan kriminal, yang diduga melibatkan beberapa perusahaan yang berafiliasi dengan negara, telah beroperasi selama lebih dari satu dekade dan telah menghasilkan sekitar USD53 juta dolar dalam pendapatan dari skema tersebut selama periode ini.
Dalam dokumen tersebut, disebutkan polisi China telah menyita lebih dari 18 metrik ton tulang dan lebih dari 34.000 produk setengah jadi atau jadi.
Dilaporkan juga, dari 75 tersangka yang ditahan dalam kasus tersebut, satu orang dengan nama keluarga Su, yang merupakan manajer umum di Shanxi Aorui Biomaterials, telah mengaku mencuri lebih dari 4.000 jasad manusia dari krematorium di provinsi Yunnan, Changqing, Guizhou, dan Sichuan.
Seorang juru bicara kejaksaan Taiyuan telah mengonfirmasi kepada South China Morning Post bahwa jaksa memang sedang menyelidiki tuduhan bahwa jaringan kejahatan "mencuri dan menjual kembali mayat untuk mendapatkan keuntungan."
Namun, dia tidak memberikan keterangan lebih rinci mengenai kasus tersebut, dan menjelaskan penyelidikan tersebut “cukup rumit” dan masih memerlukan waktu lebih lama.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda