AS Peringatkan Hizbullah soal Serangan Besar Israel di Timur dan Selatan Lebanon
Rabu, 31 Juli 2024 - 16:29 WIB
BEIRUT - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memberi tahu Hizbullah melalui mediator Lebanon bahwa Israel berencana melakukan "serangan besar" di timur dan selatan Lebanon sebagai balasan atas serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Seorang pejabat senior Arab yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa peringatan telah disampaikan untuk mencegah perang "penuh" dengan Lebanon.
Peringatan AS itu mungkin agar Hizbullah dapat memindahkan para komandan senior keluar dari daerah tersebut.
Pada Selasa malam (30/7/2024), satu ledakan besar melanda pinggiran kota selatan Beirut yang dianggap sebagai benteng Hizbullah.
Militer Israel mengatakan serangan terhadap Dahiyeh menargetkan seorang komandan senior Hizbullah.
Informasi rahasia tersebut dapat menjelaskan mengapa pejabat AS secara terbuka mengabaikan kekhawatiran tentang pecahnya perang penuh antara kelompok yang didukung Iran dan Israel, serta menyebutnya "berlebihan".
"Berdasarkan percakapan yang telah kami lakukan, kami tidak percaya bahwa ini perlu mengakibatkan eskalasi perang yang lebih luas. Tidak ada alasan untuk hasil itu terjadi," ungkap juru bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan pada Senin.
Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari sejak serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.
Kelompok Lebanon yang didukung Iran itu menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang terkepung di Gaza.
Seorang pejabat senior Arab yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa peringatan telah disampaikan untuk mencegah perang "penuh" dengan Lebanon.
Peringatan AS itu mungkin agar Hizbullah dapat memindahkan para komandan senior keluar dari daerah tersebut.
Pada Selasa malam (30/7/2024), satu ledakan besar melanda pinggiran kota selatan Beirut yang dianggap sebagai benteng Hizbullah.
Militer Israel mengatakan serangan terhadap Dahiyeh menargetkan seorang komandan senior Hizbullah.
Informasi rahasia tersebut dapat menjelaskan mengapa pejabat AS secara terbuka mengabaikan kekhawatiran tentang pecahnya perang penuh antara kelompok yang didukung Iran dan Israel, serta menyebutnya "berlebihan".
"Berdasarkan percakapan yang telah kami lakukan, kami tidak percaya bahwa ini perlu mengakibatkan eskalasi perang yang lebih luas. Tidak ada alasan untuk hasil itu terjadi," ungkap juru bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan pada Senin.
Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari sejak serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.
Kelompok Lebanon yang didukung Iran itu menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang terkepung di Gaza.
Lihat Juga :
tulis komentar anda