Penjelasan Hubungan Rumit Arab Saudi, Israel, dan Yaman, Musuh Bisa Jadi Teman Tergantung Kepentingan
Selasa, 23 Juli 2024 - 15:33 WIB
Hubungan Arab Saudi, Israel, dan Yaman memang tidak bisa dilepaskan dari berbagai konflik yang ada di Timur Tengah. Mengingat Riyadh juga merupakan salah satu pihak yang menyokong militer untuk perang saudara di Sana'a di masa lalu.
Kebencian Arab Saudi—negara yang didominasi Muslim Sunni—terhadap Yaman muncul setelah Houthi mulai mendominasi negara tersebut. Bahkan kini kelompok tersebut sudah mengambil alih pemerintahan dan militer Yaman.
Pada masa lalu, Arab Saudi memang selalu berkonflik dengan banyak kelompok milisi Syiah bentukan Iran, seperti Houthi dari Yaman dan Hizbullah dari Lebanon.
Bahkan pada 2015 lalu, Arab Saudi mulai terlibat dengan melakukan intervensi militer ke Yaman. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, adalah menggulingkan Houthi dan mengembalikan dominasi Islam Sunni di Yaman.
Pada dasarnya, Arab Saudi tidaklah memiliki hubungan buruk dengan Yaman. Mereka hanya ingin kelompok milisi Syiah tidak terlalu mendominasi Timur Tengah.
Sedangkan untuk hubungan Arab Saudi dengan Israel sendiri masih sangat abu-abu. Sampai saat ini, Riyadh terlihat seperti diam saja melihat penderitaan rakyat Palestina.
Sebenarnya Arab Saudi telah memberi pernyataan tegas pada Februari 2024, bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Palestina merdeka.
Namun setelah itu, sudah tidak ada langkah lagi yang diambil Arab Saudi untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
Sampai saat ini pun hubungan ketiga negara masih diselimuti dengan kebencian-kebencian. Namun Arab Saudi memilih untuk tidak membela pihak manapun.
Kebencian Arab Saudi—negara yang didominasi Muslim Sunni—terhadap Yaman muncul setelah Houthi mulai mendominasi negara tersebut. Bahkan kini kelompok tersebut sudah mengambil alih pemerintahan dan militer Yaman.
Pada masa lalu, Arab Saudi memang selalu berkonflik dengan banyak kelompok milisi Syiah bentukan Iran, seperti Houthi dari Yaman dan Hizbullah dari Lebanon.
Bahkan pada 2015 lalu, Arab Saudi mulai terlibat dengan melakukan intervensi militer ke Yaman. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, adalah menggulingkan Houthi dan mengembalikan dominasi Islam Sunni di Yaman.
Pada dasarnya, Arab Saudi tidaklah memiliki hubungan buruk dengan Yaman. Mereka hanya ingin kelompok milisi Syiah tidak terlalu mendominasi Timur Tengah.
Sedangkan untuk hubungan Arab Saudi dengan Israel sendiri masih sangat abu-abu. Sampai saat ini, Riyadh terlihat seperti diam saja melihat penderitaan rakyat Palestina.
Sebenarnya Arab Saudi telah memberi pernyataan tegas pada Februari 2024, bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Palestina merdeka.
Namun setelah itu, sudah tidak ada langkah lagi yang diambil Arab Saudi untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
Sampai saat ini pun hubungan ketiga negara masih diselimuti dengan kebencian-kebencian. Namun Arab Saudi memilih untuk tidak membela pihak manapun.
(mas)
tulis komentar anda