Memilukan, Para Perempuan di Negara Ini Barter Seks dengan Makanan
Senin, 22 Juli 2024 - 15:37 WIB
OMDURMAN - Sebuah laporan dari The Guardian mengungkap nasib memilukan yang dialami para perempuan di Sudan, negara yang dilanda perang. Mereka dipaksa berhubungan seks dengan tentara demi mendapatkan makanan untuk keluarga mereka.
Lebih dari dua lusin perempuan yang melarikan diri dari kota Omdurman di Sudan mengatakan bahwa berhubungan seks dengan tentara adalah satu-satunya cara mereka dapat mengakses makanan atau barang yang dapat mereka jual guna mengumpulkan uang guna memberi makan keluarga.
Seorang wanita yang berbicara kepada The Guardian, Senin (22/7/2024), mengatakan praktik "barter seks dengan makanan" itu terjadi di pabrik-pabrik di seluruh kota tempat penimbunan makanan.
“Kedua orang tua saya sudah terlalu tua dan sakit-sakitan dan saya tidak pernah membiarkan putri saya keluar mencari makanan. Saya menemui tentara dan itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan makanan—mereka ada di mana-mana di kawasan pabrik,” kata seorang perempuan, yang dipaksa berhubungan seks dengan tentara di pabrik pengolahan daging pada Mei tahun lalu.
Kondisi yang memaksanya seperti itu dimulai segera setelah perang saudara pecah di Sudan, yang menyebabkan para tentara berhadapan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF)—paramiliter yang terkenal kuat.
Laporan pemerkosaan oleh orang-orang bersenjata juga muncul beberapa hari setelah konflik dimulai pada 15 April tahun lalu.
Perang di Sudan telah menewaskan puluhan ribu orang, dan beberapa laporan bahwa memperkiraan jumlah korban tewas bisa mencapai 150.000 orang.
Perang saudara ini telah menciptakan salah satu krisis pengungsi terburuk di dunia, di mana lebih dari 11 juta orang mengungsi dan membawa negara tersebut ke ambang kelaparan.
Lebih dari dua lusin perempuan yang melarikan diri dari kota Omdurman di Sudan mengatakan bahwa berhubungan seks dengan tentara adalah satu-satunya cara mereka dapat mengakses makanan atau barang yang dapat mereka jual guna mengumpulkan uang guna memberi makan keluarga.
Seorang wanita yang berbicara kepada The Guardian, Senin (22/7/2024), mengatakan praktik "barter seks dengan makanan" itu terjadi di pabrik-pabrik di seluruh kota tempat penimbunan makanan.
“Kedua orang tua saya sudah terlalu tua dan sakit-sakitan dan saya tidak pernah membiarkan putri saya keluar mencari makanan. Saya menemui tentara dan itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan makanan—mereka ada di mana-mana di kawasan pabrik,” kata seorang perempuan, yang dipaksa berhubungan seks dengan tentara di pabrik pengolahan daging pada Mei tahun lalu.
Kondisi yang memaksanya seperti itu dimulai segera setelah perang saudara pecah di Sudan, yang menyebabkan para tentara berhadapan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF)—paramiliter yang terkenal kuat.
Laporan pemerkosaan oleh orang-orang bersenjata juga muncul beberapa hari setelah konflik dimulai pada 15 April tahun lalu.
Perang di Sudan telah menewaskan puluhan ribu orang, dan beberapa laporan bahwa memperkiraan jumlah korban tewas bisa mencapai 150.000 orang.
Perang saudara ini telah menciptakan salah satu krisis pengungsi terburuk di dunia, di mana lebih dari 11 juta orang mengungsi dan membawa negara tersebut ke ambang kelaparan.
tulis komentar anda