Jelang Olimpiade 2024, Jaringan Kereta Cepat Prancis Lumpuh Akibat Sabotase Besar-besaran
Jum'at, 26 Juli 2024 - 20:17 WIB
PARIS - Layanan kereta cepat di Prancis terganggu pada hari Jumat (26/7/2024), hanya beberapa jam sebelum upacara pembukaan Olimpiade Paris menyusul serangkaian "tindakan jahat" termasuk pembakaran dan pencurian kabel.
Situasi kacau itu diungkap operator kereta cepat negara itu, SNCF.
Dalam posting di X, perusahaan itu mengatakan sebanyak tiga jalur TGV telah rusak, termasuk rute Atlantik, Utara, dan Timur.
Sekelompok penyabot membakar dan mencuri kabel di persimpangan Courtalain, Pagny-sur-Moselle, dan Croisilles di jaringan kereta cepat itu. Serangan lain digagalkan di Verginy di jalur Tenggara.
Operator itu mengatakan "sejumlah besar kereta dialihkan atau dibatalkan," sementara CEO perusahaan itu, Jean-Pierre Farandou, memperkirakan 800.000 penumpang akan terpengaruh oleh gangguan itu.
Dalam pernyataan, SNCF meminta semua pelancong yang dapat menunda perjalanan mereka untuk melakukannya atau menggunakan jalur klasik (non-kecepatan tinggi) hingga lalu lintas TGV pulih. Perbaikan telah dimulai, tetapi diperkirakan akan terus berlanjut setidaknya hingga Senin.
“Ini besar. Ada ratusan kabel yang harus disambungkan kembali satu per satu, yang mengontrol perangkat keselamatan. Kemudian kami harus mengujinya. Ini pekerjaan tukang emas,” ujar Matthieu Chabanel, kepala pemeliharaan di SNCF, mengatakan kepada Le Figaro.
Menteri Transportasi Patrice Vergriete mengatakan serangan itu disengaja, karena “semuanya dilakukan pada saat yang sama” dengan “mobil van” pelaku ditemukan di lokasi.
Namun, sejauh ini, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan belum ada penangkapan yang dilakukan.
Serangan itu dikutuk otoritas Prancis, yang mengatakan serangan itu ditujukan untuk mengganggu stabilitas Prancis, terutama karena serangan itu bertepatan dengan dimulainya Olimpiade Paris.
"Melalui SNCF, mereka menyerang sebagian Prancis," ujar Farandou, mencap para pelaku sebagai "sekelompok orang gila dan tidak bertanggung jawab, yang mengira tindakan mereka adalah tindakan yang cerdas untuk mencegah kami melakukan tugas kami."
Vergriete menulis di X bahwa dia "mengutuk keras tindakan kriminal ini yang akan membahayakan banyak warga Prancis yang akan pergi berlibur."
Di BFMTV, Menteri Olahraga Amelie Oudea-Castera menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan sabotase."
"Ini benar-benar mengerikan. Ini merugikan Olimpiade, merugikan Prancis," tegas dia.
Penjabat Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengatakan badan intelijen dan penegak hukum telah "dikerahkan" untuk menyelidiki serangan itu dan menemukan para pelakunya.
Situasi kacau itu diungkap operator kereta cepat negara itu, SNCF.
Dalam posting di X, perusahaan itu mengatakan sebanyak tiga jalur TGV telah rusak, termasuk rute Atlantik, Utara, dan Timur.
Sekelompok penyabot membakar dan mencuri kabel di persimpangan Courtalain, Pagny-sur-Moselle, dan Croisilles di jaringan kereta cepat itu. Serangan lain digagalkan di Verginy di jalur Tenggara.
Operator itu mengatakan "sejumlah besar kereta dialihkan atau dibatalkan," sementara CEO perusahaan itu, Jean-Pierre Farandou, memperkirakan 800.000 penumpang akan terpengaruh oleh gangguan itu.
Dalam pernyataan, SNCF meminta semua pelancong yang dapat menunda perjalanan mereka untuk melakukannya atau menggunakan jalur klasik (non-kecepatan tinggi) hingga lalu lintas TGV pulih. Perbaikan telah dimulai, tetapi diperkirakan akan terus berlanjut setidaknya hingga Senin.
“Ini besar. Ada ratusan kabel yang harus disambungkan kembali satu per satu, yang mengontrol perangkat keselamatan. Kemudian kami harus mengujinya. Ini pekerjaan tukang emas,” ujar Matthieu Chabanel, kepala pemeliharaan di SNCF, mengatakan kepada Le Figaro.
Menteri Transportasi Patrice Vergriete mengatakan serangan itu disengaja, karena “semuanya dilakukan pada saat yang sama” dengan “mobil van” pelaku ditemukan di lokasi.
Namun, sejauh ini, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan belum ada penangkapan yang dilakukan.
Serangan itu dikutuk otoritas Prancis, yang mengatakan serangan itu ditujukan untuk mengganggu stabilitas Prancis, terutama karena serangan itu bertepatan dengan dimulainya Olimpiade Paris.
"Melalui SNCF, mereka menyerang sebagian Prancis," ujar Farandou, mencap para pelaku sebagai "sekelompok orang gila dan tidak bertanggung jawab, yang mengira tindakan mereka adalah tindakan yang cerdas untuk mencegah kami melakukan tugas kami."
Vergriete menulis di X bahwa dia "mengutuk keras tindakan kriminal ini yang akan membahayakan banyak warga Prancis yang akan pergi berlibur."
Di BFMTV, Menteri Olahraga Amelie Oudea-Castera menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan sabotase."
"Ini benar-benar mengerikan. Ini merugikan Olimpiade, merugikan Prancis," tegas dia.
Penjabat Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengatakan badan intelijen dan penegak hukum telah "dikerahkan" untuk menyelidiki serangan itu dan menemukan para pelakunya.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda