Badai Dahsyat Jatuhkan Pesawat Pengebom Nuklir B-52 AS
Kamis, 18 Juli 2024 - 11:35 WIB
NEW YORK - Badai dahsyat yang menerjang New York, Amerika Serikat (AS), telah menjatuhkan pesawat pengebom nuklir B-52 dari platformnya di Pangkalan Angkatan Udara Griffiss.
Badai yang muncul pada hari Selasa itu juga merobek atap gereja abad ke-19, menewaskan seorang pria yang keluar untuk memeriksa mobil antiknya.
Gubernur New York Kathy Hochul pada hari Rabu meninjau kerusakan dan mengumumkan keadaan darurat untuk seluruh negara bagian,—yang masih berlaku dengan angin merusak dan hujan lebat diperkirakan akan terjadi di banyak wilayah New York pada Rabu malam.
Salah satu daerah yang paling terkena dampaknya adalah Mohawk Valley.
Hochul, dalam konferensi pers, mengatakan badai tersebut telah menghancurkan empat bangunan dan menyebabkan kerusakan struktural besar pada 22 bangunan lainnya.
Menurutnya, badai itu begitu dahsyat sehingga menjatuhkan pesawat pengebom B-52 seberat 185.000 pon (83.000 kg) dari platformnya di Pangkalan Angkatan Udara Griffiss. Pesawat itu mampu membawa bom nuklir.
“Anda tidak dapat membayangkan dampak melihat dari langit betapa besarnya kerusakan yang terjadi. Ketika Anda melihat seluruh petak pohon tumbang seperti tusuk gigi, dan kemudian rumah-rumah—atapnya hilang,” kata Hochul, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/7/2024).
Dia berbicara di depan Gereja St Mary, yang dibangun pada tahun 1862 menurut situs gereja, dengan sebagian besar atapnya terkoyak oleh badai.
Badai yang muncul pada hari Selasa itu juga merobek atap gereja abad ke-19, menewaskan seorang pria yang keluar untuk memeriksa mobil antiknya.
Gubernur New York Kathy Hochul pada hari Rabu meninjau kerusakan dan mengumumkan keadaan darurat untuk seluruh negara bagian,—yang masih berlaku dengan angin merusak dan hujan lebat diperkirakan akan terjadi di banyak wilayah New York pada Rabu malam.
Salah satu daerah yang paling terkena dampaknya adalah Mohawk Valley.
Hochul, dalam konferensi pers, mengatakan badai tersebut telah menghancurkan empat bangunan dan menyebabkan kerusakan struktural besar pada 22 bangunan lainnya.
Menurutnya, badai itu begitu dahsyat sehingga menjatuhkan pesawat pengebom B-52 seberat 185.000 pon (83.000 kg) dari platformnya di Pangkalan Angkatan Udara Griffiss. Pesawat itu mampu membawa bom nuklir.
“Anda tidak dapat membayangkan dampak melihat dari langit betapa besarnya kerusakan yang terjadi. Ketika Anda melihat seluruh petak pohon tumbang seperti tusuk gigi, dan kemudian rumah-rumah—atapnya hilang,” kata Hochul, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/7/2024).
Dia berbicara di depan Gereja St Mary, yang dibangun pada tahun 1862 menurut situs gereja, dengan sebagian besar atapnya terkoyak oleh badai.
tulis komentar anda