Bom Nuklir Little Boy AS Meluluhlantakkan Hiroshima 79 Tahun Lalu, Membunuh 140.000 Orang
Selasa, 06 Agustus 2024 - 10:53 WIB
Upacara tersebut dihadiri oleh sekitar 50.000 orang, termasuk perwakilan dari 109 negara dan Uni Eropa, pada saat ancaman nuklir telah berulang kali dilontarkan oleh Rusia dalam invasinya ke Ukraina, sementara perang Israel dengan Hamas berisiko meluas menjadi konflik yang lebih luas.
Pemerintah Kota Hiroshima mengundang Israel, yang secara luas dianggap sebagai negara bersenjata nuklir, bersamaan dengan seruan untuk segera melakukan gencatan senjata atas konflik di wilayah Palestina, yang telah menarik semakin banyak pertentangan internasional.
Namun undangan tersebut telah dikritik sebagai standar ganda oleh beberapa pihak, karena Rusia dan Belarusia telah dilarang menghadiri upacara tersebut selama tiga tahun berturut-turut atas invasi ke Ukraina.
Kedutaan Besar Palestina juga mengecam Hiroshima karena tidak mengundang Palestina ke upacara tersebut.
Dalam deklarasi tersebut, Wali Kota Matsui juga mendesak semua pemimpin dunia untuk mengunjungi Hiroshima dengan harapan bahwa mereka akan "memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bom atom" dan mengeluarkan seruan yang kuat untuk penghapusan senjata nuklir.
Selain itu, Matsui dalam pidatonya menyesalkan kegagalan Konferensi Peninjauan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir untuk mengadopsi dokumen akhir untuk kedua kalinya berturut-turut, dengan mengatakan kebuntuan tersebut "mengungkapkan kenyataan pahit, yaitu, perbedaan besar antarnegara berkenaan dengan senjata nuklir."
Tiga hari setelah bom nuklir Little Boy menghancurkan Hiroshima, bom nuklir kedua AS dijatuhkan di Nagasaki.
Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu enam hari kemudian, menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Jumlah gabungan korban selamat yang diakui secara resmi dari dua serangan nuklir, yang dikenal sebagai hibakusha, mencapai 106.825 orang hingga Maret tahun ini, turun 6.824 dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang. Usia rata-rata mereka melebihi 85 tahun.
Pemerintah Kota Hiroshima mengundang Israel, yang secara luas dianggap sebagai negara bersenjata nuklir, bersamaan dengan seruan untuk segera melakukan gencatan senjata atas konflik di wilayah Palestina, yang telah menarik semakin banyak pertentangan internasional.
Namun undangan tersebut telah dikritik sebagai standar ganda oleh beberapa pihak, karena Rusia dan Belarusia telah dilarang menghadiri upacara tersebut selama tiga tahun berturut-turut atas invasi ke Ukraina.
Kedutaan Besar Palestina juga mengecam Hiroshima karena tidak mengundang Palestina ke upacara tersebut.
Dalam deklarasi tersebut, Wali Kota Matsui juga mendesak semua pemimpin dunia untuk mengunjungi Hiroshima dengan harapan bahwa mereka akan "memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bom atom" dan mengeluarkan seruan yang kuat untuk penghapusan senjata nuklir.
Selain itu, Matsui dalam pidatonya menyesalkan kegagalan Konferensi Peninjauan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir untuk mengadopsi dokumen akhir untuk kedua kalinya berturut-turut, dengan mengatakan kebuntuan tersebut "mengungkapkan kenyataan pahit, yaitu, perbedaan besar antarnegara berkenaan dengan senjata nuklir."
Tiga hari setelah bom nuklir Little Boy menghancurkan Hiroshima, bom nuklir kedua AS dijatuhkan di Nagasaki.
Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu enam hari kemudian, menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Jumlah gabungan korban selamat yang diakui secara resmi dari dua serangan nuklir, yang dikenal sebagai hibakusha, mencapai 106.825 orang hingga Maret tahun ini, turun 6.824 dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang. Usia rata-rata mereka melebihi 85 tahun.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda