Iran Panggil Para Dubes Asing untuk Tegaskan Tekad Serang Israel
Selasa, 06 Agustus 2024 - 21:30 WIB
TEHERAN - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran telah memanggil para duta besar (dubes) dan kepala misi diplomatik yang berdomisili di Teheran untuk menegaskan hak dan tekad Iran membalas Israel, setelah pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pekan lalu.
“Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri berpartisipasi dalam pertemuan dengan duta besar asing, kuasa usaha, dan kepala misi luar negeri dan internasional yang berdomisili di Teheran di Kementerian Luar Negeri untuk menjelaskan pandangan Republik Islam Iran tentang serangan teroris rezim Zionis yang menewaskan Ismail Haniyeh di Teheran,” ungkap Kementerian Luar Negeri Iran.
Juru bicara Kemlu Iran, Nasser Kanaani, mengatakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga akan mengadakan pertemuan darurat besok atas permintaan Teheran, untuk membahas pembunuhan Haniyeh dan tanggapan Iran yang diharapkan.
Kanaani mengatakan sebelumnya pada hari itu bahwa Teheran tidak secara aktif berusaha meningkatkan ketegangan regional, tetapi percaya "merupakan haknya untuk menghukum Israel guna mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.”
"Iran berusaha membangun stabilitas di kawasan tersebut, tetapi ini hanya akan terjadi dengan menghukum agresor dan menciptakan pencegahan terhadap petualangan rezim Zionis," ungkap Kanaani.
Dia meminta Amerika Serikat mengakhiri dukungannya terhadap Israel dan sebaliknya mendukung "hukuman bagi agresor".
Dia menambahkan masyarakat internasional belum memenuhi tugasnya untuk melindungi stabilitas regional dan harus mendukung "penghukuman bagi agresor".
Sementara Iran dan sekutunya bersumpah menanggapi pembunuhan Haniyeh dan komandan militer Hizbullah Lebanon, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di dekat Beirut pekan lalu, Washington telah memperkuat kehadiran militernya di kawasan tersebut untuk membela Israel, sambil menekankan pada saat yang sama "melakukan upaya diplomatik untuk menghindari eskalasi".
Pejabat Iran, yang dipimpin Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, telah mengancam Israel dengan "hukuman berat". Hizbullah juga telah berjanji menanggapi pembunuhan Shukr.
Sejak pembunuhan Haniyeh, beberapa pihak telah berupaya mencegah eskalasi regional.
Gedung Putih mengumumkan Presiden Joe Biden akan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional "untuk membahas perkembangan di Timur Tengah".
Sementara itu, Kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia, Sergei Shoigu, tiba di Iran untuk berdiskusi dengan Presiden Masoud Pezeshkian dan pejabat senior militer dan keamanan untuk memperkuat "kerja sama bilateral", menurut kantor berita RIA Novosti.
Di Jenewa, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyatakan, "Kekhawatiran yang mendalam tentang meningkatnya risiko konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan meminta semua pihak, termasuk negara-negara berpengaruh, untuk bertindak segera guna meredakan situasi, yang telah menjadi sangat berbahaya."
Para menteri luar negeri G7 menyatakan "kekhawatiran yang mendalam" atas eskalasi di Timur Tengah pada Minggu.
“Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri berpartisipasi dalam pertemuan dengan duta besar asing, kuasa usaha, dan kepala misi luar negeri dan internasional yang berdomisili di Teheran di Kementerian Luar Negeri untuk menjelaskan pandangan Republik Islam Iran tentang serangan teroris rezim Zionis yang menewaskan Ismail Haniyeh di Teheran,” ungkap Kementerian Luar Negeri Iran.
Juru bicara Kemlu Iran, Nasser Kanaani, mengatakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga akan mengadakan pertemuan darurat besok atas permintaan Teheran, untuk membahas pembunuhan Haniyeh dan tanggapan Iran yang diharapkan.
Kanaani mengatakan sebelumnya pada hari itu bahwa Teheran tidak secara aktif berusaha meningkatkan ketegangan regional, tetapi percaya "merupakan haknya untuk menghukum Israel guna mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.”
"Iran berusaha membangun stabilitas di kawasan tersebut, tetapi ini hanya akan terjadi dengan menghukum agresor dan menciptakan pencegahan terhadap petualangan rezim Zionis," ungkap Kanaani.
Dia meminta Amerika Serikat mengakhiri dukungannya terhadap Israel dan sebaliknya mendukung "hukuman bagi agresor".
Dia menambahkan masyarakat internasional belum memenuhi tugasnya untuk melindungi stabilitas regional dan harus mendukung "penghukuman bagi agresor".
Sementara Iran dan sekutunya bersumpah menanggapi pembunuhan Haniyeh dan komandan militer Hizbullah Lebanon, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di dekat Beirut pekan lalu, Washington telah memperkuat kehadiran militernya di kawasan tersebut untuk membela Israel, sambil menekankan pada saat yang sama "melakukan upaya diplomatik untuk menghindari eskalasi".
Pejabat Iran, yang dipimpin Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, telah mengancam Israel dengan "hukuman berat". Hizbullah juga telah berjanji menanggapi pembunuhan Shukr.
Sejak pembunuhan Haniyeh, beberapa pihak telah berupaya mencegah eskalasi regional.
Gedung Putih mengumumkan Presiden Joe Biden akan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional "untuk membahas perkembangan di Timur Tengah".
Sementara itu, Kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia, Sergei Shoigu, tiba di Iran untuk berdiskusi dengan Presiden Masoud Pezeshkian dan pejabat senior militer dan keamanan untuk memperkuat "kerja sama bilateral", menurut kantor berita RIA Novosti.
Di Jenewa, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyatakan, "Kekhawatiran yang mendalam tentang meningkatnya risiko konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan meminta semua pihak, termasuk negara-negara berpengaruh, untuk bertindak segera guna meredakan situasi, yang telah menjadi sangat berbahaya."
Para menteri luar negeri G7 menyatakan "kekhawatiran yang mendalam" atas eskalasi di Timur Tengah pada Minggu.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda