Siapa Dalang di Balik Kerusuhan yang Menarget Umat Islam di Inggris?

Senin, 05 Agustus 2024 - 15:15 WIB
Kelompok sayap kanan merupakan dalang kerusuhan di Inggris. Foto/EPA
LONDON - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer ingin "menghentikan" kekerasan sayap kanan yang menyebar di seluruh Inggris. Pertanyaan yang harus dijawab perdana menteri pertama-tama bukanlah bagaimana, tetapi siapa.

Dengan puluhan protes yang direncanakan untuk akhir pekan ini, upaya untuk meredakan kerusuhan menjadi rumit karena cara sayap kanan berevolusi dari outlet rasis yang lebih terorganisasi secara formal, seperti partai Nasional Inggris yang sudah tidak ada lagi, menjadi kelompok sempalan yang lebih terfragmentasi dan didorong oleh kepribadian.

Kemampuan mereka untuk memicu protes spontan — dan menyebarkan disinformasi — telah difasilitasi oleh unggahan daring yang viral dan algoritme rekomendasi di TikTok dan X, serta saluran Telegram khusus.

Siapa yang Berada di Balik Kerusuhan yang Menarget Umat Islam di

1.Kelompok Ekstrimis Sayap Kanan

Alih-alih satu entitas yang dapat dilarang atau diberi sanksi, polisi kini menghadapi musuh yang "tidak jelas", kata Paul Jackson, profesor sejarah radikalisme dan ekstremisme di Universitas Northampton. "Jaringan yang lebih luas" dari kelompok-kelompok dan tokoh-tokoh yang terpecah, yang menemukan tujuan yang sama dan yang kapasitasnya untuk berorganisasi secara spontan, telah sangat ditingkatkan oleh media sosial.



Perdana menteri minggu ini memberi tahu platform media sosial, memperingatkan mereka bahwa hasutan yang "jelas disebarkan secara daring" juga merupakan kejahatan — dan terjadi di "tempat" mereka.

Kerusuhan yang dimulai pada hari Selasa di Southport dekat Liverpool — menyusul pembunuhan tiga gadis muda — telah berubah menjadi letusan kekerasan sayap kanan paling luas di Inggris selama bertahun-tahun.

Protes telah pecah dari Hartlepool hingga Downing Street, dengan lebih dari 130 orang ditangkap di seluruh negeri sejauh ini.

2. Berafialisi dengan Neo-Nazi

Ketika perusuh pertama kali menyerang sebuah masjid di Southport pada Selasa malam, melemparkan batu bata ke petugas dan secara keliru menyalahkan imigran dan Islam atas penusukan massal gadis-gadis muda di kelas dansa bertema Taylor Swift sehari sebelumnya, polisi Merseyside awalnya menuding English Defence League.

Ada seruan agar EDL, yang didirikan oleh salah satu aktivis sayap kanan paling terkenal di Inggris, Stephen Yaxley-Lennon — yang lebih dikenal sebagai Tommy Robinson. Namun menurut para ahli, EDL tidak lagi ada secara formal lebih dari satu dekade lalu, meskipun beberapa pengikut Robinson — termasuk setidaknya satu anggota kelompok neo-Nazi Patriotic Alternative — terlihat dalam kerusuhan tersebut.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More